Pesan yang Sering Disampaikan Grand Syeikh Al-Azhar

Senin, 30 September 2019 - 20:51 WIB
Pesan yang Sering Disampaikan...
Pesan yang Sering Disampaikan Grand Syeikh Al-Azhar
A A A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Alquran
Alumni Institute of Arab Studies Kairo-Mesir

Dulu sekitar tahun 2007, kami yang berkesempatan tinggal di asrama Madena Al-Bu'uts Abbasyiah Kairo boleh dikatakan sangat beruntung dan diistimewakan.

Sebab, setiap pekan usai salat Jumat kami mendapatkan kesempatan pembelajaran tafsir Alqur'an yang bersumber dari kitab tafsir yang ditulis serta diajarkan langsung oleh Grand Syeikh Universitas Al-Azhar yang merupakan pimpinan tertinggi di kampus tertua di dunia Islam itu.

Dalam hal gaya bahasa tafsir yang beliau sampaikan sederhana dan mudah dipahami meski bukan dari kalangan orang Arab, pemahaman beliau moderat, serta disampaikan dengan gaya tutur yang ramah dan lembut.

Syeikh Sayyid Muhammad Thanthawi yang lahir pada 28 Oktober 1928 itu seorang yang tawadhu, penyabar dan penuh dedikasi dalam membimbing umat, sangat terbuka terhadap pemikiran baru. Beliau ramah kepada siapa saja dan mudah diajak bersalaman dan berfoto dimana pun bertemu beliau.

Sebelumnya Syeikh Sayyid Muhammad Thanthawi pernah menjabat sebagai Mufti di Dar Ifta Mesir, semacam MUI di Indonesia yang mempunyai legitimasi penuh untuk mengeluarkan fatwa-fatwa agama. Beliau juga pernah mengimami jenazah Presiden Yaser Arafat, Presiden Palestina.

Satu hal yang seringkali beliau tekankan pada mahasiswa berbagai negara penghuni asrama Madena Islamiyyah al-Bu'uts tentang perlunya memfokuskan diri pada hapalan Alqur'an.

Syeikh Muhammad Thanthawi sering menyampaikan sebuah kaidah yang sangat berharga tentang perlunya menghapalkan Alqur'an demi bekal seorang pendakwah dan pembimbing umat.

Beliau sering menasehatkan: "Bukanlah seorang Azhari itu, jika tidak menghafalkan Alqur'an".

Hafalkan Alqur'an bagi seorang pendakwah, pembimbing umat itu perlu. Sebab dengan cara menghafalkan Alqur'an dadanya akan disinari cahaya Qur'an, akalnya tercerahkan, hatinya akan bercahaya, jiwanya bertaburan keberkahan, dan orang yang dia bimbing pun penuh cahaya petunjuk dan keselamatan.

Melalui hafalan Alqur'an, seseorang akan lebih mudah memahami Qur'an dan menyerap "Zauq Qur'ani l" dalam jiwanya. Hapalkan Alqur'an kata beliau, sebab hafalan itu nanti akan datang memberi syafaat pada kalian.

Grand Syeikh dimuliakan Allah dengan diwafatkan di Tanah Haram Makkah Saudi Arabia pada tanggal 10 Maret 2010.

Warisan intelektual beliau yang ditinggalkan berupa karya Tafsir Alqur'an Al-Wasith yang beliau selesaikan dalam masa 10 tahun dan beberapa buah karya lainnya, semisal kitab "Bani Israel di Dalam Alqur'an".
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1384 seconds (0.1#10.140)