Waspadai Titik-titik Macet di Kota Semarang
A
A
A
SEMARANG - Kota Semarang selalu menjadi perlintasan pemudik yang hendak menuju Yogyakarta ataupun Solo dan sekitarnya. Tak pelak, setiap menjelang maupun selepas Lebaran, Kota Semarang selalu dipadati kendaraan berpelat luar kota hingga kadang menyebabkan beberapa kemacetan di sejumlah titik.
Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat atau lebih, mungkin tidak menemukan persoalan, karena pemudik dapat melintas di jalur Tol Semarang yang dimulai dari Krapyak Semarang Barat hingga tembus Bawen Kabupaten Semarang. Namun, bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor, mau tidak mau harus berjibaku dengan kemacetan yang ada di Kota Semarang.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, beberapa titik kemacetan yang seringkali terjadi di Kota Semarang biasanya dimulai dari Krapyak atau sebelum pintu masuk Tol Semarang. Di lokasi tersebut, perjalanan pemudik biasanya terhambat karena banyak aktivitas kendaraan yang keluar atau masuk ke dalam tol.
Beberapa ratus meter dari titik kemacetan Tol Krapyak, pemudik akan kembali menjumpai titik kemacetan yakni di kawasan Kalibanteng. Di lokasi tersebut seringkali mengalami kemacetan karena durasi traffic light yang lama mengingat lokasi itu memiliki enam persimpangan.
Lepas dari kemacetan Kalibanteng, pemudik kembali harus melewati kemacetan di daerah Jatingaleh. Di lokasi ini, seringkali kemacetan terjadi begitu parah karena di hari biasa saja kendaraan di lokasi itu seringkali menumpuk.
Selain di lokasi itu, pemudik juga akan kembali menemukan kemacetan di pintu keluar tol yakni di Jalan Setiabudi Banyumanik Semarang. Di titik ini, pemudik akan kembali dihadapkan dengan kendaraan yang keluar masuk tol sehingga biasanya kemacetan akan terjadi di sana.
"Dari pengalaman Lebaran sebelumnya, titik-titik tersebut memang selalu mengalami kemacetan terutama di pintu Tol Krapyak dan pintu keluar Tol Banyumanik dan di kawasan Jatingaleh," ujar Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Windro Akbar kepada wartawan, Kamis (17/7/2014).
Bagi pemudik roda dua yang tidak ingin terjebak kemacetan di tengah kota tersebut, dapat melintas di jalur alternatif. Dari jalur Pantura selepas Kendal, pemudik dapat berbelok kanan melintas Ngaliyan, Mijen, Cangkiran, Gunungpati hingga tembus Ungaran. Meski cukup memakan waktu lama, jalur alternatif tersebut dapat menjadi pilihan untuk menghindari kemacetan di tengah kota.
Meski begitu, pemudik harus benar-benar waspada jika memilih melintas di jalur alternatif tersebut. Sebab, selain jalurnya sempit, kondisi jalan bergelombang dan banyak memiliki turunan serta tikungan tajam.
Selain mewaspadai titik-titik kemacetan, pemudik juga diharapkan mewaspadai titik-titik rawan kecelakaan sepanjang jalur Semarang-Ungaran. Untuk jalur tersebut, yang harus diwaspadai pemudik adalah Jalur Semarang Kendal tepatnya di Jalan Raya Tugu Km 12 sampai Jalan Raya Walisongo dan Jalur Semarang Ungaran, tepatnya di Jalan Setiabudi Banyumanik Semarang. "Di lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Saat arus mudik-balik Lebaran tahun lalu, terjadi 14 kecelakaan di jalur itu," imbuh Windro.
Meski begitu, secara keseluruhan, kondisi jalur mudik Semarang-Ungaran relatif mulus. Beberapa perbaikan jalan di jalur-jalur tersebut telah dilaksanakan sehingga tidak menghambat pemudik.
Bagi pemudik yang memerlukan tempat istirahat, sepanjang jalur mudik Semarang-Ungaran pemudik akan melintasi dua rest area dari empat rest area yang telah disiapkan Polrestabes Semarang dan Dishubkominfo Kota Semarang. Dua rest area tersebut terletak di pintu masuk Kota Semarang yakni Terminal Mangkang serta kawasan Tugumuda.
Di tempat tersebut, pemudik dapat melepas sejenak lelah dengan beberapa fasilitas pendukung yang telah disiapkan. Selain istirahat, pemudik dapat fasilitas pijat gratis, tambah angin, peta jalur mudik dan fasilitas lainnya. "Bahkan kami menyediakan petugas yang nantinya akan mengawal rombongan pemudik itu. Untuk Kota Semarang, kami sediakan 10 motor pengawal agar para pemudik dapat melintas tanpa adanya hambatan," pungkas Windro.
Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat atau lebih, mungkin tidak menemukan persoalan, karena pemudik dapat melintas di jalur Tol Semarang yang dimulai dari Krapyak Semarang Barat hingga tembus Bawen Kabupaten Semarang. Namun, bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor, mau tidak mau harus berjibaku dengan kemacetan yang ada di Kota Semarang.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, beberapa titik kemacetan yang seringkali terjadi di Kota Semarang biasanya dimulai dari Krapyak atau sebelum pintu masuk Tol Semarang. Di lokasi tersebut, perjalanan pemudik biasanya terhambat karena banyak aktivitas kendaraan yang keluar atau masuk ke dalam tol.
Beberapa ratus meter dari titik kemacetan Tol Krapyak, pemudik akan kembali menjumpai titik kemacetan yakni di kawasan Kalibanteng. Di lokasi tersebut seringkali mengalami kemacetan karena durasi traffic light yang lama mengingat lokasi itu memiliki enam persimpangan.
Lepas dari kemacetan Kalibanteng, pemudik kembali harus melewati kemacetan di daerah Jatingaleh. Di lokasi ini, seringkali kemacetan terjadi begitu parah karena di hari biasa saja kendaraan di lokasi itu seringkali menumpuk.
Selain di lokasi itu, pemudik juga akan kembali menemukan kemacetan di pintu keluar tol yakni di Jalan Setiabudi Banyumanik Semarang. Di titik ini, pemudik akan kembali dihadapkan dengan kendaraan yang keluar masuk tol sehingga biasanya kemacetan akan terjadi di sana.
"Dari pengalaman Lebaran sebelumnya, titik-titik tersebut memang selalu mengalami kemacetan terutama di pintu Tol Krapyak dan pintu keluar Tol Banyumanik dan di kawasan Jatingaleh," ujar Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Windro Akbar kepada wartawan, Kamis (17/7/2014).
Bagi pemudik roda dua yang tidak ingin terjebak kemacetan di tengah kota tersebut, dapat melintas di jalur alternatif. Dari jalur Pantura selepas Kendal, pemudik dapat berbelok kanan melintas Ngaliyan, Mijen, Cangkiran, Gunungpati hingga tembus Ungaran. Meski cukup memakan waktu lama, jalur alternatif tersebut dapat menjadi pilihan untuk menghindari kemacetan di tengah kota.
Meski begitu, pemudik harus benar-benar waspada jika memilih melintas di jalur alternatif tersebut. Sebab, selain jalurnya sempit, kondisi jalan bergelombang dan banyak memiliki turunan serta tikungan tajam.
Selain mewaspadai titik-titik kemacetan, pemudik juga diharapkan mewaspadai titik-titik rawan kecelakaan sepanjang jalur Semarang-Ungaran. Untuk jalur tersebut, yang harus diwaspadai pemudik adalah Jalur Semarang Kendal tepatnya di Jalan Raya Tugu Km 12 sampai Jalan Raya Walisongo dan Jalur Semarang Ungaran, tepatnya di Jalan Setiabudi Banyumanik Semarang. "Di lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Saat arus mudik-balik Lebaran tahun lalu, terjadi 14 kecelakaan di jalur itu," imbuh Windro.
Meski begitu, secara keseluruhan, kondisi jalur mudik Semarang-Ungaran relatif mulus. Beberapa perbaikan jalan di jalur-jalur tersebut telah dilaksanakan sehingga tidak menghambat pemudik.
Bagi pemudik yang memerlukan tempat istirahat, sepanjang jalur mudik Semarang-Ungaran pemudik akan melintasi dua rest area dari empat rest area yang telah disiapkan Polrestabes Semarang dan Dishubkominfo Kota Semarang. Dua rest area tersebut terletak di pintu masuk Kota Semarang yakni Terminal Mangkang serta kawasan Tugumuda.
Di tempat tersebut, pemudik dapat melepas sejenak lelah dengan beberapa fasilitas pendukung yang telah disiapkan. Selain istirahat, pemudik dapat fasilitas pijat gratis, tambah angin, peta jalur mudik dan fasilitas lainnya. "Bahkan kami menyediakan petugas yang nantinya akan mengawal rombongan pemudik itu. Untuk Kota Semarang, kami sediakan 10 motor pengawal agar para pemudik dapat melintas tanpa adanya hambatan," pungkas Windro.
(zik)