Habib Ali Zainal Abidin: Ilmu Akan Hilang Ketika Para Ulama Wafat
A
A
A
Acara Spesial Nuzulul Qur'an dan Haul Ahlul Badar yang digelar Majelis Rasulullah di Masjid Jami' Al-Munawar, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019) menghadirkan Pimpinan Majelis Daarul Murtadza Malaysia, Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abu Bakar Al-Hamid.
Dalam ceramahnya, Habib Ali Zainal Abidin mengingatkan betapa mulianya Alqur'an dan keberadaan para ulama. Alqur'an turun 23 tahun sedikit demi sedikit kepada Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam (SAW) untuk menyembuhkan penyakit dari zaman ke zaman.
Bila ada masalah turun ayat untuk menyelesaikan masalah. Demikianlah Rasulullaah membawa risalah ini 23 tahun dengan berbagai kejadian. Setiap kejadian ada Alqur'an turun.
Ketika Nabi Muhammad SAW sangat bersedih turun ayat (yang artinya): "Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu, sesungguhnya kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan." (QS Yasin: 76)
Ketika orang bertanya 3 hal tentang ruh, Dzulqarnain dan Ashabul Kahfi, kata Nabi Muhammad SAW besok aku jawab. Ditunggu sampai 3 hari gak turun, akhirnya turun Surat Al-Kahfi.
Ini menunjukkan karena ini wahyu Nabi Muhammad menunggu turun jawaban dari Allah. Ini menunjukkan agar bisa menjawab dengan baik.
"Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam mengingatkan bahaya orang menjawab persoalan agama kalau tidak punya background ilmu. Ilmu akan hilang ketika wafatnya para ulama," kata Habib Ali.
Murid senior Al-Habib Umar bin Hafidz (ulama besar Yaman) itu menjelaskan, hakekat ilmu ada di dalam dada ulama. "Kita belajar kitab kalau tidak ada panduan 'ulama akan tersesat. Nabi Muhammad berkomunikasi kepada Malaikat Jibril ketika ada masalah yang mana Malaikat Jibril bertanya kepada Allah agar tidak sembarangan menjawab persoalan," jelasnya.
Kalau ulamanya sudah hilang, tidak ada kecuali orang bodoh yang dia jawab tanpa ilmu yang akan menyesatkan. Ini akan menjadi petaka. Seperti kata pepatah: "Tergelincirnya kaki orang berilmu akan membuat bumi tergelincir," kata Habib Ali.
Dalam ceramahnya, Habib Ali Zainal Abidin mengingatkan betapa mulianya Alqur'an dan keberadaan para ulama. Alqur'an turun 23 tahun sedikit demi sedikit kepada Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam (SAW) untuk menyembuhkan penyakit dari zaman ke zaman.
Bila ada masalah turun ayat untuk menyelesaikan masalah. Demikianlah Rasulullaah membawa risalah ini 23 tahun dengan berbagai kejadian. Setiap kejadian ada Alqur'an turun.
Ketika Nabi Muhammad SAW sangat bersedih turun ayat (yang artinya): "Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu, sesungguhnya kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan." (QS Yasin: 76)
Ketika orang bertanya 3 hal tentang ruh, Dzulqarnain dan Ashabul Kahfi, kata Nabi Muhammad SAW besok aku jawab. Ditunggu sampai 3 hari gak turun, akhirnya turun Surat Al-Kahfi.
Ini menunjukkan karena ini wahyu Nabi Muhammad menunggu turun jawaban dari Allah. Ini menunjukkan agar bisa menjawab dengan baik.
"Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam mengingatkan bahaya orang menjawab persoalan agama kalau tidak punya background ilmu. Ilmu akan hilang ketika wafatnya para ulama," kata Habib Ali.
Murid senior Al-Habib Umar bin Hafidz (ulama besar Yaman) itu menjelaskan, hakekat ilmu ada di dalam dada ulama. "Kita belajar kitab kalau tidak ada panduan 'ulama akan tersesat. Nabi Muhammad berkomunikasi kepada Malaikat Jibril ketika ada masalah yang mana Malaikat Jibril bertanya kepada Allah agar tidak sembarangan menjawab persoalan," jelasnya.
Kalau ulamanya sudah hilang, tidak ada kecuali orang bodoh yang dia jawab tanpa ilmu yang akan menyesatkan. Ini akan menjadi petaka. Seperti kata pepatah: "Tergelincirnya kaki orang berilmu akan membuat bumi tergelincir," kata Habib Ali.
(rhs)