Adab Berpuasa: Jaga Lidah dari Dusta dan Ghibah
A
A
A
Orang yang berpuasa mempunyai adab-adab yang puasanya tidak sempurna kecuali dengan memelihara adab-adab itu. Sebab, banyak yang puasa justru hanya menghasilkan lapar dan haus karena tidak menjaga adab-adabnya.
Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (1634-1720), Ulama besar Yaman dalam kitabnya An-Nashoihud Diniyah menekankan pentingnya menjaga adab saat berpuasa. Beliau mengatakan, dalam menjalankan ibadah puasa yang terpenting ialah menjaga lidah dari dusta dan ghibah (menggunjing) serta membicarakan sesuatu yang tidak perlu baginya.
"Ia juga harus menjaga kedua mata dan telinganya dari mendengarkan dan memandang kepada sesuatu yang tidak halal serta sesuatu yang dianggap berlebihan," jelasnya.
Sebagaimana dalam Alqur’an, Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Habib Abdullah menegaskan bahwa meninggalkan maksiat adalah wajib untuk selamanya atas orang yang puasa maupun tidak puasa. Akan tetapi orang yang puasa lebih utama untuk berhati-hati dan lebih wajib.
Beliau mengutip hadits Nabi SAW: "Puasa itu perisai. Maka pada hari seseorang dari kamu berpuasa janganlah ia berkata keji dan jangan berbuat kefasikan serta jangan mengganggu orang lain. Jika ada orang memakinya, memusuhinya, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku puasa."
Selain itu, adab yang lain adalah menjaga dirinya dari memakan makanan haram dan syubhat, khususnya ketika berbuka puasa. Ia harus berusaha dengan sangat hati-hati untuk tidak berbuka puasa, kecuali dengan memakan makanan halal.
Seorang ulama salaf berkata: Apabila engkau puasa, lihatlah makanan apa yang engkau makan ketika berbuka dan di tempat siapa engkau berbuka.
Hal itu merupakan dorongan agar berhati-hati mengenai makanan untuk berbuka puasa. Begitu pula orang yang puasa harus menjaga semua anggota tubuhnya dari melakukan dosa-dosa, kemudian dari perbuatan yang tidak perlu. Dengan demikian puasanya menjadi sempurna dan bersih.
Banyak orang yang puasa memayahkan dirinya dengan lapar dan haus, namun ia biarkan anggota tubuhnya berbuat maksiat sehingga merusak puasanya dan menyia-nyiakan. Sebagaimana Nabi SAW mengingatkan dalam haditsnya yang artinya: "Banyak orang yang puasa, tetapi puasanya hanya menghasilkan lapar dan haus".
Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (1634-1720), Ulama besar Yaman dalam kitabnya An-Nashoihud Diniyah menekankan pentingnya menjaga adab saat berpuasa. Beliau mengatakan, dalam menjalankan ibadah puasa yang terpenting ialah menjaga lidah dari dusta dan ghibah (menggunjing) serta membicarakan sesuatu yang tidak perlu baginya.
"Ia juga harus menjaga kedua mata dan telinganya dari mendengarkan dan memandang kepada sesuatu yang tidak halal serta sesuatu yang dianggap berlebihan," jelasnya.
Sebagaimana dalam Alqur’an, Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)
Habib Abdullah menegaskan bahwa meninggalkan maksiat adalah wajib untuk selamanya atas orang yang puasa maupun tidak puasa. Akan tetapi orang yang puasa lebih utama untuk berhati-hati dan lebih wajib.
Beliau mengutip hadits Nabi SAW: "Puasa itu perisai. Maka pada hari seseorang dari kamu berpuasa janganlah ia berkata keji dan jangan berbuat kefasikan serta jangan mengganggu orang lain. Jika ada orang memakinya, memusuhinya, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku puasa."
Selain itu, adab yang lain adalah menjaga dirinya dari memakan makanan haram dan syubhat, khususnya ketika berbuka puasa. Ia harus berusaha dengan sangat hati-hati untuk tidak berbuka puasa, kecuali dengan memakan makanan halal.
Seorang ulama salaf berkata: Apabila engkau puasa, lihatlah makanan apa yang engkau makan ketika berbuka dan di tempat siapa engkau berbuka.
Hal itu merupakan dorongan agar berhati-hati mengenai makanan untuk berbuka puasa. Begitu pula orang yang puasa harus menjaga semua anggota tubuhnya dari melakukan dosa-dosa, kemudian dari perbuatan yang tidak perlu. Dengan demikian puasanya menjadi sempurna dan bersih.
Banyak orang yang puasa memayahkan dirinya dengan lapar dan haus, namun ia biarkan anggota tubuhnya berbuat maksiat sehingga merusak puasanya dan menyia-nyiakan. Sebagaimana Nabi SAW mengingatkan dalam haditsnya yang artinya: "Banyak orang yang puasa, tetapi puasanya hanya menghasilkan lapar dan haus".
(rhs)