Keutamaan Salat Tarawih

Rabu, 16 Mei 2018 - 17:07 WIB
Keutamaan Salat Tarawih
Keutamaan Salat Tarawih
A A A
Salat Tarawih adalah salat sunnah muakkadah yang tidak terpisahkan dari bulan Ramadhan. Waktunya dikerjakan sesudah salat Isya’ sampai terbitnya fajar yang menandakan masuknya waktu subuh.

Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah, Tangerang, Habib Ahmad bin Novel Jindan menjelaskan keutamaan salat tarawih sebagaimana dikerjakan oleh para sahabat, tabi’in, salaf dan hingga masa kini memiliki keutamaan yang besar. Seperti diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim dari riwayat Sayyiduna Abu Hurairah RA, berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) telah bersabda: Barang siapa menghidupkan bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”.

“Imam Nawawi berkata, yang dimaksud menghidupkan bulan Ramadhan adalah dengan salat tarawih,” terang Habib Ahmad bin Novel.

Salat tarawih yang dikerjakan setiap malam Ramadhan adalah sunnah yang harus dipatuhi. Ulama besar Yaman, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Nasoih Ad-Diniyyah tentang salat tarawih menjelaskan bahwa para salaf (rahmatullahi ‘alaihim) membaca Alquran dari awal hingga akhir di dalam salat tarawih.

Setiap malam dibacanya sekadar yang mampu sampai mereka khatamkan Alquran itu pada malam-malam tertentu di akhir bulan Ramadhan. Sebagaiman firman Allah Ta’ala: “Dan setiap perbuatan baik yang kamu sediakan untuk diri kamu terlebih dahulu, akan kamu dapati ia di sisi Allah.” (AI-Baqarah: 110)

Barang siapa yang tidak mengikuti jejak langkah para salaf dan amalannya, maka hendaklah jangan sampai meringan-ringankan salat tarawih itu. Sebagaimana yang sering dilakukan kebanyakan orang-orang jahil, sering mengabaikan rukun yang wajib di dalam salat itu.

Seperti meninggalkan tuma’ninah pada ruku’ dan sujud karena terlalu cepat. Ataupun tidak memperhatikan bacaan Al-Fatihah menurut petunjuk, karena ingin segera selesai. Salat tarawih yang sempurna, sama seperti salat-salat fardhu lainnya, dimana semua rukun dan tata tertibnya harus ditunaikan dengan baik. i.

Dalam kitab lain Uqudul Lu’lu’ wal Marjan dijelaskan keutamaan salat tarawih. Dari Abi Hurairah RA berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa menghimbau dalam salat di malam Ramadhan, imbauan yang tidak bersifat mewajibkan. Kemudian Beliau bersabda: “Barangsiapa yang bangun (beribadah di malam) Ramadhan dengan iman dan ikhlas maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).”

Dari Aisyah RA berkata: ”Bahwa Rasulullah SAW keluar pada suatu malam (di bulan Ramadhan) lalu beliau salat dan ikut salat bersama beliau beberapa orang. Maka pada pagi harinya orang-orang membicarakan kejadian tersebut. Maka berkumpullah (pada malam berikutnya) sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan kejadian itu. Maka berkumpullah pada malam ketiga sekelompok orang yang lebih banyak dari sebelumnya untuk salat bersama beliau.

Pada malam keempat berkumpul lebih banyak orang hingga masjid tidak dapat menampung mereka. Sehingga Nabi SAW keluar hanya untuk salat subuh. Usai melaksanakan salat subuh beliau menghadap kepada orang-orang tersebut dan bersabda: “Sesungguhnya tidak luput dariku perkumpulan kalian, akan tetapi aku khawatir (salat tarawih tersebut) diwajibkan kepada kalian dan kalian tidak akan mampu melaksanakannya. (HR Bukhari dan Muslim).

Mengenai jumlah rakaat salat ini, mayoritas ulama berpendapat bahwa bilangan rakaat salat tarawih yang paling afdhal adalah 20 rakaat. Perlu diingat bahwa perbedaan jumlah rakaat hanyalah berkisar seputar mana yang lebih afdhal. Jadi, tidak selayaknya kelompok yang lebih memilih melaksanakan Salat Tarawih 20 rakaat melecehkan atau menyesatkan kelompok yang memilih melakukannya 8 rakaat. Begitu pula sebaliknya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1408 seconds (0.1#10.140)