Sepinya suasana puasa di Kota Mamuju
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki hari pertama puasa di bulan Ramadan, suasana Kota Mamuju, berubah sunyi. Kondisinya, sama saat daerah ini belum menjadi Ibu Kota Sulbar, atau saat Hari Raya Idul Fitri. Seluruh warung makan, dan sejumlah toko tertutup rapat.
Beberapa diantaranya, bahkan menempelkan kertas berisi imbauan pemerintah yang melarang berbuka diwaktu berpuasa. Suasana jalan pun lengang. Tidak ada kesibukan seperti hari-hari biasa. Sehari sebelumnya pun, Mamuju sudah sepi. Tapi tidak sesenyap, pada Rabu 10 Juli 2013.
Potret yang sama terjadi di semua instansi pemerintah. Hanya bagian loket pelayanan langsung yang nampak sibuk, dan masih memperlihatkan aktivitas yang padat.
"Hari pertama puasa banyak pegawai yang pulang kampung untuk melaksanakan puasa dengan keluarga. Tapi kami tidak boleh libur, karena tugas," tutur salah seorang pegawai Pemkab Mamuju yang identitasnya enggan disebutkan, kemarin.
Sepinya kantor pemerintah ini, terlihat jelas di Pemprov Sulbar. Bahkan, sejak Selasa 9 Juli 2013, sedikit sekali PNS yang masuk kantor. Pemandangan berbeda, justru di Pasar Sentral. Sejumlah pedagang musiman sibuk mempersiapkan jajanan.
Namun, jajan pasar ini luar biasa harganya. Dari rata-rata seribu rupiah, di awal puasa mencapai rata-rata tiga ribu rupiah. Itupun dengan jajanan berukuran mini.
"Bahan bakunya saja sudah mahal. Agar harga tidak terlalu tinggi, ukurannya dikurangi," ungkap salah seorang pedagang jajan pasar, Wahyuni.
Jika dihitung-hitung, keuntungan pedagang jajan pasar tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena kenaikan itu disesuaikan dengan harga bahan baku.
Beberapa diantaranya, bahkan menempelkan kertas berisi imbauan pemerintah yang melarang berbuka diwaktu berpuasa. Suasana jalan pun lengang. Tidak ada kesibukan seperti hari-hari biasa. Sehari sebelumnya pun, Mamuju sudah sepi. Tapi tidak sesenyap, pada Rabu 10 Juli 2013.
Potret yang sama terjadi di semua instansi pemerintah. Hanya bagian loket pelayanan langsung yang nampak sibuk, dan masih memperlihatkan aktivitas yang padat.
"Hari pertama puasa banyak pegawai yang pulang kampung untuk melaksanakan puasa dengan keluarga. Tapi kami tidak boleh libur, karena tugas," tutur salah seorang pegawai Pemkab Mamuju yang identitasnya enggan disebutkan, kemarin.
Sepinya kantor pemerintah ini, terlihat jelas di Pemprov Sulbar. Bahkan, sejak Selasa 9 Juli 2013, sedikit sekali PNS yang masuk kantor. Pemandangan berbeda, justru di Pasar Sentral. Sejumlah pedagang musiman sibuk mempersiapkan jajanan.
Namun, jajan pasar ini luar biasa harganya. Dari rata-rata seribu rupiah, di awal puasa mencapai rata-rata tiga ribu rupiah. Itupun dengan jajanan berukuran mini.
"Bahan bakunya saja sudah mahal. Agar harga tidak terlalu tinggi, ukurannya dikurangi," ungkap salah seorang pedagang jajan pasar, Wahyuni.
Jika dihitung-hitung, keuntungan pedagang jajan pasar tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena kenaikan itu disesuaikan dengan harga bahan baku.
(san)