Meski Berbeda Ramadan, Ukhuwah Islamiyah Harus Diutamakan

Sabtu, 28 Juni 2014 - 04:16 WIB
Meski Berbeda Ramadan, Ukhuwah Islamiyah Harus Diutamakan
Meski Berbeda Ramadan, Ukhuwah Islamiyah Harus Diutamakan
A A A
JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan, pihaknya selaku Ketua PP Muhammadiyah tetap mengedepakan ukhuwah Islamiyah dalam pembahasan perbedaan 1 Ramadan.

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1435 H pada Minggu 29 Juni 2014. Sedangkan Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan lebih awal, yakni Sabtu 28 Juni 2014.

Din mengungkapkan, tentunya Muhammadiyah menghormati serta menghargai kalangan umat Islam lainnya, dalam menjalankan ibadah puasa.

"Amanat konsitusi untuk menjalankan agama dan kepercayaan. Maka hal ini hanya permasalahan keyakinan dalam menjalankan puasa dan Ramadan sesuai keyakinan agama," kata Din Syamsuddin di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat 27 Juni 2014.

Maka kedepan ada aspirasi untuk menyatukan perbedaan keyakinan tersebut. Dengan pendekatan yang lebih dalam dan kriteria serta devinisi hilal dapat ditentukan. "Jadi masalah perbedaan ini tidak terulang terus," ujar dia.

Anggota Tim Ahli Hisab dan Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya mengatakan, 22 metode dalam kesepakatan bervariasi antara 15.09 sampai 15.10 menyatakan di bawah dua derajat, bahkan satu derajat.

Dalam hal ini keputusan awal Ramadan jatuh pada Ahad, 29 Juni 2014 dan memungkinkan terjadi potensi perbedaan. Menurut dia, ini adalah hasil hisab dalam standar Indonesia.

Sedangkan di Indonesia penentuan awal Ramadan ditentukan oleh sistem hisab dan rukyat. Di Indonesia dapat dikatakan terjadi hilal kritis mengakibatkan potensi perbedaan, karena biasanya posisi hilal antar 0 derajat sampai 2 derajat

"Tinggi hilal positif pada saat matahari terbenam posisi hilal berada diayas ufuk. Dan matahari terbenam lebih tinggi dibandingkan hilal," katanya saat ditemui di Kemenag.

Dalam hal, ini tinggi hilal menjelang Ramadan 1435 H di Pelabuhan Ratu nol derajat 37 menit 24 detik. Hilal tidak mungkin terlihat sebelum ghurub (waktu maghrib) matahari 17.49 WIB dan hilal tidak mungkin terlihat setelah terbenam 17.51 WIB.

Maka selang waktu kemungkinan hilal terlihat pada 1 menit 57 detik setelah matahari terbenam. Khusus bulan Ramadan, Pelabuhan Ratu memiliki tempat hilal yang paling tinggi dan saat ini posisi hilal jauh ke arah selatan.

"Istidah hari ini terjadi jam 15.09 WIB. Karena dua per tiga wilayah negara kita mengalami wilayah negatif. Sedangkan yang positif hanya sepertiga wilayah. Maka dengan metode apapun kita menggenapkan bulan Syahban harus 30 hari," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6040 seconds (0.1#10.140)