Biografi Ibnu Khaldun, Bapak Sosiologi dan Ilmu Sejarah dari Islam
loading...
A
A
A
Ibnu Khaldun merupakan tokoh terkemuka yang berhasil mengembangkan filosofi sejarah nonreligius pertama di dunia. Namun sebagian besar masyarakat di seluruh dunia mengenalnya sebagai bapak sosiologi dan ilmu sejarah dari Islam.
Meskipun ia hidup pada ratusan tahun yang lalu, kisah hidupnya telah didokumentasikan dengan baik. Dalam riwayatnya, ia tercatat sebagai seorang tokoh yang memiliki banyak informasi yang dapat dipercaya.
Pada usianya yang ke-20 tahun, ia diberi jabatan di istana Tunis dan kemudian menjadi sekretaris sultan Maroko di Fez. namun di akhir tahun 1350-an, dia dipenjara selama dua tahun karena dicurigai ikut serta dalam pemberontakan.
Setelah dibebaskan dan dipromosikan oleh penguasa baru, dia kembali tidak disukai, dan Ibnu Khaldun memutuskan untuk pergi ke Granada. Sesampainya di sana, ia bekerja untuk Perdana Menteri Granda bernama Ibnu al-Khatib yang sekaligus teman baiknya.
Setahun kemudian dia dikirim ke Seville untuk membuat perjanjian damai dengan Raja Pedro I dari Kastilia. Setelah menjalankan tugas tersebut, desas-desus ketidaksetiaan Ibnu Khaldun kepada penguasa Granada berdampak buruk pada persahabatannya dengan Ibn al-Khatib. Atas kejadian itu, Ibnu Khaldun kembali berpindah menuju Afrika dan bekerja di berbagai pos administrasi.
Pada tahun 1375, Ibnu Khaldun mencari perlindungan dari lingkungan politik yang penuh gejolak dengan suku Awlad 'Arif. Mereka menempatkan Ibnu Khaldun dan keluarganya di sebuah kastil di Aljazair, di mana dia menghabiskan empat tahun menulis Muqaddimah.
Tidak berselang lama, ia pun kembali ke Tunisia dengan tujuan untuk menetap disana. Namun tujuannya itu mengalami kegagalan lantaran penguasaan dari tanah kelahirannya itu mendorongnya untuk pergi lagi.
Berbekal pendidikannya yang tinggi, Ibnu Khaldun pun berpindah ke Mesir dan mencoba mengajar di Perguruan Tinggi Qaumiyyah di Kairo. Berkat pengalaman dan kedalaman ilmunya, ia pun diangkat menjadi hakim ketua ritus Maliki, salah satu dari empat ritus Islam Sunni yang diakui.
Saat berada di Mesir, sebagian besar waktunya telah digunakan untuk mengajar dan melakukan berbagai penelitian. Selain itu Ibnu Khaldun juga melakukan ziarah ke Mekah dan dua perjalanan ke Damaskus, yang mana kedua perjalanan tersebut disebabkan oleh kampanye Faraj melawan Tamerlane pada tahun 1400.
Tamerlane pun pernah mengundang Ibnu Khaldun untuk mengunjungi kampnya. Sebagian besar percakapan keduanya berkutat pada isu kondisi politik Mesir dan Maghreb.
Sisa perjalanan hidup dari Ibnu Khaldun memang relatif lancar. Dalam kisahnya, ia meninggal pada tahun 1406 dan dimakamkan di salah satu pemakaman gerbang utama Kairo.
Muqaddimah telah dianggap sebagai salah satu karya filsafat sejarah paling fenomenal yang pernah ditulis. Selain itu, Ibnu Khaldun juga menulis sejarah definitif Muslim Afrika Utara, serta kisah hidupnya dalam otobiografi berjudul Al-ta'rif bi Ibn Khaldun.
Lihat Juga: Al Tusi, Ahli Matematika dan Filsafat Pelopor Pendirian Observatorium Astronomi Terbesar di Dunia
Meskipun ia hidup pada ratusan tahun yang lalu, kisah hidupnya telah didokumentasikan dengan baik. Dalam riwayatnya, ia tercatat sebagai seorang tokoh yang memiliki banyak informasi yang dapat dipercaya.
