Nasihat Imam Hasan Al-Bashri yang Menyentuh hati

Sabtu, 16 November 2019 - 07:35 WIB
Nasihat Imam Hasan Al-Bashri yang Menyentuh hati
Nasihat Imam Hasan Al-Bashri yang Menyentuh hati
A A A
Nasihat adalah bagian dari syiar dan dakwah. Dalam satu hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), Beliau pernah bersabda: 'Addiinun-nashiihah' (agama itu nasihat).

Allah Ta'ala juga memerintahkan kita agar saling menasihati sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-'Ashr. "Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Inilah nasihat indah ulama tabi'in Imam Hasan Al-Bashri (21-110 H) yang disampaikan Habib Quraisy Baharun (pimpinan Ponpes As-Shidqu Kuningan) yang dinukil dari Mawai'zh lil-Imam Al-Hasan Al-Bashri.

"Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, bukan berarti aku orang yang terbaik diantara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya.

Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat.

Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah 'Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk mentaati-Nya, tidak pula melarang dari bermaksiat kepada-Nya.

Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta rasa aman dari lupa dan kekhilafan.

Maka terus meneruslah -semoga Allah mengampuni kalian- engkau berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), bisa jadi satu kata yang terdengar merendahkan diri kita sangat bermanfaat bagi kita. Bertakwalah kalian semua kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim."

Siapa Sosok Imam Hasan Al-Bashri?
Hasan Al-Bashri bernama lengkap Abu Sa'id Al-Hasan bin Abil-Hasan Yasar Al-Bashri. Dilahirkan di Madinah tahun 21 Hijrah (642 Masehi). Beliau adalah ulama yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah.

Beliau hidup di bawah asuhan dan didikan salah seorang istri Rasulullah SAW , Hind binti Suhail yang dikenal sebagai Ummu Salamah. Pada usia 14 tahun, Al-Hasan pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. Dari sinilah Al-Hasan mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri. Hasan kemudian dikategorikan sebagai seorang tabi'in (generasi setelah sahabat).

Hasan Al-Bashri pernah berguru kepada sahabat Nabi, antara lain Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar. Al-Hasan menjadi guru di Basrah, (Iraq) dan mendirikan madrasah di sana.

Di antara para pengikutnya yang terkenal adalah Amr ibn Ubaid dan Wasil ibn Atha. Dia salah seorang fuqaha yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran di hadapan para pembesar negeri.

Beliau menerima hadis dari Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, Al Bajali, Muawiyah, Anas, Jabir dan meriwayatkan hadis dari beberapa sahabat. Di antaranya 'Ubay bin Ka’ab, Saad bin Ubadah, Umar bin Khattab walaupun tidak bertemu dengan mereka atau tidak mendengar langsung dari mereka.

Hasan Al-Bashri wafat di Basrah Irak, pada hari Jum'at 5 Rajab 110 Hijrah (728 Masehi), pada usia 89 tahun. Penduduk Basrah bersedih, hampir seluruhnya mengantarkan jenazah Hasan Al-Bashri ke pemakaman.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4181 seconds (0.1#10.140)