Bakdo ketupat, wujud syukur masyarakat

Kamis, 15 Agustus 2013 - 08:57 WIB
Bakdo ketupat, wujud syukur masyarakat
Bakdo ketupat, wujud syukur masyarakat
A A A
Sindonews.com - Setiap daerah dan setiap wilayah memiliki cara yang berbeda-beda dalam merayakan Idul Fitri tahun ini. Ada yang merayakannya dengan penuh kesederhanaan dengan keluarga. Ada pula yang saling bersilaturahmi dengan kerabat.

Namun, ada pula yang merayakan dengan menggelar tradisi kirab budaya. Seperti yang dilakukan warga Kampung Wisata Pandean, Umbulharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Warga kampung tidak melewatkan menggelar tradisi kirab budaya setiap lebaran tiba. Mereka menyebutnya dengan tradisi Bakdo Ketupat. Menurut keyakinan mereka, tradisi ini merupakan tradisi Jawa yang sudah dilakukan turuntemurun sejak dulu. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan pada hari keenam bulan Syawal.

Hampir seluruh warga kampung turun ke jalan untuk ikut merayakan tradisi ini. Bakdo Ketupat merupakan tradisi karnaval di jalanan dengan mengusung ketupatketupat yang telah disusun sedemikian rupa menjadi semacam tumpeng ketupat raksasa. Ketupat-ketupat ini merupakan ketupat sumbangan dari seluruh warga di kampung ini. Ketua Kampung Wisata Pandean Atmadi Lorian mengatakan, kirab budaya Bakdo Ketupat ini sudah ketiga kalinya digelar di Kampung Pandean. Menurut dia, tradisi ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Selain sebagai sarana silaturahmi bagi warga, Bakdo Ketupat ini juga sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah,” ungkap Atmadi. Awalnya, tradisi Bakdo Ketupat ini merupakan tradisi dalam bentuk kenduri bersama. Selain sebagai wujud syukur atas karunia yang berlimpah, juga sebagai wujud rasa syukur karena telah menjalankan ibadah puasa selama sebulan.

Setiap kepala keluarga di kampung ini diwajibkan mengirimkan satu anggota keluarganya untuk menampilkan kreasi dengan ketupat. Acara yang diikuti sekitar 300 warga ini digelar dengan menempuh perjalanan di jalanjalan kampung. Setelah mengitari jalan kampung, dilanjutkan dengan doa bersama dan makan ketupat di kompleks Masjid Ibrahim.

“Ketupat yang dibikin oleh warga ini dimakan kembali oleh para warga setelah acara doa selesai,” ujarnya. Fadia, salah seorang warga, mengaku selalu mengikuti acara kirab budaya Bakdo Ketupat meskipun hanya sebagai penonton. “Saya rasa acara semacam ini perlu dibudayakan jangan sampai punah. Bisa sebagai ajang silaturahmi dan menunjukkan keistimewaan Yogyakarta,” ujarnya.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4481 seconds (0.1#10.140)