Pekan ini, Depok diprediksi macet parah
A
A
A
Sindonews.com - Jelang musim mudik Lebaran, kemacetan parah tak terelakkan lagi di ruas Jalan Margonda sejak akhir pekan lalu. Bahkan berdasarkan perhitungan, pekan ini adalah puncak kemacetan di Jalan Margonda dengan total kendaraan yang melintas lebih dari enam ribu unit.
Pada hari normal, diakhir pekan kurang dari tiga ribu kendaraan yang melintas. Puncak kemacetan pekan ini dikarenakan sejumlah pusat perbelanjaan menggelar diskon besar-besaran, kemudian pekan terakhir puasa ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk berburu kebutuhan Lebaran.
Berdasarkan pantauan, kemacetan telah terjadi sejak pukul 11.00 WIB bahkan hingga malam ini. Sedangkan puncak kemacetan terjadi antara pukul 16.00-18.00 WIB dan di atas pukul 21.00 WIB.
Kemacetan terjadi di titik sentra ekonomi di Jalan Margonda dan sejumlah U Turn. Titik-titik itulah yang menjadi sentra kemacetan tak terelakkan.
Titik kemacetan sepanjang Margonda antara lain di depan ITC Depok, antara Margo City dan Detos, Apartemen Margonda, Ramanda serta Terminal. Kebanyakan kendaraan yang melintas adalah roda dua. Perbandingan antara roda dua dan empat yang melintas adalah 70.30 WIB.
Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Kristanto Yoga mengatakan, sejak pekan lalu terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di Depok. Penigkatan diprediksi mencapai lebih dari 30 persen.
Hal itu dapat dilihat dari meningkatkan jumlah pemohon Surat Izin Memgemudi (SIM) sejak pekan lalu.
"Untuk itu kita telah melakukan manajemen rekayaasan lalulintas dengan sistem kanalisasi," kata Kristanto di Depok, Minggu (4/8/2013).
Sistem kanalisasi adalah dengan melakukan pembayasan jalur. Yaitu memisahkan antara kendaraan umum dengan angkutan kota (angkot).
"Rekayasa ini dapat mengurangi kemacetan yang biasanya terjadi di sentra ekonomi," ungkapnya.
Kanalisasi dilakukan di titik sentra ekonomi. Misalnya, depan traffic light Ramanda, ITC Depok, Margo City dan Detos. Sistem ini sudah diterapkan sejak pekan lalu berdasarkan hasil evaluasi padatnya kendaraan dua pekan lalu.
"Kalau untuk penutupan U Turn berdasarkan situasi dan kondisi. Kalau sudah sangat padat akan ditutup sehingga kendaraan harus berputar di Universitas Indonesia (UI)," tandasnya.
Di tiap titik kanalisasi dijaga beberapa orang petugas. Termasuk di Pos Pengamanan Lebaran di depan Margo City. "Jumlahnya sekitar 25 orang yang disebar di sejumlah titik," ujarnya.
Kanalisasi dimaksudkan untuk memisahkan kendaraan yang akan masuk ke sentra ekonomi sehingga lebih mudah untuk melintasi pintu masuk. Sedangkan yang tidak masuk sentra ekonomi dapat melalui jalur umum.
Berdasarkan pantauan kepadatan terlihat di dekat pintu masuk ITC Depok. Pengunjung ITC Depok pada hari-hari menjelang lebaran mencapai 35.000 orang. Sedangkan kendaraan yang masuk mencapai sembilan ribu unit. Terdiri atas motor (7.000) dan mobil (2.000).
"Bahkan banyak pengunjung yang sengaja tidak membawa kendaraan. Artinya, jumlahnya bisa melebihi dari total kendaraan yang masuk ke area parkir," kata Humas ITC Depok, Katarina Dwi Janto.
Sedangkan di Detos sendiri jumlah pengunjung mengalami kenaikan hingga 28 persen jelang lebaran. "Cukup signifikasn kenaikannya. Kami juga meminta maaf jika ada pengunjung yang tidak kebagian lahan parkir," kata Manager Marketing Communication Detos Ferry Nurdin.
Wina Sartika, warga Lenteng Agung mengatakan, kemacetan dari arah Jakarta menuju Depok sudah terjadi mulai perempatan lampu merah UI-Jakarta. Dengan menggunakan motor, dirinya hanya bisa menempuh jalanan dengan kecepatan kurang dari 40 km/jam. Pasalnya, jarak antara kendaraan terbilang padat.
"Kalau nggak hati-hati bisa bersenggolan. Dari Lenteng Agung, Jakarta Selatan sampai Depok perlu 30 menit. Itu juga belum sampai ITC Depok karena kan harus mutar lebih jauh lagi sekarang," kata warga Jakarta yang sering ke ITC Depok itu.
Dirinya enggan naik angkutan kota (angkot) karena alasan kurang nyaman. Selain jarak tempuhnya lebih lama dibanding motor, menggunakan angkot juga memerlukan waktu lebih lama.
"Kalau naik motor aja bisa 30 menit, bagaimana naik mobil. Selalu seperti ini tiap tahun mau lebaran," tukasnya.
Lebih lanjut, mahasiswi keperawatan itu menuturkan, beberapa hari lalu dia sempat melalui jalur alternatif dari Lenteng Agung menuju Depok. Namun tetap saja jalur tersebut dipadati kendaraan.