Biografi Ibnu Khaldun
Pemilik nama lengkap Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Khaldun, lahir di Tunis pada 27 Mei 1332. Ia berasal dari keluarga terpandang yang dapat menikmati pendidikan di masa mudanya dengan baik. Namun kenikmatan itu berakhir usai orang tuanya meninggal saat Wabah Hitam melanda Tunis pada tahun 1349. Sehingga ia harus berjuang sendiri untuk membangun dirinya dalam berkarier.Pada usianya yang ke-20 tahun, ia diberi jabatan di istana Tunis dan kemudian menjadi sekretaris sultan Maroko di Fez. namun di akhir tahun 1350-an, dia dipenjara selama dua tahun karena dicurigai ikut serta dalam pemberontakan.
Setelah dibebaskan dan dipromosikan oleh penguasa baru, dia kembali tidak disukai, dan Ibnu Khaldun memutuskan untuk pergi ke Granada. Sesampainya di sana, ia bekerja untuk Perdana Menteri Granda bernama Ibnu al-Khatib yang sekaligus teman baiknya.
Setahun kemudian dia dikirim ke Seville untuk membuat perjanjian damai dengan Raja Pedro I dari Kastilia. Setelah menjalankan tugas tersebut, desas-desus ketidaksetiaan Ibnu Khaldun kepada penguasa Granada berdampak buruk pada persahabatannya dengan Ibn al-Khatib. Atas kejadian itu, Ibnu Khaldun kembali berpindah menuju Afrika dan bekerja di berbagai pos administrasi.
Pada tahun 1375, Ibnu Khaldun mencari perlindungan dari lingkungan politik yang penuh gejolak dengan suku Awlad 'Arif. Mereka menempatkan Ibnu Khaldun dan keluarganya di sebuah kastil di Aljazair, di mana dia menghabiskan empat tahun menulis Muqaddimah.
Tidak berselang lama, ia pun kembali ke Tunisia dengan tujuan untuk menetap disana. Namun tujuannya itu mengalami kegagalan lantaran penguasaan dari tanah kelahirannya itu mendorongnya untuk pergi lagi.
Berbekal pendidikannya yang tinggi, Ibnu Khaldun pun berpindah ke Mesir dan mencoba mengajar di Perguruan Tinggi Qaumiyyah di Kairo. Berkat pengalaman dan kedalaman ilmunya, ia pun diangkat menjadi hakim ketua ritus Maliki, salah satu dari empat ritus Islam Sunni yang diakui.
Saat berada di Mesir, sebagian besar waktunya telah digunakan untuk mengajar dan melakukan berbagai penelitian. Selain itu Ibnu Khaldun juga melakukan ziarah ke Mekah dan dua perjalanan ke Damaskus, yang mana kedua perjalanan tersebut disebabkan oleh kampanye Faraj melawan Tamerlane pada tahun 1400.
Tamerlane pun pernah mengundang Ibnu Khaldun untuk mengunjungi kampnya. Sebagian besar percakapan keduanya berkutat pada isu kondisi politik Mesir dan Maghreb.
Sisa perjalanan hidup dari Ibnu Khaldun memang relatif lancar. Dalam kisahnya, ia meninggal pada tahun 1406 dan dimakamkan di salah satu pemakaman gerbang utama Kairo.
Karya Ibnu Khaldun
Karya terpenting dari Ibnu Khaldun adalah Muqaddimah. Dalam karya ini, ia membahas tentang metode sejarah dan memberikan kriteria yang diperlukan untuk membedakan kebenaran sejarah dari kesalahan.Muqaddimah telah dianggap sebagai salah satu karya filsafat sejarah paling fenomenal yang pernah ditulis. Selain itu, Ibnu Khaldun juga menulis sejarah definitif Muslim Afrika Utara, serta kisah hidupnya dalam otobiografi berjudul Al-ta'rif bi Ibn Khaldun.
Lihat Juga: Al Tusi, Ahli Matematika dan Filsafat Pelopor Pendirian Observatorium Astronomi Terbesar di Dunia
(wid)