Amalan yang Menjauhkan Neraka dan Mendekatkan Surga
A
A
A
Syeikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitabnya "Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah" (nasihat-nasihat ringan) mengulas hal-hal yang menjauhkan seseorang dari neraka dan mendekatkannya dengan surga . Beliau menukil sebuah hadits Nabi SAW dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu 'anhu (RA).
Dari Abu Dzar Al-Ghifari RA berkata, aku bertanya "Wahai Rasulullah , ajarilah aku amalan yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka". Beliau SAW menjawab: "Jika engkau melakukan keburukan maka iringilah dengan kebaikan". Aku bertanya, "Apakah perkataan Laa ilaaha illallah termasuk kebaikan?", Beliau SAW menjawab: "Ya, dia (laa ilaaha illallah) termasuk kebaikan yang paling baik".
Syeikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan sebuah kisah, ada seorang lelaki sedang wukuf di Arofah. Di tangannya ada tujuh batu, tujuh batu itu bersaksi terhadap lelaki itu kepada Tuhan bahwa ia bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Kemudian lelaki itu tidur dan melihat dalam mimpi seakan-akan hari kiamat telah tiba. Dia telah dihisab dan dibawa masuk neraka oleh Malaikat . Ketika mereka pergi dan sampai di pintu neraka tiba-tiba ada sebuah batu terlempar ke pintu neraka.
Malaikat azab kemudian berkumpul untuk mengangkatnya, namun mereka tidak mampu mengangkat batu tersebut. Lantas mereka berjalan menuju pintu lain dan tiba-tiba di pintu itu terdapat sebuah batu lain dari tujuh batu itu. Malaikat tidak mampu mengangkatnya, hingga menyusuri tujuh pintu neraka dan pada tiap pintu terdapat sebuah batu dari batu-batu itu. Kemudian berjalanlah hingga sampai di bawah 'Arsy dan Malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, Engkau mengetahui terhadap urusan hamba-Mu, dan kami tidak menemukan jalan ke neraka baginya".
Allah Ta'ala menjawab: "Wahai hamba-Ku, apakah engkau menyaksikan batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu, maka bagaimana Aku menyia-nyiakan hakmu sedangkan Aku menyaksikan persaksianmu". Allah berfirman: "Masukkan dia ke surga!". Ketika dekat dari pintu surga tiba-tiba pintu-pintunya tertutup dan datanglah persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, terbukalah seluruh pintu-pintu surga dan masuklah lelaki tersebut. Masya Allah Tabarakallah!
Dalam kisah lain diceritakan, Al-Imam Az-Zahid Sayyidi Al-Mufti dari ayahnya berkata: "Sesungguhnya Nabi Musa AS bermunajat kepada Tuhannya: "Wahai Tuhan, Engkau telah menciptakan makhluk, dan engkau telah merawatnya dengan nikmat-Mu serta rizki-Mu, kemudian Engkau menjadikan mereka di neraka-Mu".
Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, menanamlah!", kemudian Nabi Musa menanam, menyirami dan memeliharanya hingga memanennya, Allah berfirman: "Apa yang telah kamu lakukan pada tanamanmu wahai Musa?"
Beliau menjawab: "Aku telah memanennya". Allah berfirman: "Tidakkah kau tinggalkan sedikit dari panenmu?". Nabi Musa menjawab: "Wahai Tuhan, aku tidak meninggalkan kecuali yang tidak baik."
Allah berfirman: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku akan memasukkan orang yang tidak ada kebaikannya ke neraka". Nabi Musa bertanya: "Siapa dia?".
Allah Ta'ala menjawab: "Orang yang enggan mengucap Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah".
Adapun hikmah yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah kemuliaan kalimat Tauhid yang dengannya seseorang bisa masuk surga dan menjauhkannya dari neraka. Semoga kita termasuk golongan orang yang senantiasa menghidupkan kalimat 'Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah'.
