Kisah Abu Bakar yang Menangis Ketika Bermimpi
A
A
A
Dalam Kitab An-Nawaadir karya Imam Al Qalyubi diceritakan suatu malam Khalifah Abu Bakar Radiyallahu 'Anhu (RA) bermimpi dalam tidurnya. Kemudian beliau menangis dalam mimpinya itu. Sehingga tangisannya sampai terdengar keluar rumahnya. Kebetulan Sayyidina Umar bin Khatthab RA sedang mendengar tangisannya dan mengetuk pintu rumah beliau. Khalifah Abu Bakar membuka pintu dengan air mata yang masih berlinang.
Kemudian Sayyidina Umar bertanya: "Mengapa engkau menangis?". Lalu Khalifah Abu Bakar mejawab: "Kumpulkanlah para sahabat ada hal penting yang harus aku sampaikan".
Sayyidina Umar mengumpulkan seluruh sahabat, kemudian Khalifah Abu Bakar bercerita: "Sungguh aku bermimpi bahwa hari kiamat sedang terjadi dan aku melihat banyak orang dengan wajah bersinar berada diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Aku bertanya kepada Malaikat: "Siapa gerangan mereka?". "Mereka para nabi-nabi terdahulu sedang menunggu Nabi Muhammad (shallahu 'alaihi wa sallam), sebab syafaat berada di tangan beliau," jawab Malaikat.
"Lalu dimana beliau sekarang? tolong bawa aku padanya, aku pelayan dan sahabatnya." Lalu malaikat membawaku menemui Nabi Muhammad SAW. Kemudian aku melihat Nabi sedang berada di depan 'Arsy dengan menengadahkan tangannya diarahkan ke pintu neraka untuk menutupnya (agar tidak terbuka) serta berdoa: "ilaahiy ummatiy, ilaahiy ummati, ilaahiy ummati (Tuhanku selamatkanlah umatku)". "Diantara mereka ada ulama, orang-orang saleh, jama'ah haji dan ymrah dan orang-orang yang berjihad di jalan-Mu".
Kemudian terdengar suara memanggil : "Yaa Muhammad, engkau menyebut golongan yang taat dan engkau tidak menyebut golongan yang lain." Coba sebutkanlah orang-orang zalim, pemabuk, pezina dan pemakan riba di antara mereka."
Nabi bersabda: "Yaa Tuhanku, mereka ada juga seperti yang Engkau firmankan. Tapi di antara mereka tidak ada seorangpun yang menyekutukan-Mu, tidak menyembah selain-Mu, tidak menyebut-Mu mempunyai putera dan mereka tidak menyimpang dari tauhid kepada-Mu. Maka terimalah syafa'atku untuk mereka, kasihanilah tangisanku untuk mereka dan jadikanlah kesedihanku ini kebahagiaan untuk mereka."
(Mendengar munajatnya) Aku berkata kepada Nabi (shallahu 'alaihi wa sallam): "Kasihanilah dirimu juga wahai Nabi". Beliau Nabi menjawab : "Yaa Aba Bakr, aku bersimpuh di hadapan Tuhanku agar aku diizinkan mensyafaati semua umatku". Dan ketika Nabi akan melanjutkan sabdanya engkau membangunkanku dengan ketukan pintu wahai Umar. (jadi aku tidak mengetahui apakah beliau diizinkan mensyafaati semua atau sebagian umatnya).
Tiba-tiba terdengar suara menggema dari dalam rumah : "Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku, Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku, Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku wahai Aba Bakr."
Mendengar suara itu, Khalifah Abu Bakar RA dan Sahabat Umar RA berkata lega: "Alhamdulillaah..!”
Inilah kisah yang membuat para sahabat senang sekaligus terharu melihat kemuliaan akhlak dan kemurahan hati Nabi Muhammad SAW. Kisah ini juga membuktikan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya.
Kemudian Sayyidina Umar bertanya: "Mengapa engkau menangis?". Lalu Khalifah Abu Bakar mejawab: "Kumpulkanlah para sahabat ada hal penting yang harus aku sampaikan".
Sayyidina Umar mengumpulkan seluruh sahabat, kemudian Khalifah Abu Bakar bercerita: "Sungguh aku bermimpi bahwa hari kiamat sedang terjadi dan aku melihat banyak orang dengan wajah bersinar berada diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Aku bertanya kepada Malaikat: "Siapa gerangan mereka?". "Mereka para nabi-nabi terdahulu sedang menunggu Nabi Muhammad (shallahu 'alaihi wa sallam), sebab syafaat berada di tangan beliau," jawab Malaikat.
"Lalu dimana beliau sekarang? tolong bawa aku padanya, aku pelayan dan sahabatnya." Lalu malaikat membawaku menemui Nabi Muhammad SAW. Kemudian aku melihat Nabi sedang berada di depan 'Arsy dengan menengadahkan tangannya diarahkan ke pintu neraka untuk menutupnya (agar tidak terbuka) serta berdoa: "ilaahiy ummatiy, ilaahiy ummati, ilaahiy ummati (Tuhanku selamatkanlah umatku)". "Diantara mereka ada ulama, orang-orang saleh, jama'ah haji dan ymrah dan orang-orang yang berjihad di jalan-Mu".
Kemudian terdengar suara memanggil : "Yaa Muhammad, engkau menyebut golongan yang taat dan engkau tidak menyebut golongan yang lain." Coba sebutkanlah orang-orang zalim, pemabuk, pezina dan pemakan riba di antara mereka."
Nabi bersabda: "Yaa Tuhanku, mereka ada juga seperti yang Engkau firmankan. Tapi di antara mereka tidak ada seorangpun yang menyekutukan-Mu, tidak menyembah selain-Mu, tidak menyebut-Mu mempunyai putera dan mereka tidak menyimpang dari tauhid kepada-Mu. Maka terimalah syafa'atku untuk mereka, kasihanilah tangisanku untuk mereka dan jadikanlah kesedihanku ini kebahagiaan untuk mereka."
(Mendengar munajatnya) Aku berkata kepada Nabi (shallahu 'alaihi wa sallam): "Kasihanilah dirimu juga wahai Nabi". Beliau Nabi menjawab : "Yaa Aba Bakr, aku bersimpuh di hadapan Tuhanku agar aku diizinkan mensyafaati semua umatku". Dan ketika Nabi akan melanjutkan sabdanya engkau membangunkanku dengan ketukan pintu wahai Umar. (jadi aku tidak mengetahui apakah beliau diizinkan mensyafaati semua atau sebagian umatnya).
Tiba-tiba terdengar suara menggema dari dalam rumah : "Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku, Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku, Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku wahai Aba Bakr."
Mendengar suara itu, Khalifah Abu Bakar RA dan Sahabat Umar RA berkata lega: "Alhamdulillaah..!”
Inilah kisah yang membuat para sahabat senang sekaligus terharu melihat kemuliaan akhlak dan kemurahan hati Nabi Muhammad SAW. Kisah ini juga membuktikan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya.
(rhs)