QS. Al-'Ankabut Ayat 63

وَلَٮِٕنۡ سَاَلۡتَهُمۡ مَّنۡ نَّزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَحۡيَا بِهِ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَوۡتِهَا لَيَقُوۡلُنَّ اللّٰهُ‌ؕ قُلِ الۡحَمۡدُ لِلّٰهِ‌ؕ بَلۡ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡقِلُوۡنَ
Wa la'in sa altahum man nazzala minas samaaa'e maaa'an fa ahyaa bihil arda mim ba'di mawtihaa la yaquulunnal laah; qulil hamdu lillah; bal aksaruhum laa ya'qiluun
Dan jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan (air) itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah," tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti.
Juz ke-21
Tafsir
Allah kembali menunjukkan bukti kebodohan orang kafir karena tidak mau menggunakan akal mereka untuk membuktikan wujud dan keesaan-Nya. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang sudah mati?” Pasti mereka akan menjawab, “Allah.” Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Segala puji bagi Allah” bahwa mereka mengakui kebenaran hal tersebut, tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti atau tidak mau mempelajari bahwa tidak ada kontradiksi di alam ini; segalanya berjalan dengan teratur.
Dalam ayat ini, pertanyaan masih dihadapkan kepada orang-orang musyrik Mekah. Mereka ditanya tentang siapa yang menurunkan air hujan dari langit, kemudian dengan air itu suburlah tanah yang selama ini tandus dan gersang? Apa jawaban mereka terhadap pertanyaan ini?

Pada ayat 61 di atas mereka telah menyatakan bahwa Allah-lah yang menjadikan langit dan bumi, serta menundukkan matahari dan bulan. Hal ini adalah suatu yang tidak perlu diperbincangkan lagi karena sesuai dengan akal pikiran yang benar dan ajaran agama yang dibawa Nabi Ibrahim, agama yang diakui sebagai agama mereka. Namun demikian, perbuatan mereka berlawanan dengan pernyataan yang mereka ucapkan. Inilah keanehan yang ada pada mereka. Maka dalam ayat 63 ini, Allah menerangkan bahwa kalau dihadapkan kepada mereka pertanyaan tersebut, mereka juga akan menjawab, "Allah."

Dengan demikian jelaslah bahwa mereka mempercayai bahwa Allah-lah Pemilik semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah yang mengendalikan segala sesuatu yang ada pada keduanya, seperti menurunkan hujan dari langit, kemudian dengan air hujan itu bumi menjadi subur dan menumbuhkan tanam-tanaman. Akan tetapi, kepercayaan mereka ini tidak melandasi amal perbuatan yang mereka lakukan setiap hari, karena mereka mempersekutukan Tuhan dengan berhala-berhala yang tidak mempunyai kekuasaan atau kekuatan apa pun.

Sekalipun orang-orang musyrik menyatakan pengakuan seperti di atas, namun kebanyakan mereka tidak mau memahami dan mengamalkan pengakuan itu. Mereka seakan-akan seperti orang bodoh yang tidak dapat mengerti hakikat pengakuan mereka. Hal yang demikian itu disebabkan oleh kesesatan dan kezaliman yang telah mengalahkan kebenaran. Apabila kebenaran itu dikemukakan kepada mereka, sekalipun pikiran dan naluri mereka menerimanya, tetapi hati mereka tidak menerimanya lagi. Bahkan mereka menuduh Nabi Muhammad telah menyihir mereka, sehingga mereka ragu terhadap kenyataan yang dilihat oleh mata dan pikiran mereka sendiri. Allah berfirman:

Tentulah mereka berkata, "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang yang terkena sihir." (al-hijr/15: 15)

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya mengucapkan "al-hamdulillah". Perkataan ini diucapkan sebagai pernyataan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya, yaitu tersingkapnya kebenaran dengan adanya pengakuan dan pernyataan kaum musyrik tentang keesaan Tuhan. Namun demikian, sekalipun mereka telah mengakui kekuasaan dan kemahapemurahan Allah, tetapi hati mereka masih tergantung pada berhala-berhala yang mereka sembah.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-'Ankabut
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Bacaan Selawat Asyghil:...
Bacaan Selawat Asyghil: Arab, Latin, Terjemahan dan Keutamaannya

Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.

Bacaan Doa Agar Tidak...
Bacaan Doa Agar Tidak Hujan: Arab, Latin dan Terjemahannya

Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.

7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.