QS. Al-Qasas Ayat 86

وَمَا كُنۡتَ تَرۡجُوۡۤا اَنۡ يُّلۡقٰٓى اِلَيۡكَ الۡكِتٰبُ اِلَّا رَحۡمَةً مِّنۡ رَّبِّكَ‌ فَلَا تَكُوۡنَنَّ ظَهِيۡرًا لِّـلۡكٰفِرِيۡنَ
Wa maa kunta tarjuuu ai yulqooa ilaikal Kitaabu illaa rahmatam mir Rabbika falaa takuunanna zahiiral lilkaafiriin
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir,
Juz ke-20
Tafsir
Pada masa sebelum turunnya wahyu pertama, engkau wahai Nabi Muhammad tidak pernah menduga dan mengharap agar Kitab Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu, tetapi ternyata ia diturunkan oleh Allah kepadamu. Hal ini adalah sebagai rahmat yang sangat besar dari Tuhanmu, bagi dirimu dan seluruh makhluk di alam raya ini. Oleh sebab itu, ingatlah nikmat tersebut, dan tetaplah menyampaikannya. Janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir.
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya Al-Qur'an kepadanya untuk mengetahui berita-berita orang-orang sebelumnya, dan hal-hal yang terjadi sesudahnya, antara lain seperti agama yang mengandung kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat, dan juga adab-adab yang meninggikan derajat mereka dan mencerdaskan akal pikiran mereka. Sekalipun demikian, Allah menurunkan semuanya itu kepada Muhammad sebagai rahmat dari-Nya.

Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad dan umatnya untuk membantu perjuangan orang-orang kafir dalam bentuk apa pun. Umat Muhammad justru dituntut untuk membantu memperkuat perjuangan umat Islam. Oleh karena itu, hendaklah ia memuji Tuhannya atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya dengan penurunan kitab suci Al-Qur'an. Nabi saw tidak perlu menolong dan membantu orang-orang musyrik yang mengingkari Kitab suci Al-Qur'an itu, tetapi hendaklah ia memisahkan diri dan berpaling dari mereka sesuai dengan firman Allah:

Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (al-hijr/15: 94)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Qasas
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.