QS. Al-Qari'ah Ayat 4-5
-
يَوۡمَ يَكُوۡنُ النَّاسُ كَالۡفَرَاشِ الۡمَبۡثُوۡثِۙYauma ya kuunun naasu kal farashil mabthuuth4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,Juz ke-30 tafsir ayat ke-4
-
وَتَكُوۡنُ الۡجِبَالُ كَالۡعِهۡنِ الۡمَنۡفُوۡشِؕWa ta kuunul jibalu kal 'ihnil manfuush5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.Juz ke-30 tafsir ayat ke-5
Pada mulanya orang Yahudi termasuk di antara orang yang menanti-nantikan kedatangan Nabi Muhammad SAW, tetapi karena Nabi berasal dari bangsa Arab, mereka menolaknya.
Al-Quran seperti dikemukakan berusaha menggambarkan bahwa hidup di akhirat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia. Sesungguhnya akhirat itu lebih baik untukmu daripada dunia (QS Al-Dhuha 93: 4).
Ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi menunjukkan bahwa kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalah ketiadaan hidup di dunia, dalam arti manusia yang meninggal hakikatnya masih hidup.
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan persoalan anak angkat di zaman Nabi Muhammad SAW tidak begitu mudah, sebab masalah ini sudah menjadi aturan masyarakat dan berakar dalam kehidupan Bangsa Arab.
Laqith (anak yang dipungut di jalan) sama dengan anak yatim. Akan tetapi untuk anak seperti ini lebih patut dinamakan Ibnu Sabil (anak jalan) yang oleh Islam kita dianjurkan untuk memeliharanya.