Nasihat Bijak Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 3)

Senin, 03 Juni 2019 - 09:05 WIB
Nasihat Bijak Syeikh Ibnu Athaillah (Bagian 3)
Nasihat Bijak Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 3)
A A A
Syeikh Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari adalah sosok ulama sufi terkemuka di dunia yang juga pengarang Kitab Al-Hikam. Beliau memiliki petuah dan nasihat-nasihat bijak yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu tasawuf dalam dunia islam.

Ulama kelahiran Alexandria, Mesir 648 Hijriyah (1250 M) ini sejak kecil gemar menuntut ilmu. Ada sekitar 20 kitab dari berbagai disiplin ilmu keislaman yang pernah ditulisnya. Mulai kitab dari bidang tasawuf, aqidah, tafsir, hadis, nahwu dan ushul fiqih.

Berikut kumpulan nasihat dan kata-kata bijak Islam dari Syeikh Ibnu Atha'illah seperti dikutip dari mutiaraislam: [Baca Juga: Kumpulan Nasihat Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 1)]

21. Kau harus tetap menghadiri majelis ilmu meskipun masih melakukan maksiat. Jika hari ini tidak mendapatkan manfaat, mungkin esok kau akan mendapatkannya. Ketahuilah, satu kali duduk di majelis seorang ulama yang tulus, dapat membuatmu berubah dari sosok pelaku maksiat menjadi hamba yang taat dan takut kepada Allah.

22. Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya.

23. Istirahatkan dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu. Sebab, apa yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain kamu, tidak usah engkau sibuk memikirkannya.

24. Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu.

25. Amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna.

26. Menunda beramal shalih untuk menantikan kesempatan yang lebih lapang termasuk tanda kebodohan jiwa.

27. Kelezatan hawa nafsu yang sudah bersarang di kalbu merupakan penyakit kronis.

28. Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya.

29. Beraneka ragamnya jenis amal perbuatan itu adalah karena bermacam-macamnya kondisi spiritual yang datang di dalam hati.

30. Jika kau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal. [Baca Juga: Kumpulan Nasihat Syeikh Ibnu Atha'illah (Bagian 2)]
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2875 seconds (0.1#10.140)