Kebangkitan Kaum Sodom dan Kehancuran Umat Nabi Luth

Senin, 06 Juli 2015 - 18:05 WIB
Kebangkitan Kaum Sodom dan Kehancuran Umat Nabi Luth
Kebangkitan Kaum Sodom dan Kehancuran Umat Nabi Luth
A A A
DISAHKANNYA pernikahan sesama jenis di 30 negara bagian Amerika Serikat dan Ibu Kota Washington DC menandakan kebangkitan kaum sodom di abad ke-21. Kaum sodom merupakan umat Nabi Luth yang dimusnahkan oleh Allah SWT.

Kemenangan kaum sodom di Amerika itu terus menjalar ke belahan bumi lainnya, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan komunitas gay dan lesbi di kota-kota besar.

Kebangkitan kaum sodom di Indonesia juga ditandai dengan lahirnya komunitas gay di jejaring sosial Facebook. Melalui komunitas ini, para pecinta sesama jenis mengumbar nafsu dan melakukan transaksi seks dengan bebas.

Dalam riwayat Nabi Luth (1950-1870 SM) diceritakan, kaum sodom merujuk pada kota besar di Yordania yang bernama Kota Sodom. Riwayat ini juga diceritakan dalam kitab agama Yahudi dan Kristen.

Nabi Luth adalah anak keponakan Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Haran (Abaraan) bin Tareh, saudara kandung Nabi Ibrahim yang kembar dengan pamannya yang bernama Nahor.

Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Rau bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dia menikah dengan seorang gadis bernama Ado. Namun ada juga yang menyebutnya Walihah.

Nabi Luth memiliki dua orang anak perempuan bernama Raitsa dan Zaghrata. Sebagian besar hidup Nabi Luth dihabiskan dengan mengikuti perjalanan bersama Nabi Ibrahim. Mereka juga dikenal suka berdagang dan beternak.



Peternakan yang dikelola Nabi Ibrahim dan Luth, di Mesir, memiliki kemajuan yang sangat pesat. Saat usaha ternak mereka maju pesat, Nabi Luth dan Nabi Ibrahim akhirnya berpisah karena satu tujuan.

Nabi Luth lalu pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sodom (Sadum). Perpindahan Nabi Luth ke Kota Sodom bukan tanpa maksud. Allah SWT sengaja mengutusnya ke sana untuk berdakwah.

Sebelum Nabi Luth datang, masyarakat Kota Sodom telah terkenal dengan moral dan akhlaknya yang sangat busuk. Mereka tidak mempunyai pegangan agama atau penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari, di mana yang kuat menjadi penguasa, dan yang lemah menjadi korban penindasan.

Perbuatan maksiat yang paling menonjol dalam masyarakat Kota Sodom adalah prilaku seksualitasnya yang tidak normal. Para pria di kota ini lebih suka berhubungan dengan sesama jenis melalui anal seks.

Sedangkan wanitanya terlibat lesbian dan berhubungan seks seperti binatang. Jika ada musafir yang masuk ke Kota Sodom dan membawa barang-barang berharga, maka barang-barang itu akan dirampas.

Jika musafir itu berani melawan atau menolak menyerahkan hartanya, maka nyawanya tidak akan selamat. Setelah hartanya dirampas, musafir itu akan mengalami pelecehan seksual dari penduduk kota.



Musafir laki-laki yang bermuka tampan dan berparas elok, akan menjadi rebutan di antara kalangan laki-laki dari masyarakat Kota Sodom. Sebaliknya, jika musafir itu perempuan muda, dia akan menjadi mangsa bagi penduduk wanitanya.

Setibanya di kota itu, Nabi Luth langsung menjalankan dakwahnya dan mengajak para penduduk Kota Sodom untuk beriman dan percaya kepada Allah SWT dan menyembah-Nya, serta meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.

Namun dakwah Nabi Luth hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Tetapi dakwah Nabi Luth tetap dilanjutkan. Hingga akhirnya penduduk kota bereaksi dan meminta Nabi Luth menghentikan aksi dakwahnya.

Putus asa dengan sikap kaum Sodom, Nabi Luth berdoa kepada Allah agar masyarakat Sodom diberikan pelajaran berupa azab di dunia, sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.

Permohonan Nabi Luth pun akhirnya dikabulkan oleh Allah. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim.

