QS. Asy-Syu'ara' Ayat 71

قَالُوۡا نَـعۡبُدُ اَصۡنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عٰكِفِيۡنَ‏
Qooluu na'budu asnaaman fanazallu lahaa 'aakifiin
Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya."
Juz ke-19
Tafsir
Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya setiap saat." Nabi Ibrahim mencoba berdialog dengan mereka dan mengajak mereka berpikir secara rasional, tidak secara emosional.
Pertanyaan itu dijawab kaumnya dengan sikap sombong, "Memang kami ini adalah penyembah berhala. Seluruh hidup dan kehidupan kami, dengan rela kami baktikan kepadanya." Menurut ahli tafsir, kaum Nabi Ibrahim tersebut melakukan penyembahan terhadap berhala pada siang hari saja. Mereka sangat tekun dan khusyuk menyembahnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.