Kisah Humor dan Canda Rasulullah yang Sarat Hikmah

Jum'at, 18 Mei 2018 - 21:40 WIB
Kisah Humor dan Canda...
Kisah Humor dan Canda Rasulullah yang Sarat Hikmah
A A A
Beberapa kisah humor dan canda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) selalu menjadi inspirasi yang sehat, cerdas, positif dan menyegarkan. Meskipun seorang Nabi, beliau tetap bercanda dan memiliki humor sebagaimana manusia pada umumnya. Hanya saja canda beliau tak pernah dusta. Berikut beberapa kisah canda Rasulullah SAW:
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW dan meminta agar membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat itu bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barangku ini?”

Rasulullah pun menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta,”. Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Seorang perempuan tua bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Mendengar itu, perempuan tua itu menangis mengingat nasibnya.

Kemudian Rasulullah menjelaskan dengan mengutip salah satu firman Allah di surat Al-Waqi’ah ayat 35-37: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At-Tirmidzi)

Seorang sahabat bernama Zahir, daya pikirnya agak lemah. Namun, Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”.

Suatu hari ketika Rasulullah ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Hei siapa ini? lepaskan aku!” Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah. Zahir pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah.

Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini?” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas RA) ( Baca Juga: Kisah Orang Buta yang Sembuh Berkat Jubah Rasulullah )

Kisah lain diceritakan Sayyidatina Aisyah RA: “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan. Saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!” Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.”

Aku pun menyambut ajakan Rasulullah dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan: ”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu. ”Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalan duluan.”

Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata: “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata: ”Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Rasulullah juga pernah bersabda kepada ‘Aisyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak, demi Tuhan Muhammad”. Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak, demi Tuhan Ibrahim!”. Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja.” (HR Bukhari dan Muslim)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3789 seconds (0.1#10.140)