QS. An-Nahl Ayat 87
Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:
Dan (alangkah ngerinya), jika kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin." (as-Sajdah/32: 12)
Orang-orang musyrik pada akhirnya meyakini kesesatannya dan menyesali diri. Segala sembahan mereka selama ini seakan lenyap tanpa bekas. Padahal dulunya, mereka menganggap bahwa sembahan-sembahan itu merupakan sekutu Tuhan yang dapat memberi pertolongan kepada mereka.
Sebelum menyatakan ketundukan mereka kepada Allah swt, orang-orang musyrik pertama kali memungkiri bahwa mereka telah mempersekutukan-Nya, seperti diterangkan Allah swt:
(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta. (al-Mujadalah/58: 18)
Pada hari kiamat, orang-orang musyrik pertama kali mungkir kemudian tunduk kepada Allah swt. Mungkir itu disebabkan ketebalan karat-karat kemusyrikan yang menutup jiwa mereka sehingga mereka jauh dari cahaya iman. Fitrah insaniah yang cenderung kepada pengakuan akan keesaan Tuhan menjadi tertutup oleh kegelapan tabir syirik sehingga cahaya fitrah insaniah itu tak berdaya menembusnya. Tetapi kemudian setelah melalui perkembangan dan waktu yang lama, karat-karat yang menutupi jiwa manusia itu semakin menipis, sedangkan sinar fitrah insaniah yang terus hidup berusaha menembus dinding-dinding itu, sehingga akhirnya kembali mengakui keesaan Allah dan menyerah tunduk kepada-Nya.
Demikianlah perkembangan jiwa orang-orang musyrik, dari ingkar kepada keesaan Tuhan kemudian menjadi pengakuan akan keesaan-Nya. Namun demikian, pengakuan ini terlambat sehingga tidak bermanfaat lagi bagi mereka.
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.