QS. An-Nahl Ayat 73

وَيَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مَا لَا يَمۡلِكُ لَهُمۡ رِزۡقًا مِّنَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ شَيۡــًٔا وَّلَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ‌ۚ
Wa ya'buduuna min duunil laahi maa laa yamliku lahum rizqam minas samaawaati wal ardi shai'anw wa laa yastatii'uun
Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka, dari langit dan bumi, dan tidak akan sanggup (berbuat apa pun).
Juz ke-14
Tafsir
Dan orang kafir serta musyrik tetap enggan menyembah Allah yang telah memberi mereka berbagai rezeki dan anugerah. Mereka justru menyembah selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak dapat memberikan rezeki dalam bentuk apa pun kepada mereka, yang bersumber dari langit seperti air dan yang bersumber dari bumi, seperti tanah tempat mereka bercocok tanam dan menggembalakan ternak. Dan sesembahan mereka itu tidak akan sanggup mendatangkan mudarat bagi mereka dan tidak pula sanggup menolong dan melindungi mereka dari azab Allah.
Selanjutnya Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang musyrik menyembah patung-patung atau tuhan-tuhan lain selain Allah, padahal tuhan-tuhan mereka itu tidak mampu memberi mereka rezeki dari langit seperti menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, dan sebagainya. Patung-patung itu tidak memiliki kekuatan apa punkarena patung-patung itu adalah benda mati. Patung-patung tidak mungkin memberikan keuntungan apapun, bahkan seandainya dihancurkan, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.