Malaikat itu membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada Nabi Luth, bahwa mereka adalah utusan Allah yang ditugaskan menurunkan azab kepada penduduk Kota Sodom.

Para malaikat tersebut menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya. Dalam perjalanan, mereka sempat berselisih dengan seorang gadis cantik yang sedang mengambil air dari sebuah perigi.



Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima di rumahnya sebagai tamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum dia berunding terlebih dahulu dengan keluarganya.

Maka ditinggalkanlah para lelaki muda itu, lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya (Luth). Gadis cantik itu merupakan anak Nabi Luth. Mendengar kabar itu, Nabi Luth menjadi bingung.

Dia takut, tamu yang menginap di rumahnya itu akan menjadi sasaran penduduk kaum Sodom. Sebagai tuan rumah yang baik, dia harus melindungi tamu mudanya tersebut apapun caranya.

Nabi Luth akhirnya menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tamu di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang datang. Lalu pergilah Luth menjemput tamunya itu.

Saat itu, Kota Sodom sudah dalam keadaan malam hari dan penduduknya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing. Sebelumnya, Nabi Luth berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan tamunya itu.

Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu muda itu. Lalu datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom ke rumah Nabi Luth, dan berkeinginan untuk memuaskan nafsu seksual mereka setelah lama tidak mendapat anak muda.

Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk melepaskan anak-anak muda itu agar tamunya itu diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu. Tak ingin mengecewakan tamunya, Nabi Luth keluar rumah menemui kaum Sodom.



Dia lalu meminta mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Mereka diberi nasihat agar meninggalkan perbuatan mereka yang keji itu.

Nabi Luth juga berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.

Namun seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan. Kaum Sodom bahkan mendesak akan membuka pintu rumah Nabi Luth dengan paksa. Mendapat perlakuan seperti itu, Nabi Luth tidak berdaya dan berkata:

"Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu jika menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka," demikian kata Nabi Luth.

Mendengar keluh kesah Nabi Luth, lantas pemuda-pemuda itu memberitahu hal yang sebenarnya, bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan siksaan kepada kaum Sodom.

Malaikat-malaikat itu lalu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya agar orang-orang yang haus seks dengan lelaki itu masuk. Mereka pun menyerbu masuk. Namun ketika pintu dibuka, tiba-tiba mata mereka menjadi gelap.

Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta. Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth terlihat panik.



Mereka berteriak-teriak dan bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta mendadak. Para malaikat tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan tersebut bersama keluarga dan pengikutnya.

Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota jangan ada seorang pun dari mereka yang menoleh ke belakang. Nabi Luth pun keluar dari rumahnya selepas tengah malam.

Dia keluar bersama keluarganya yang terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya. Mereka lalu berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri, sesuai dengan petunjuk para malaikat.

Akan tetapi, si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya. Dia berada di belakang rombongan Nabi Luth, dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang.

Begitu Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu.

Getaran tersebut diikuti gempa bumi dahsyat dan angin kencang, serta hujan batu yang menghancurkan Kota Sodom berserta semua penghuninya. Masyarakat Kota Sodom pun dimusnahkan.

Sebagai peringatan bagi kaum yang kemudian, Allah meninggalkan bekas-bekas keruntuhan Kota Sodom. Dalam Alquran, Surah Asy-Syuaraa (26:160-173), cerita kaum Sodom dituliskan sebagai berikut:



"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu," katanya.

"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas," sambung Nabi Luth.

Dalam surah yang sama, kaum sodom menjawab dengan tantangan dan ancaman, "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir," terangnya.

Mendangar ancaman tersebut, Luth berkata, "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu." Dia lalu berdoa, "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan," katanya.

Doa Nabi Luth tersebut didengar Allah dengan menurunkan azab, seperti tercantum dalam Surah Al-Araaf (7:80-84). Dalam surah itu juga diungkapkan kenapa istri Nabi Luth tertinggal dan termasuk orang yang dimusnahkan.

"...dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"

"Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas," sambung surah itu. Dilanjutkan dengan jawaban kaumnya dengan pengusiran.

"Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya," jelas-Nya.

Surah itu ditutup dengan, "..dia (istri Nabi Luth) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu."

(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2754 seconds (0.1#10.140)