QS. Asy-Syu'ara' Ayat 79

وَ الَّذِىۡ هُوَ يُطۡعِمُنِىۡ وَيَسۡقِيۡنِۙ‏
Wallazii Huwa yut'imunii wa yasqiin
dan Yang memberi makan dan minum kepadaku;
Juz ke-19
Tafsir
Dan Yang memberi makan dan minum kepadaku, melalui rezeki dari air hujan yang menyuburkan tanah sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Dari situlah aku makan dan minum.
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memberi manusia makan dan minum. Makan dan minum itu merupakan rezeki dari Allah. Caranya Allah memberi rezeki itu dengan jalan memudahkan bagi manusia untuk memperolehnya. Semuanya itu bergantung kepada kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing manusia. Allah menurunkan hujan dari langit sebagai minuman bagi manusia, binatang, dan hewan ternak. Dengan air hujan itu, bumi menjadi subur dan menghasilkan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan untuk dapat dinikmati. Begitu juga Allah menyediakan seribu macam benda-benda berharga dalam perut bumi seperti besi, minyak, emas, aluminium, dan sebagainya. Semuanya dengan maksud agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman:

(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (al-Baqarah/2: 22).
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.