Alquran tepat benahi moralitas
A
A
A
Sindonews.com - Alquran diturunkan untuk kemaslahatan semua umat manusia. Dengan dasar itu, kandungan Alquran sangatlah tepat sebagai petunjuk guna memperbaiki moralitas bangsa saat ini.
Pandangan tersebut disampaikan beberapa tokoh dalam rangka memperingati Nuzululquran (turunnya Alquran) yang jatuh pada hari ini. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengatakan, Alquran adalah petunjuk yang sangat tepat karena di dalamnya terdapat nilai-nilai terbaik. Menurut dia, Alquran memiliki banyak sari ajaran sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. “Ini petunjuk umat manusia, terlebih untuk umat Islam,” ujarnya kemarin.
Lebih khusus, Ma’ruf menilai Alquran sangat tepat dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki moralitas kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Dia mencontohkan persoalan bangsa yang memprihatinkan saat ini adalah maraknya kekerasan, perusakan lingkungan, pembakaran hutan sehingga menimbulkan bencana di mana-mana. Persoalan besar lain yang masih melilit bangsa Indonesia adalah banyaknya tindakan korupsi, lebih-lebih dilakukan penjabat negara.
“Panduannya sudah ada di dalam Alquran dan hal itu ditujukan untuk seluruh umat agar tidak merusak diri, lingkungan, dan negara,” kata dia. Dengan dasar jelas itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk berjuang dan menjaga kehidupan di dunia dan bangsa agar tidak semakin rusak dan hancur. Jika kemungkaran dan kerusakan bangsa ini terus dilanggengkan, Ma’ruf yakin yang muncul hanyalah penyesalan di kemudian hari.
Umat Islam sebagai umat mayoritas juga perlu menjadi kelompok yang berandil paling besar dalam upaya perbaikan keadaan. Dia prihatin akhirakhir ini sebagian umat Islam justru memicu masalah. “Jangan jadi umat yang mudah terprovokasi dan terpancing hal negatif, hal ini tidak diajarkan di dalam Alquran,” tegasnya. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengatakan, Alquranmampumenjadi pencerah bagi masyarakat dalam situasi apa pun, baik saat berbahagia maupun paceklik.
Dalam kondisi apa pun, Alquran juga mengajarkan untuk tidak frustrasi dan putus asa. Menurutnya, di dalam sejumlah surat Alquran terdapat kandungan yang menghubungkan manusia dan Allah. Jika dipahami dan didalami, pada ayat-ayat tersebut terdapat bimbingan yang dapat dijadikan petunjuk bagi semua umat manusia untuk menjalanihidupsehari-hari.“Kita diharuskan bersabar, taat kepada pencipta, menghargai sesama, dan saling membantu,” tegasnya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, makna Nuzululquran mestinya bukan hanya dibaca, tetapi juga diamalkan dan dijalankan sesuai dengan kaidah. Menurutnya, definisi takwa salah satunya ialah mengamalkan Alquran. Selain itu takut kepada Allah serta mengamalkan dan menerima apa yang diberikan-Nya. “Apa yang Allah berikan patut kita syukuri. Selain itu manusia tahu apa tugasnya di dunia, yaitu mempersiapkan pertemuannya dengan Allah,” tandas Salim.
Dia mengatakan, Alquran mengajarkan manusia untuk tidak memikirkan dirinya selama di dunia. Menurut Mensos, saat ini masyarakat Indonesia adalah bersifat paternalistik. Tentunya untuk perubahan moralitas itu dibutuhkan pemimpin mulai dari pusat hingga daerah yang dapat ditunjuk sebagai teladan. “Semuanya harus merata mulai dari pemerintah pusat hingga pemda dapat menjadi anutan. Tentu, saya yakin jika hal tersebut akan signifikan,” imbuhnya.
Pandangan tersebut disampaikan beberapa tokoh dalam rangka memperingati Nuzululquran (turunnya Alquran) yang jatuh pada hari ini. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengatakan, Alquran adalah petunjuk yang sangat tepat karena di dalamnya terdapat nilai-nilai terbaik. Menurut dia, Alquran memiliki banyak sari ajaran sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. “Ini petunjuk umat manusia, terlebih untuk umat Islam,” ujarnya kemarin.
Lebih khusus, Ma’ruf menilai Alquran sangat tepat dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki moralitas kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Dia mencontohkan persoalan bangsa yang memprihatinkan saat ini adalah maraknya kekerasan, perusakan lingkungan, pembakaran hutan sehingga menimbulkan bencana di mana-mana. Persoalan besar lain yang masih melilit bangsa Indonesia adalah banyaknya tindakan korupsi, lebih-lebih dilakukan penjabat negara.
“Panduannya sudah ada di dalam Alquran dan hal itu ditujukan untuk seluruh umat agar tidak merusak diri, lingkungan, dan negara,” kata dia. Dengan dasar jelas itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk berjuang dan menjaga kehidupan di dunia dan bangsa agar tidak semakin rusak dan hancur. Jika kemungkaran dan kerusakan bangsa ini terus dilanggengkan, Ma’ruf yakin yang muncul hanyalah penyesalan di kemudian hari.
Umat Islam sebagai umat mayoritas juga perlu menjadi kelompok yang berandil paling besar dalam upaya perbaikan keadaan. Dia prihatin akhirakhir ini sebagian umat Islam justru memicu masalah. “Jangan jadi umat yang mudah terprovokasi dan terpancing hal negatif, hal ini tidak diajarkan di dalam Alquran,” tegasnya. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengatakan, Alquranmampumenjadi pencerah bagi masyarakat dalam situasi apa pun, baik saat berbahagia maupun paceklik.
Dalam kondisi apa pun, Alquran juga mengajarkan untuk tidak frustrasi dan putus asa. Menurutnya, di dalam sejumlah surat Alquran terdapat kandungan yang menghubungkan manusia dan Allah. Jika dipahami dan didalami, pada ayat-ayat tersebut terdapat bimbingan yang dapat dijadikan petunjuk bagi semua umat manusia untuk menjalanihidupsehari-hari.“Kita diharuskan bersabar, taat kepada pencipta, menghargai sesama, dan saling membantu,” tegasnya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, makna Nuzululquran mestinya bukan hanya dibaca, tetapi juga diamalkan dan dijalankan sesuai dengan kaidah. Menurutnya, definisi takwa salah satunya ialah mengamalkan Alquran. Selain itu takut kepada Allah serta mengamalkan dan menerima apa yang diberikan-Nya. “Apa yang Allah berikan patut kita syukuri. Selain itu manusia tahu apa tugasnya di dunia, yaitu mempersiapkan pertemuannya dengan Allah,” tandas Salim.
Dia mengatakan, Alquran mengajarkan manusia untuk tidak memikirkan dirinya selama di dunia. Menurut Mensos, saat ini masyarakat Indonesia adalah bersifat paternalistik. Tentunya untuk perubahan moralitas itu dibutuhkan pemimpin mulai dari pusat hingga daerah yang dapat ditunjuk sebagai teladan. “Semuanya harus merata mulai dari pemerintah pusat hingga pemda dapat menjadi anutan. Tentu, saya yakin jika hal tersebut akan signifikan,” imbuhnya.
(nfl)