QS. Asy-Syu'ara' Ayat 87

وَلَا تُخۡزِنِىۡ يَوۡمَ يُبۡعَثُوۡنَۙ‏
Wa laa tukhzinii Yawma yub'asuun
dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
Juz ke-19
Tafsir
"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, di hadapan manusia lain bersamaku, tapi tutupilah kesalahanku, hanya Engkau sajalah yang mengetahui keadaanku yang sebenarnya.
Selanjutnya Ibrahim bermunajat kepada Allah agar ia tidak mengalami penghinaan di hari Kiamat kelak. Ini memberi kesan betapa rendah hatinya seorang nabi, sekalipun ia telah memperoleh derajat yang begitu tinggi di sisi Allah, namun ia masih bermohon agar tidak dihinakan pada hari Kiamat. Ibrahim mengadu kepada Tuhan seraya berkata, "Wahai Tuhan, bukankah engkau telah menjanjikan bahwa aku tidak akan dihinakan di hari Kiamat. Manakah penghinaan yang lebih berat lagi rasanya bagiku daripada penghinaan bertemu dengan bapakku dalam keadaan begini?" Allah merespon doanya dengan berfirman, "Hai Ibrahim, sesungguhnya aku haramkan surga bagi orang-orang kafir."
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.