"Saya kemarin lewat Kukusan, Beji. Dan sama saja macet juga. Apalagi jalanan itu sempit dan banyak rusak, jadi lebih baik lewat Jalan Margonda," ungkapnya.
Pada hari normal, diakhir pekan kurang dari tiga ribu kendaraan yang melintas. Puncak kemacetan pekan ini dikarenakan sejumlah pusat perbelanjaan menggelar diskon besar-besaran, kemudian pekan terakhir puasa ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk berburu kebutuhan Lebaran.
Berdasarkan pantauan, kemacetan telah terjadi sejak pukul 11.00 WIB bahkan hingga malam ini. Sedangkan puncak kemacetan terjadi antara pukul 16.00-18.00 WIB dan di atas pukul 21.00 WIB.
Kemacetan terjadi di titik sentra ekonomi di Jalan Margonda dan sejumlah U Turn. Titik-titik itulah yang menjadi sentra kemacetan tak terelakkan.
Titik kemacetan sepanjang Margonda antara lain di depan ITC Depok, antara Margo City dan Detos, Apartemen Margonda, Ramanda serta Terminal. Kebanyakan kendaraan yang melintas adalah roda dua. Perbandingan antara roda dua dan empat yang melintas adalah 70.30 WIB.
Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Kristanto Yoga mengatakan, sejak pekan lalu terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di Depok. Penigkatan diprediksi mencapai lebih dari 30 persen.
Hal itu dapat dilihat dari meningkatkan jumlah pemohon Surat Izin Memgemudi (SIM) sejak pekan lalu.
"Untuk itu kita telah melakukan manajemen rekayaasan lalulintas dengan sistem kanalisasi," kata Kristanto di Depok, Minggu (4/8/2013).
Sistem kanalisasi adalah dengan melakukan pembayasan jalur. Yaitu memisahkan antara kendaraan umum dengan angkutan kota (angkot).
"Rekayasa ini dapat mengurangi kemacetan yang biasanya terjadi di sentra ekonomi," ungkapnya.
Kanalisasi dilakukan di titik sentra ekonomi. Misalnya, depan traffic light Ramanda, ITC Depok, Margo City dan Detos. Sistem ini sudah diterapkan sejak pekan lalu berdasarkan hasil evaluasi padatnya kendaraan dua pekan lalu.
"Kalau untuk penutupan U Turn berdasarkan situasi dan kondisi. Kalau sudah sangat padat akan ditutup sehingga kendaraan harus berputar di Universitas Indonesia (UI)," tandasnya.
Di tiap titik kanalisasi dijaga beberapa orang petugas. Termasuk di Pos Pengamanan Lebaran di depan Margo City. "Jumlahnya sekitar 25 orang yang disebar di sejumlah titik," ujarnya.
Kanalisasi dimaksudkan untuk memisahkan kendaraan yang akan masuk ke sentra ekonomi sehingga lebih mudah untuk melintasi pintu masuk. Sedangkan yang tidak masuk sentra ekonomi dapat melalui jalur umum.
Berdasarkan pantauan kepadatan terlihat di dekat pintu masuk ITC Depok. Pengunjung ITC Depok pada hari-hari menjelang lebaran mencapai 35.000 orang. Sedangkan kendaraan yang masuk mencapai sembilan ribu unit. Terdiri atas motor (7.000) dan mobil (2.000).
"Bahkan banyak pengunjung yang sengaja tidak membawa kendaraan. Artinya, jumlahnya bisa melebihi dari total kendaraan yang masuk ke area parkir," kata Humas ITC Depok, Katarina Dwi Janto.
Sedangkan di Detos sendiri jumlah pengunjung mengalami kenaikan hingga 28 persen jelang lebaran. "Cukup signifikasn kenaikannya. Kami juga meminta maaf jika ada pengunjung yang tidak kebagian lahan parkir," kata Manager Marketing Communication Detos Ferry Nurdin.
Wina Sartika, warga Lenteng Agung mengatakan, kemacetan dari arah Jakarta menuju Depok sudah terjadi mulai perempatan lampu merah UI-Jakarta. Dengan menggunakan motor, dirinya hanya bisa menempuh jalanan dengan kecepatan kurang dari 40 km/jam. Pasalnya, jarak antara kendaraan terbilang padat.
"Kalau nggak hati-hati bisa bersenggolan. Dari Lenteng Agung, Jakarta Selatan sampai Depok perlu 30 menit. Itu juga belum sampai ITC Depok karena kan harus mutar lebih jauh lagi sekarang," kata warga Jakarta yang sering ke ITC Depok itu.
Dirinya enggan naik angkutan kota (angkot) karena alasan kurang nyaman. Selain jarak tempuhnya lebih lama dibanding motor, menggunakan angkot juga memerlukan waktu lebih lama.
"Kalau naik motor aja bisa 30 menit, bagaimana naik mobil. Selalu seperti ini tiap tahun mau lebaran," tukasnya.
Lebih lanjut, mahasiswi keperawatan itu menuturkan, beberapa hari lalu dia sempat melalui jalur alternatif dari Lenteng Agung menuju Depok. Namun tetap saja jalur tersebut dipadati kendaraan.
"Saya kemarin lewat Kukusan, Beji. Dan sama saja macet juga. Apalagi jalanan itu sempit dan banyak rusak, jadi lebih baik lewat Jalan Margonda," ungkapnya.
(mhd)