Nabi Muhammad Bukan Manusia Biasa! Beliau Penghulu Alam Semesta

Selasa, 19 November 2019 - 05:15 WIB
Nabi Muhammad Bukan Manusia Biasa! Beliau Penghulu Alam Semesta
Nabi Muhammad Bukan Manusia Biasa! Beliau Penghulu Alam Semesta
A A A
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Kalimat bijak ini sangat tepat untuk mereka yang mungkin khilaf membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan mantan presiden yang notabene adalah umatnya. Andai mereka mengenali Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), niscaya lisan mereka akan senantiasa bersalawat.

Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu (RA) RA pernah ditanya oleh seorang lelaki Yahudi tentang akhlak Nabi Muhammad SAW. Menanggapi itu, Ali balik bertanya, "Coba lukiskan keindahan dunia ini dan Aku akan gambarkan kepadamu tentang akhlak Nabi Muhammad SAW." Lelaki Yahudi itu berkata, "Tidak mudah bagiku."

Ali kemudian berkata: "Engkau tidak mampu melukiskan keindahan dunia, padahal Allah telah menegaskan betapa kecilnya dunia ini ketika Dia berfirman (yang artinya): "... Katakanlah, kesenangan di dunia ini hanya sedikit..."(QS An-Nisa': 77)

Jawaban Ali bin Abi Thalib itu menjadi gambaran betapa tinggi dan agungnya akhlak Rasulullah sehingga sulit baginya untuk menjelaskannya dengan kata-kata. Meski terlahir sebagai yatim, Nabi Muhammad SAW mampu mengubah peradaban manusia. Miliaran manusia menyembah Allah Ta'ala berkat perjuangan dan kemuliaan akhlaknya.

Bahkan Zat Pemilik langit dan bumi, Allah Ta'ala memujinya dalam Alqur'an: "Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4).

Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al-Ahzab: 21).

Penghulu Alam Semesta
Dalam satu hadis sahih yang diriwayatkan Imam Muslim dari Tsauban RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah menghimpun bumi bagiku hingga aku dapat melihat belahan bumi bagian timur dan barat, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai yang dihimpunkan bagiku darinya".

Nabi Muhammad SAW juga menyatakan bahwa Beliau adalah penghulu anak Adam. Beliau bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ

"Aku adalah sayyid (penghulu) anak Adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang pertama yang memberikan syafa'at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk memberikan syafa'at." (Sahih Muslim)

Nabi Muhammad tak hanya menjadi penghulu pada hari akhirat saja. Beliau juga menjadi penghulu manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana dikemukan oleh Imam Nawawi dalam mensyarahkan hadits di atas, yaitu:

"Adapun sabda Rasulullah SAW pada hari kiamat, sedangkan beliau adalah sayyid, baik di dunia maupun di akhirat. Sebab dikaitkan demikian adalah karena nyata sayyid beliau itu bagi setiap orang, tidak ada yang berusaha mencegah, menentang dan seumpamanya. Berbeda halnya di dunia, maka ada dakwaan dari penguasa kaum kafir dan dakwaan orang musyrik".

Dalam hadis lain disebutkan, "Dari Abi Sa'id Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda: "Aku adalah penghulu (Sayyid) anak Adam di hari kiamat tanpa membanggakan diri, dan di tanganku terletak panji pujian tanpa membanggakan diri. Tiada seorang Nabi pun di hari itu mulai dari Nabi Adam hingga Nabi-nabi lainnya kecuali berada di bawah panjiku. Aku adalah orang pertama yang bumi terbelah karena aku keluar dari dalamnya tanpa membanggakan diri. Dan Aku adalah orang pertama yang dapat memberi syafaat serta aku adalah orang pertama yang diperbolehkan memberi syafaat tanpa membanggakan diri." (HR. Imam Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda: "Aku penghulu anak Adam, dan tidak sombong," (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah).

Imam Ath-Thabarani meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengangkat (menghadapkan) dunia bagiku hingga aku dapat melihatnya dan melihat apa yang terjadi padanya sampai hari kiamat, seakan-akan aku melihat telapak tanganku ini."

Anak Yatim yang Dicintai

Kemuliaan sosok Rasulullah SAW tak pernah habis untuk diceritakan dan dipelajari. Ada banyak hikmah yang membuat hati terpukau setiap kali mempelajari sosoknya.

Sejak bayi, kemuliaan sosok Nabi Muhammad sudah tampak. Ketika Beliau dalam kandungan, Ibundanya Aminah tidak pernah merasa kesusahan sebagaimana ibu hamil pada umumnya. Kehamilannya terasa ringan dan tidak pernah lelah. Saat Muhammad kecil dilahirkan, alam semesta ikut bersuka cita menyambutnya.

"Saat aku mengandung Muhammad, sebuah cahaya keluar dari dalam diriku yang menyinari istana Basra di Syam," kata Aminah.

Dalam hadis lain disebutkan: "....Sesungguhnya aku adalah doa ayahku (Nabi) Ibrahim dan kabar gembira Isa padaku serta mimpi yang dialami ibuku, begitu juga ibu para nabi melihatnya. Sesungguhnya ibunda Rasulullah ketika melahirkan melihat cahaya menyinari istana negeri Syam." (HR. Ahmad)

Muhammad keccil lahir dari ibu yang mulia bernama Aminah. Semua bahagia saat Beliau lahir termasuk kakek Beliau Abdul Muthalib. Ayah beliau bernama Abdullah tak sempat melihat putera kesayangnnya. Abdullah wafat saat Rasulullah berusia dua bulan dalam kandungan ibundanya Aminah.

Untuk diketahui, kebiasaan orang Arab kala itu selalu memberikan bayi yang baru lahir untuk disusukan kepada orang lain agar anak mereka tumbuh sehat di perkampungan Badui di luar Kota Makkah yang kemurniannya masih terjaga.

Dikisahkan, ketika rombongan kaum Bani Saad datang ke Makkah untuk mencari bayi yang siap disusui. Mereka mengharapkan bayaran yang layak. Ketika itu Ibunda Aminah bersedih karena tak seorang pun yang mau membawa puteranya, karena terlahir yatim.

Namun, ada satu keluarga yang belum membawa pulang seorang bayi. Mereka adalah keluarga Halimah binti Abu Dzu'aib. Halimah kemudian membawa Muhammad kecil. Di rumah Halimah, Beliau SAW dirawat dan disusui penuh kasih sayang.

Saat Nabi berada dalam asuhan Halimah, terjadi banyak keajaiban. Tanaman di sekitar rumah Halimah tumbuh subur, padahal sebelumnya rusak karena kemarau panjang. Kambing mereka pun dipenuhi air susu. Seluruh keluarga Halimah pun menikmatinya. Inilah kemuliaan sosok Rasulullah, sejak bayi sudah mendatangkan keberkahan.

Ini baru sedikit dari mukjizat Beliau betapa Nabi Muhammad SAW baik masa bayinya hingga diangkat sebagai Rasul sangat dicintai keluarga, sahabat dan orang-orang yang pernah bertemu Beliau. Bahkan sepeninggal Beliau, umatnya --yang belum pernah melihat wajahnya yang mulia-- tetap menaruh cinta dan kerinduan yang mendalam. Begitulah sosok mulia kekasih Allah, pemimpin para Nabi dan manusia. Tidaklah pantas bagi umatnya membandingkan Beliau dengan manusia biasa, apalagi merendahkannya. Semoga salawat dan salam tercurah kepada Beliau dan keluarganya sepanjang masa.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2529 seconds (0.1#10.140)