QS. Asy-Syu'ara' Ayat 64

وَاَزۡلَـفۡنَا ثَمَّ الۡاٰخَرِيۡنَ​ۚ‏
Wa azlafnaa sammal aakhariin
Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.
Juz ke-19
Tafsir
Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain, yaitu Fir’aun dan bala tentaranya, sebagai cara Kami sebelum menenggelamkan mereka. Lalu Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa melalui jalan yang terbelah itu. Kemudian setelah semuanya berada di tengah laut, Kami kembalikan daratan itu menjadi laut kembali, sehingga Fir’aun dan semua bala tentaranya mati tenggelam.
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Fir'aun melihat Bani Israil dari dekat berjalan mengarungi lautan itu, ia dan tentaranya pun mengikuti jejak mereka dan memasuki lautan. Ketika Fir'aun dan tentaranya berada di tengah-tengah laut, sedang Musa dan Bani Israil sudah sampai di seberang lautan dan semuanya selamat sampai di darat, air laut pun bertaut kembali seperti biasa. Dengan demikian, Fir'aun yang sedang meniti jalan yang sama terjebak air dan tenggelam bersama tentaranya, sehingga tidak ada seorang pun yang selamat.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.