Benarkah Pahala Bacaan Alqur'an Tidak Sampai kepada Mayit? (3)

Senin, 16 Desember 2019 - 15:20 WIB
Benarkah Pahala Bacaan...
Benarkah Pahala Bacaan Alqur'an Tidak Sampai kepada Mayit? (3)
A A A
Ustaz Muhammad Ajib
Pengajar Rumah Fiqih Indonesia (RFI)
Lulusan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta Konsentrasi Ilmu Syariah

Salah satu khilafiyah yang sering dibicarakan masyarakat adalah masalah mengirim pahala bacaan Alqur'an untuk mayit. Sebagian kalangan menolaknya dan menghukuminya sebagai perbuatan bid'ah. Sebagian lainnya menganggapnya sesuatu yang dibolehkan dalam agama.

Sebelumnya telah dipaparkan ulama-ulama yang menyatakan bahwa pahala bacaan Alqur'an sampai kepada mayit. [Baca Juga: Benarkah Pahala Bacaan Alqur'an Tidak Sampai kepada Mayit? (2)]

Adapun ulama yang mengatakan bahwa pahala bacaan Alqur'an itu tidak sampai kepada mayit:
1. Al-Imam Ibnu Katsir
Al-Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa pahala bacaan Alqur'an itu tidak sampai kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam kitab beliau yaitu kitab Tafsirul Quranil Adzim atau yang lebih dikenal dengan tafsir ibnu katsir. Ini kutipan perkataan beliau dalam kitab tafsir juz 7 halaman 465 :

"Allah berfirman: 'Dan tidaklah manusia itu mendapatkan sesuatu kecuali dari apa yang dia kerjakan". Maka Imam Syafi'i menyimpulkan bahwa bacaan Alqur'an itu tidak sampai. Karena Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkannya. Bahkan para sahabat pun tidak melakukannya. Seandainya itu adalah perkara yang baik pastilah mereka segera melakukannya."

2. Syeikh Bin Bazz
Syeikh bin Bazz mengatakan bahwa pahala bacaan Alqur'an itu tidak sampai kepada mayit karena memang tidak ada dalil yang menjelaskan hal itu. Berikut ini perkataan beliau:

"Adapun bacaan Alqur'an maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat yang rojih adalah bahwa bacaan itu tidak sampai kepada mayit. Sebab Nabi tidak pernah melakukannya dan para sahabat pun juga tidak melakukannya."

Pahala Alqur'an tidak sampai, Apakah benar pendapat Imam Asy-Syafi'i?

Jika kita perhatikan redaksi dari Al-Allamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi dan redaksi Al-Imam An-Nawawi ketika menyebutkan pendapat Al-Imam Asy-Syafi'i maka akan kita temukan kalimat "Al-Masyhur min Mazhabi Asy-Syafii". Ternyata jika kita pahami lebih dalam lagi bahwa kalimat 'Al-Masyhur' ini menunjukkan bahwa disana ada qoul Al-Imam Asy-syafii yang tidak masyhur. Nah, qoul yang tidak masyhur inilah nanti dipahami oleh sebagian kalangan ulama syafiiyah bahwa maksud dari qoul nya Al-Imam Asy-Syafii adalah tidak sampai jika tidak diniatkan bacaannya atau tidak dibaca di hadapan si mayit.

Karena begini, justru di kitab yang lain disebutkan bahwa Al-Imam Asy-Syafi'i menganjurkan seseorang untuk membaca Alqur'an di sisi mayit. Hal ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi di dalam kitab Riyadhus Sholihin halaman 295 :
باب الدعاء للميت بعد دفنه والقعود عند قبره ساعة للدعاء له والاستغفار والقراءة
قال الشافعي رحمه الله: ويستحب أن يقرأ عنده شيء من القرآن، وإن ختموا القرآن عنده كان حسنا. رياض الصالحين, ص : 295

Artinya:
Bab doa untuk si mayit dan duduk di kuburan untuk berdoa dan memohonkan ampun dan bacaan. Imam Syafii berkata "dan dianjurkan untuk membacakan Alqur'an di sisi mayit, jika sampai khatam maka itu lebih baik".

Maka dari itu Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori dan Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa maksud dari kalam nya Al-Imam Asy-Syafii bahwa bacaan Alqur'an itu tidak sampai adalah jika tidak diniatkan atau tidak dibacakan di hadapan si mayit.

Berikut ini penjelasan Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori di dalam kitab Fathul Wahhab juz 2 halaman 23:
أما القراءة فقال النووي في شرح مسلم المشهور من مذهب الشافعي أنه لا يصل ثوابها إلى الميت وقال بعض أصحابنا يصل وذهب جماعات من العلماء إلى أنه يصل إليه ثواب جميع العبادات من صلاة وصوم وقراءة وغيرها وما قاله من مشهور المذهب محمول على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو ثواب قراءته له أو نواه ولم يدع بل قال السبكي الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت نفعه وبين ذلك وقد ذكرته في شرح الروض. ( فتح الوهاب, ج : 2, ص : 23

Artinya:
Adapun pahala bacaan maka menurut Imam Nawawi sampai pahalanya. Adapun yang masyhur dari Imam Syafii tidak sampai pahalanya. Maksudnya adalah jika tidak dibacakan di dekat si mayit atau tidak diniatkan pahalanya. Tapi jika diniatkan maka pahalanya sampai.

Begitu juga Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan di dalam kitab Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubro juz 2 halaman 27:
وكلام الشافعي – رضي الله عنه – هذا تأييد للمتأخرين في حملهم مشهور المذهب على ما إذا لم يكن بحضرة الميت أو لم يدع عقيبه. ( الفتاوى الفقهية الكبرى لابن حجر الهيتمي, ج : 2, ص : 27

Artinya:
Perkataan Imam Syafii maksudnya adalah jika Alqur'an itu tidak dibaca di hadapan si mayit dan tidak berdoa setelahnya.

Ini adalah penjelasan sebagian ulama Syafiiyah yang menjelaskan qoul nya Al-Imam Asy-Syafi’i. Dalam hal ini Al-Imam An-Nawawi lebih memilih pendapat bahwa bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit dengan cara berdoa kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya kepada si mayit.

Berikut ini perkataan Al-Imam An-Nawawi di dalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab:
والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها. ( المجموع, ج : 15, ص : 522

Artinya:
Pendapat pilihan kami adalah sampainya pahala bacaan jika seseorang meminta kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya. Karena ini termasuk doa. Dan doa itu termasuk perkara yang disepakati kebolehannya dan si mayit mendapatkan manfaat dari doa tersebut.

Intinya memang para ulama salaf dan ulama kontemporerpun berbeda pendapat dalam masalah ini. Silakan anda pilih dari salah satu pendapat ulama tersebut. Wallohu A'lam. [Baca Juga: Benarkah Pahala Bacaan Alqur'an Tidak Sampai kepada Mayit? (1)]
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1177 seconds (0.1#10.140)