Ramadhan Bulan Produktif

Selasa, 22 Mei 2018 - 03:45 WIB
Ramadhan Bulan Produktif
Ramadhan Bulan Produktif
A A A
Yunahar Ilyas
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)

SEJAK Kamis, 17 Mei lalu kita memulai puasa Ramadan 1439 Hijriyah. Kita berharap dapat melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh dan ibadah-ibadah lainnya seperti salat malam, atau salat tarawih, tilawah Alquran, zikir, berdoa, sedekah dan iktikaf sepuluh hari terakhir.

Semuanya itu kita laksanakan dengan penuh keimanan dan keikhlasan beribadah karena Allah SWT semata-mata. Semoga setelah selesai Ramadhan kita keluar sebagai orang-orang yang bertakwa.

Rukun puasa ada dua, pertama niat karena Allah SWT. Niat adalah kesadaran di dalam hati untuk melaksanakan satu amalan. Untuk puasa wajib, niat puasa dilakukan paling telat sebelum fajar. Sedangkan untuk puasa sunnah dapat dilakukan esok hari sampai menjelang dzuhur. Rukun yang kedua adalah imsak.

Imsak yaitu menahan diri untuk tidak makan, minum dan hubungan suami istri serta hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Setiap muslim laki-laki dan perempuan yang sudah akil baligh wajib berpuasa sebulan penuh. Keringanan diberikan kepada orang yang sakit dan musafir, tetapi harus menggantinya pada hari yang lain.

Penyakit dan safar yang diberikan keringanan hanyalah penyakit dan safar yang memberatkan jika tetap berpuasa. Allah berfirman, yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bikumul ’usra, Allah menghendaki bagimu kemudahan dan tidak menghendaki bagimu kesukaran (Al-Baqarah: 185).

Sedangkan bagi orang-orang yang tidak sanggup berpuasa diberi keringanan untuk tidak berpuasa, dan menggantinya dengan membayar fidyah berupa memberi makan satu orang miskin, sehari makan, untuk satu hari puasa yang ditinggalkan. Allah SWT berfirman: wa ‘alalladzina yuthiqunahu fidyatun tha’amu miskin. (Al-Baqarah 185).

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW menjelaskan yang masuk kategori orang yang tidak sanggup berpuasa itu adalah wanita hamil dan menyusui, penderita sakit berat yang tidak ada kemungkinan untuk sembuh dan orang tua yang uzur.

Sunnah bagi orang yang berpuasa untuk makan sahur walaupun dengan sebiji kurma, men-takhirkan sahur menjelang fajar. Jarak antara selesai makan sahur dengan fajar lebih kurang sepuluh menit, disunnahkan juga untuk menyegerakan untuk berbuka, dan berbuka dengan yang kurma atau sesuatu yang manis dan bersifat alami seperti buah.

Kalau tidak ada, berbuka dengan air putih. Bagi orang yang menyediakan buka puasa mendapatkan pahala puasa sebanyak pahala orang yang berpuasa. Puasa tidak menghalangi untuk kita tetap bekerja.

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bahkan berperang dalam bulan puasa, yaitu perang Badr dan mereka tetap berpuasa. Apakah ada pekerjaan yang lebih berat dari berperang. Oleh sebab itu orang yang berpuasa harus tetap produktif.

Tidak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah ritual dan sosialnya tapi juga meningkatkan produktifitas kerja sebagai bagian dari ibadahnya dalam pengertian luas. Puasa Ramadhan jangan
dijadikan alasan unuk tidur-tiduran, berleha-leha, bermalas-malasan. Selamat berpuasa dan tetap produktif.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3239 seconds (0.1#10.140)