Keutamaan Madinah, Kota yang Tak Bisa Dimasuki Dajjal (Bagian 2 Penutup)

Selasa, 30 April 2019 - 15:49 WIB
Keutamaan Madinah, Kota...
Keutamaan Madinah, Kota yang Tak Bisa Dimasuki Dajjal (Bagian 2 Penutup)
A A A
Madinah Al-Munawwarah yang berarti ‘kota bercahaya’ adalah sebuah kota di daerah Hijaz sekaligus ibukota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi. Di kota ini terdapat Masjid Nabawi (Masjid Nabi), tempat dimakamkannya utusan Allah untuk alam semesta, Nabi Muhammad SAW . Madinah merupakan suci kedua bagi umat Islam setelah Makkah.

Apa saja keutamaan dan kesucian yang dimiliki Kota Madinah ? Berikut ringkasan yang dirangkum dari berbagai hadis Nabi dalam Kitab Shahih Bukhari. (Baca Juga: Keutamaan Madinah, Kota Suci yang Tak Bisa Dimasuki Dajjal (Bagian 1))

6. Dajjal Tidak Bisa Memasuki Kota Madinah

Abu Sa'id al Khudri RA berkata, "Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah cerita panjang tentang Dajjal. Beliau menceritakan Dajal itu kepada kami dengan bersabda, 'Dajjal itu akan datang dan ia diharamkan masuk pintu Madinah. Lalu, ia singgah di sebagian Kota Madinah yang gersang (dalam satu riwayat: di dekat Madinah).

Pada saat itu keluarlah seorang laki-laki yang merupakan sebaik-baik manusia atau dari golongan manusia yang terbaik. Ia berkata, 'Saya bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang Rasulullah telah menceritakan kepada kami tentang kamu.' Lalu Dajjal berkata, 'Bagaimana pendapatmu, jika aku matikan orang ini kemudian aku hidupkan lagi, apakah kamu masih meragukan terhadap persoalan itu?' Mereka menjawab, 'Tidak.'Kemudian ia menghidupkan lalu mematikannya. Ketika menghidupkannya, ia berkata, 'Demi Allah, saya tidak pernah dapat melihat engkau yang lebih jelas daripada yang aku lihat hari ini.' Lalu, Dajjal berkata, 'Saya bunuh dia.' (Dalam satu riwayat: Lalu Dajal hendak membunuhnya). Namun, ia tidak diberi kekuasaan terhadapnya."

7. Madinah Itu Dapat Melenyapkan Apa-apa yang Buruk

Zaid bin Tsabit RA berkata, "Ketika Nabi pergi ke Uhud, sebagian orang dari sahabat beliau kembali pulang (dan para sahabat Nabi pada waktu itu terbagi menjadi dua kelompok). Lalu yang satu golongan berkata, 'Kita bunuh mereka.' Golongan yang lain berkata, 'Tidak, jangan bunuh mereka!'

Maka, turunlah ayat 88 Surah An-Nisaa', 'Maka, mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri?' Nabi bersabda, 'Sesungguhnya Kota Madinah itu adalah (negeri yang bagus), ia mengeluarkan orang-orang (dalam satu riwayat: dosa-dosa, dan dalam riwayat lain: kotoran yakni manusia-manusia kotor), sebagaimana halnya api membersihkan karat besi (dalam satu riwayat: karat perak)."

8. Madinah Memiliki Raudhah (Taman-taman Syurga)
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, "Di antara rumahku dengan mimbarku terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman surga. Mimbarku itu ada di atas telagaku."

Aisyah RA berkata, "Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal jatuh sakit. (Lalu saya menemui keduanya, saya berkata, 'Duhai Ayahanda, bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?). Abu Bakar apabila terserang demam ia mengucapkan: 'Setiap orang berpagi-pagi di kalangan keluarganya. Sedang kematian lebih dekat daripada sepasang sandalnya'

Dan Bilal, apabila demamnya telah hilang, ia menarik suara dengan perkataannya: 'Ketauhilah, merinding bulu romaku. Apakah nanti malam aku masih bermalam di sebuah lembah sedang di sekitarku ada pohon idzkhir dan pohon jalil? Apakah pada suatu hari aku akan sampai ke perairan Majannah. Apakah akan tampak bagiku (bukit) Syamah dan Thafil?' Ia berkata, "Ya Allah, laknatilah Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah, dan Umayyah bin Khalaf sebagaimana mereka telah mengusir kami dari tanah kami ke tanah waba 'wabah'."

Lalu aku datang kepada Rasulullah menginformasikan hal itu. Beliau berdoa, "Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah seperti cinta kami terhadap Mekkah atau bahkan melebihinya. Ya Allah, berkahilah di dalam (takaran) sha' kami dan mud kami, sehatkanlah Madinah kepada kami, dan pindahkanlah panasnya ke Juhfah."

Aisyah berkata, "Kami datang ke Madinah yang waktu itu merupakan bumi Allah yang paling banyak wabahnya." Ia berkata, "Buth-han waktu itu mengalirkan air." Ia maksudkan air yang telah berubah warna dan baunya. (Baca Juga: Jabal Uhud, Bukit yang Kelak Ada di Surga)

Umar bin Khattab RA berdoa, "Ya Allah, karuniakanlah aku suatu anugerah, yaitu mati syahid di jalan-Mu (yakni dalam membela agama Mu), dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu."
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2735 seconds (0.1#10.140)