Inilah Nasab Nabi Muhammad yang Tersambung Hingga ke Nabi Adam
A
A
A
Salah satu keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah memiliki garis keturunan mulia yang nasabnya tersambung hingga kepada manusia pertama Nabi Adam 'alaihissalam (AS). Meskipun ayah dan ibunya lebih dulu wafat, nasab Beliau SAW tetap dikenali dan diabadikan.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan secara rinci nasab manusia agung itu dalam kajian spesial di Masjid Jami' Al-Azhar Bekasi, baru-baru ini (14/11/2019). Kata Ustaz Adi Hidayat, keberadaan nasab tersebut merupakan salah satu mukjizat Nabi SAW.
"Nasabnya diperjelas sampai ke Nabi Adam supaya tidak ada yang menyoal pada diri Nabi SAW. Nabi Syu'aib berdakwah begitu, keluarganya biasa-biasa saja, bukan keturunan orang kaya, bukan orang berpengaruh," terang Dai yang juga Direktur Quantum Akhyar Institute itu.
Beda dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau berasal dari suku Quraisy yang terbaik pada masanya. Keluarganya siapa? Bani Hasyim yang paling dihormati. Keturunannya diperjelas sampai ke Nabi Adam 'Alaihis Sallam sehingga orang tak bisa berkata macam-macam.
Seburuk-buruknya Abu Jahal tidak pernah menyoal Nabi Muhammad SAW dari keturunannya. Karena yang paling bagus nasabnya dan paling jelas keturunannya dan keluarganya adalah Beliau SAW.
Nabi itu diberi risalah tugas untuk pribadinya dan orang dekatnya. Sedangkan Rasul diberikan tugas untuk berdakwah di komunitas masyarakatnya (kaumnya). Kenapa Nabi Adam bukan Rasul? Karena memang belum ada umatnya. Ketika Nabi Adam diturunkan, pasangannya hanya Hawa.
"Mau dakwah ke siapa umatnya gak ada. Nabi Nuh menjadi Rasul, begitu dilantik jadi Rasul diperjelas sampai ke Nabi Muhammad SAW Nasab kerasulannya," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. An-Nisa: 163)
Inilah Nasab Nabi Muhammad SAW:
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abil Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadl bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas 'Alaihi Sallam bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin Hamaisa' bin Salaman bin 'Awash bin Bawash bin Qamwal bin Ubay bin 'Awam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlav bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makha bin 'Aidl bin 'Abqar bin Ubaid bin Addi'a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin Yalhan bin Ar'awa bin 'Aidl bin Disyan bin 'Aishar bin Afnad bin Ayham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin 'Audlah bin 'Aram bin Qaidar bin Ismail 'alaihissalam (AS) bin Ibrahim 'alaihissalam (AS) bin Tarakh bin Nahur bun Saru' bin Ra'u bin Falakh bin 'Abar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh 'alaihissalam (AS) bin Lamuk bin Matusyalkha bin Akhnukh bin Yard bin Mahlaail bin Qinan bin Ainusy bin Syits bin Adam 'alaihissalam (AS).
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan secara rinci nasab manusia agung itu dalam kajian spesial di Masjid Jami' Al-Azhar Bekasi, baru-baru ini (14/11/2019). Kata Ustaz Adi Hidayat, keberadaan nasab tersebut merupakan salah satu mukjizat Nabi SAW.
"Nasabnya diperjelas sampai ke Nabi Adam supaya tidak ada yang menyoal pada diri Nabi SAW. Nabi Syu'aib berdakwah begitu, keluarganya biasa-biasa saja, bukan keturunan orang kaya, bukan orang berpengaruh," terang Dai yang juga Direktur Quantum Akhyar Institute itu.
Beda dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau berasal dari suku Quraisy yang terbaik pada masanya. Keluarganya siapa? Bani Hasyim yang paling dihormati. Keturunannya diperjelas sampai ke Nabi Adam 'Alaihis Sallam sehingga orang tak bisa berkata macam-macam.
Seburuk-buruknya Abu Jahal tidak pernah menyoal Nabi Muhammad SAW dari keturunannya. Karena yang paling bagus nasabnya dan paling jelas keturunannya dan keluarganya adalah Beliau SAW.
Nabi itu diberi risalah tugas untuk pribadinya dan orang dekatnya. Sedangkan Rasul diberikan tugas untuk berdakwah di komunitas masyarakatnya (kaumnya). Kenapa Nabi Adam bukan Rasul? Karena memang belum ada umatnya. Ketika Nabi Adam diturunkan, pasangannya hanya Hawa.
"Mau dakwah ke siapa umatnya gak ada. Nabi Nuh menjadi Rasul, begitu dilantik jadi Rasul diperjelas sampai ke Nabi Muhammad SAW Nasab kerasulannya," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. An-Nisa: 163)
Inilah Nasab Nabi Muhammad SAW:
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abil Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadl bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas 'Alaihi Sallam bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin Hamaisa' bin Salaman bin 'Awash bin Bawash bin Qamwal bin Ubay bin 'Awam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlav bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makha bin 'Aidl bin 'Abqar bin Ubaid bin Addi'a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin Yalhan bin Ar'awa bin 'Aidl bin Disyan bin 'Aishar bin Afnad bin Ayham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin 'Audlah bin 'Aram bin Qaidar bin Ismail 'alaihissalam (AS) bin Ibrahim 'alaihissalam (AS) bin Tarakh bin Nahur bun Saru' bin Ra'u bin Falakh bin 'Abar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh 'alaihissalam (AS) bin Lamuk bin Matusyalkha bin Akhnukh bin Yard bin Mahlaail bin Qinan bin Ainusy bin Syits bin Adam 'alaihissalam (AS).
(rhs)