Pujian Imam Malik kepada Imam Syafi'i, Berikut Kisahnya (1)
loading...
A
A
A
Saat Imam Syafi'i hadir di majelis ilmu yang dipimpin Imam Malik, hal tak terduga terjadi. Imam Malik terkejut dengan keilmuan Imam Syafi'i yang kala itu masih muda.
Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin as-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai. Beliau lahir di Gaza (Palestina) Tahun 150 H dan wafat Tahun 204 H. Nasabnya bertemu dengan nasabnya Rasulullah SAW pada Abdi Manaf bin Qushai.
Ketika berusia 7 tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an. Tak hanya sekadar hafal, namun juga menguasai ilmu tafsirnya, ulumul Qur'an dan segala macam ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur'an. Saat berusia 10 tahun beliau sudah hafal Kitab Al-Muwatta' karya Imam Malik (wafat 279 H)
Ustaz Ubaidillah Arsyad menceritakan pertemuan Imam Syafi'i dengan Imam Malik. Dalam Al-Manhaj as Sawiy: 410 dan Syarh Al-'Ainiyyah disebutkan, Imam As-Syafi'i sudah mulai berfatwa pada usia 15 tahun.
Dikisahkan, ketika Imam Syafi'i berada di Kota Madinah dan duduk di Majelis Imam Malik yang sedang mengajarkan Kitab Al-Muwattha' kepada orang-orang yang berada di sana. Saat Imam Malik mengajarkan 18 hadis, Imam Syafi'i saat itu berada di bagian belakang.
Lalu, Imam Malik memandang sepintas Imam Syafi'i yang sedang menulis sesuatu di atas bagian luar telapak tangan dengan jarinya. Tatkala orang-orang sudah bubar, Imam Malik memanggil Imam Syafi'i untuk menanyakan asal daerah dan nasabnya, kemudian Imam Syafi'i pun memberitahukan itu semua.
Lalu Imam Malik berkata: "Aku melihat tanganmu sedang melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya di atas bagian luar telapakmu". Imam Syafi'i menjawab: "Tidaklah seperti itu, akan tetapi di saat Anda mengajarkan satu hadis, aku pun mencatat hadis itu di atas bagian luar telapak tanganku. Jika Anda berkenan, maka aku akan mengulangi untukmu apa yang telah Anda ajarkan pada kami".
Imam Malik berkata: "Coba kau ulangi lagi apa yang aku ajarkan!". Lalu Imam Syafi'i mengulangi 18 hadits yang telah diajarkan padanya.
Kemudian Imam Malik menyuruhnya untuk lebih mendekat sembari berpesan: "Wahai Muhammad (Imam Syafi'i), bertakwalah kepada Allah karena kamu akan menjadi orang yang besar".
Kisah ini diceritakan dalam Al-Manhaj as-Sawiy: 146. Keterangan senada juga terdapat dalam Tadzkirun-Nas: 281.
(bersambung...)
Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin as-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai. Beliau lahir di Gaza (Palestina) Tahun 150 H dan wafat Tahun 204 H. Nasabnya bertemu dengan nasabnya Rasulullah SAW pada Abdi Manaf bin Qushai.
Ketika berusia 7 tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an. Tak hanya sekadar hafal, namun juga menguasai ilmu tafsirnya, ulumul Qur'an dan segala macam ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur'an. Saat berusia 10 tahun beliau sudah hafal Kitab Al-Muwatta' karya Imam Malik (wafat 279 H)
Ustaz Ubaidillah Arsyad menceritakan pertemuan Imam Syafi'i dengan Imam Malik. Dalam Al-Manhaj as Sawiy: 410 dan Syarh Al-'Ainiyyah disebutkan, Imam As-Syafi'i sudah mulai berfatwa pada usia 15 tahun.
Dikisahkan, ketika Imam Syafi'i berada di Kota Madinah dan duduk di Majelis Imam Malik yang sedang mengajarkan Kitab Al-Muwattha' kepada orang-orang yang berada di sana. Saat Imam Malik mengajarkan 18 hadis, Imam Syafi'i saat itu berada di bagian belakang.
Lalu, Imam Malik memandang sepintas Imam Syafi'i yang sedang menulis sesuatu di atas bagian luar telapak tangan dengan jarinya. Tatkala orang-orang sudah bubar, Imam Malik memanggil Imam Syafi'i untuk menanyakan asal daerah dan nasabnya, kemudian Imam Syafi'i pun memberitahukan itu semua.
Lalu Imam Malik berkata: "Aku melihat tanganmu sedang melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya di atas bagian luar telapakmu". Imam Syafi'i menjawab: "Tidaklah seperti itu, akan tetapi di saat Anda mengajarkan satu hadis, aku pun mencatat hadis itu di atas bagian luar telapak tanganku. Jika Anda berkenan, maka aku akan mengulangi untukmu apa yang telah Anda ajarkan pada kami".
Imam Malik berkata: "Coba kau ulangi lagi apa yang aku ajarkan!". Lalu Imam Syafi'i mengulangi 18 hadits yang telah diajarkan padanya.
Kemudian Imam Malik menyuruhnya untuk lebih mendekat sembari berpesan: "Wahai Muhammad (Imam Syafi'i), bertakwalah kepada Allah karena kamu akan menjadi orang yang besar".
Kisah ini diceritakan dalam Al-Manhaj as-Sawiy: 146. Keterangan senada juga terdapat dalam Tadzkirun-Nas: 281.
(bersambung...)
(rhs)