عن أبي ذر الغفاري رضي الله تعالى عنه انه قال قلت : يا رسول الله علمني عملا يقربني إلى الجنة ويباعدني من النار، قال : إذا عملت سيئة فاتبعها حسنة، قلت : أمن الحسنات قول لاإله إلا الله؟، قال : نعم هي أحسن الحسنات.
Dari Abu Dzar Al-Ghifari RA berkata, aku bertanya "Wahai Rasulullah , ajarilah aku amalan yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka". Beliau SAW menjawab: "Jika engkau melakukan keburukan maka iringilah dengan kebaikan". Aku bertanya, "Apakah perkataan Laa ilaaha illallah termasuk kebaikan?", Beliau SAW menjawab: "Ya, dia (laa ilaaha illallah) termasuk kebaikan yang paling baik".
Syeikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan sebuah kisah, ada seorang lelaki sedang wukuf di Arofah. Di tangannya ada tujuh batu, tujuh batu itu bersaksi terhadap lelaki itu kepada Tuhan bahwa ia bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Kemudian lelaki itu tidur dan melihat dalam mimpi seakan-akan hari kiamat telah tiba. Dia telah dihisab dan dibawa masuk neraka oleh Malaikat . Ketika mereka pergi dan sampai di pintu neraka tiba-tiba ada sebuah batu terlempar ke pintu neraka.
Malaikat azab kemudian berkumpul untuk mengangkatnya, namun mereka tidak mampu mengangkat batu tersebut. Lantas mereka berjalan menuju pintu lain dan tiba-tiba di pintu itu terdapat sebuah batu lain dari tujuh batu itu. Malaikat tidak mampu mengangkatnya, hingga menyusuri tujuh pintu neraka dan pada tiap pintu terdapat sebuah batu dari batu-batu itu. Kemudian berjalanlah hingga sampai di bawah 'Arsy dan Malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, Engkau mengetahui terhadap urusan hamba-Mu, dan kami tidak menemukan jalan ke neraka baginya".
Allah Ta'ala menjawab: "Wahai hamba-Ku, apakah engkau menyaksikan batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu, maka bagaimana Aku menyia-nyiakan hakmu sedangkan Aku menyaksikan persaksianmu". Allah berfirman: "Masukkan dia ke surga!". Ketika dekat dari pintu surga tiba-tiba pintu-pintunya tertutup dan datanglah persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, terbukalah seluruh pintu-pintu surga dan masuklah lelaki tersebut. Masya Allah Tabarakallah!
Dalam kisah lain diceritakan, Al-Imam Az-Zahid Sayyidi Al-Mufti dari ayahnya berkata: "Sesungguhnya Nabi Musa AS bermunajat kepada Tuhannya: "Wahai Tuhan, Engkau telah menciptakan makhluk, dan engkau telah merawatnya dengan nikmat-Mu serta rizki-Mu, kemudian Engkau menjadikan mereka di neraka-Mu".
Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, menanamlah!", kemudian Nabi Musa menanam, menyirami dan memeliharanya hingga memanennya, Allah berfirman: "Apa yang telah kamu lakukan pada tanamanmu wahai Musa?"
Beliau menjawab: "Aku telah memanennya". Allah berfirman: "Tidakkah kau tinggalkan sedikit dari panenmu?". Nabi Musa menjawab: "Wahai Tuhan, aku tidak meninggalkan kecuali yang tidak baik."
Allah berfirman: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku akan memasukkan orang yang tidak ada kebaikannya ke neraka". Nabi Musa bertanya: "Siapa dia?".
Allah Ta'ala menjawab: "Orang yang enggan mengucap Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah".
Adapun hikmah yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah kemuliaan kalimat Tauhid yang dengannya seseorang bisa masuk surga dan menjauhkannya dari neraka. Semoga kita termasuk golongan orang yang senantiasa menghidupkan kalimat 'Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah'.
(rhs)