QS. An-Nahl Ayat 74

فَلَا تَضۡرِبُوۡا لِلّٰهِ الۡاَمۡثَالَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Falaa tadribuu lillaahil amsaal; innal laaha ya'lamu wa antum laa ta'lamuun
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Juz ke-14
Tafsir
Maka janganlah kamu, wahai manusia, mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan menyembah dan mempertuhankan apa pun selain Dia serta menisbatkan sifat-sifat buruk kepada-Nya. Sungguh, Allah mengetahui segala sesuatu, sedang kamu tidak mengetahui kecuali yang telah Allah ajarkan kepada kamu. Karena itu, berbuatlah sesuai arahan Allah sebab hal itu tentu baik bagi kehidupanmu.
Allah melarang hamba-Nya menyamakan sifat-sifat Allah dengan makhluk-Nya, karena sifat-sifat Allah itu tidak dapat disamai dan ditandingi. Untuk memperkuat pengertian ayat ini, dapat dikemukakan sebuah riwayat dari Ibnu Mundzir dan Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas bahwa dia berkata mengenai arti ayat itu bahwa Allah berfirman, "Makanya jangan kamu beranggapan adanya tuhan-tuhan lain selain Aku, karena sesungguhnya tidak ada tuhan selain Aku."

Kemudian Allah swt menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi. Dia mengetahui kejahatan yang dilakukan oleh makhluk-Nya dan Dia pulalah yang berkuasa untuk menghukum mereka dengan siksaan yang pedih. Mereka tidak mengetahui sedikit pun siksaan apa yang harus mereka rasakan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.