Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (1)

Sabtu, 21 Maret 2020 - 05:15 WIB
Cara Rasulullah SAW...
Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (1)
A A A
Tidak ada aktivitas keseharian Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yang luput dari pantauan sahabat. Mereka selalu memperhatikan segala tingkah laku Nabi SAW agar dapat meneladaninya.

Bagaimana Nabi SAW duduk, berdiri, tidur, mandi, bersiwak, berpakaian dan menjaga kebersihan tidak ada yang terlewatkan oleh sahabat. Berikut ulasan keseharian Rasulullah SAW menjaga kebersihan yang dikutip dari buku "Pribadi Muhammad" karya Nizar Abazhah yang diterjemahkan dari Kitab Syakhshiyyah Al Rasul.

Nizar Abazhah adalah seorang guru besar Sirah Nabawiyah kelahiran Damaskus Syria. Dalam kitabnya, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya bersih secara lahiriyah (tubuh dan lingkungan), tetapi juga bersih hatinya, lisan, dan pergaulannya.

Nabi SAW sangat memperhatikan kebersihan tubuh. Setiap hari beliau mandi. Begitu pun saat menghadapi momen khusus, seperti sebelum salat Jumat, di hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan hari Arafah. Beliau sangat menganjurkan kaum muslim mandi pada momen-momen tersebut.

Nabi memiliki bejana terbuat dari kuningan. Jika mandi wajib, beliau memulai dengan membasuh kedua tangan, menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, membasuh kemaluan, berwudhu tanpa membasuh kaki, mengambil air, memijitkan jemari ke akar rambut. Kemudian menyiram kepalanya dengan tiga kali cedokan, menyiram seluruh tubuh, kemudian membasuh kedua kaki.

Jika buang air, Nabi SAW tidak mengangkat baju kecuali jika sudah sampai di tempat, dan memindahkan cincin ke jari kanan. Setelah keluar dan selesai berwudhu, beliau pindahkan lagi cincin itu ke jari kirinya. Dalam satu riwayat, beliau meletakkan cincinnya (tidak dibawa ke kamar mandi). Bersama itu beliau tetap mengenakan sepatu dan menutupi kepalanya.

Beliau diam saat buang air kecil seperti beliau diam di rumah. Tak pernah buang air berdiri, selalu terlihat berwudhu setiap kali keluar dari buang air besar. Beliau juga memmotong kuku dan mencukur kumis setiap hari Jumat sebelum mengerjakan salat Jumat.

Nabi SAW juga bersiwak. Bahkan, beliaulah orang pertama yang melakukannya dan menjadikannya sunnah yang sangat dianjurkan. "Seandainya tidak menyulitkan umatku, niscaya kuperintahkan mereka bersiwak sebelum memulai salat," demikian sabda beliau.

Setiap bangun tidur, apakah siang atau malam, Nabi tak pernah lupa bersiwak sebelum berwudhu. Siwak juga menjadi teman setia beliau dalam setiap perjalanan. Bahkan, beliau bersiwak ketika berpuasa, dan pada malam hari.

10 Hal Termasuk Fitrah Kesucian
Adapun prinsip-prinsip kebersihan Nabi, dirangkum dalam hadis yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah radhiallahu 'anha:

عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ

"Ada sepuluh hal termasuk bagian dari fitrah atau kesucian, yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air dengan hidung (istinsyaq), memotong kuku, membasuh sendi-sendi tulang jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja' dengan air." Zakaria berkata bahwa Mu'shob berkata, "Aku lupa yang kesepuluh, aku merasa yang kesepuluh adalah berkumur-kumur." (HR. Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi, An-Nasai Ibnu Majah)

(bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)