Bagaimana Cara Mencintai Rasulullah SAW?
A
A
A
Kita sering mengaku sebagai pengikut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). Namun, apakah betul kita ini pengikut manusia paling mulia Rasulullah SAW ?
Ustaz Oemar Mita mengatakan, sesungguhnya utang kita kepada Rasulullah sangat besar melebihi utang kita kepada kedua orang tua. Sebab, Rasulullah SAW telah menyelamatkan kita dari pinggir jurang neraka menuju surga.
"Kita akan mendapati sebuah penyesalan manusia di akhirat kelak karena menolak ajaran Rasulullah SAW dan enggan mentaati Beliau. Ini disampaikan Allah 'Azza wa Jalla dalam firman-Nya," kata Ustaz Oemar Mita saat mengisi kajian di Masjid Al-Ikhwan Meruya Ilir Jakarta Barat, kemarin.
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". (QS Al-Furqan: 27)
Dai lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Fakultas Syariah mengatakan, apabila jika cinta kepada Rasulullah SAW sepantasnya apa yang telah Beliau wajibkan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Apalah arti narasi cinta melalui susunan kata yang indah jika tanpa bukti perbuatan dan amalan.
"Sesungguhnya mencintai Rasulullah SAW itu tidak mudah. Karena Beliau tak pernah kita lihat secara kasat mata, itulah yang membedakan kita dengan para sahabat terdahulu karena para sahabat melihat langsung dan begitu besar cinta mereka dan mereka meneladani Beliau," kata Ustaz Oemar Mita.
Pohon Kurma Menangis karena Rindu Rasulullah
Ada sebuah kisah dari hadis riwayat Imam Muslim mengenai pohon kurma yang menangis karena rindu kepada Rasulullah SAW.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu (RA) berkata: "Rasulullah SAW biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma itu seperti suara teriakan unta yang bunting sehingga Nabi Muhammad SAW turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itupun diam."
Lalu Rasulullah SAW bersabda:
بَكَتْ عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ
"Ia menangis karena zikir yang dulu biasa ia dengar." (HR. Bukhari No. 2095)
Begitu besarnya cinta kepada Rasulullah SAW sehingga pohon kurma pun rindu akan diri Beliau yang mulia. Manakala kita cinta Rasulullah SAW tentu kita tidak boleh menyamakannya dengan makhluk atau merendahkannya sebagai bahan canda tawa.
Mencintai Nabi itu harus mencintai apapun yang datang dari Rasulullah SAW yaitu karakter fisiknya dan ajarannya. Kabar yang disampaikan Rasulullah SAW adalah syari'at. Adapun wajah fisik Rasulullah SAW itu sangat baik dan wajahnya sangat tampan melebihi keindahan dari wajah Nabi Yusuf 'alaihis salam.
Allah Ta'ala berfirman:
"Katakanlah (Muhammad): 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Ali-'Imran: 31)
Ustaz Oemar Mita mengatakan, sesungguhnya utang kita kepada Rasulullah sangat besar melebihi utang kita kepada kedua orang tua. Sebab, Rasulullah SAW telah menyelamatkan kita dari pinggir jurang neraka menuju surga.
"Kita akan mendapati sebuah penyesalan manusia di akhirat kelak karena menolak ajaran Rasulullah SAW dan enggan mentaati Beliau. Ini disampaikan Allah 'Azza wa Jalla dalam firman-Nya," kata Ustaz Oemar Mita saat mengisi kajian di Masjid Al-Ikhwan Meruya Ilir Jakarta Barat, kemarin.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". (QS Al-Furqan: 27)
Dai lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Fakultas Syariah mengatakan, apabila jika cinta kepada Rasulullah SAW sepantasnya apa yang telah Beliau wajibkan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Apalah arti narasi cinta melalui susunan kata yang indah jika tanpa bukti perbuatan dan amalan.
"Sesungguhnya mencintai Rasulullah SAW itu tidak mudah. Karena Beliau tak pernah kita lihat secara kasat mata, itulah yang membedakan kita dengan para sahabat terdahulu karena para sahabat melihat langsung dan begitu besar cinta mereka dan mereka meneladani Beliau," kata Ustaz Oemar Mita.
Pohon Kurma Menangis karena Rindu Rasulullah
Ada sebuah kisah dari hadis riwayat Imam Muslim mengenai pohon kurma yang menangis karena rindu kepada Rasulullah SAW.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu (RA) berkata: "Rasulullah SAW biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma itu seperti suara teriakan unta yang bunting sehingga Nabi Muhammad SAW turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itupun diam."
Lalu Rasulullah SAW bersabda:
بَكَتْ عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ
"Ia menangis karena zikir yang dulu biasa ia dengar." (HR. Bukhari No. 2095)
Begitu besarnya cinta kepada Rasulullah SAW sehingga pohon kurma pun rindu akan diri Beliau yang mulia. Manakala kita cinta Rasulullah SAW tentu kita tidak boleh menyamakannya dengan makhluk atau merendahkannya sebagai bahan canda tawa.
Mencintai Nabi itu harus mencintai apapun yang datang dari Rasulullah SAW yaitu karakter fisiknya dan ajarannya. Kabar yang disampaikan Rasulullah SAW adalah syari'at. Adapun wajah fisik Rasulullah SAW itu sangat baik dan wajahnya sangat tampan melebihi keindahan dari wajah Nabi Yusuf 'alaihis salam.
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Katakanlah (Muhammad): 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Ali-'Imran: 31)
(rhs)