Besok Puncak Arus Mudik Kapal Laut di Samarinda
A
A
A
JAKARTA - Puncak arus mudik dengan menggunakan kapal laut akan terjadi Sabtu besok di Pelabuhan Samarinda, Kalimantan Timur. Beberapa kapal telah disiapkan untuk melayani rute Samarinda menuju Pare-pare (Sulawesi Selatan).
“Puncak arus mudik sebenarnya sudah terjadi Rabu 25 Juli 2014 kemarin. Namun bisa kami pastikan jika puncak arus mudik terjadi pada hari Sabtu,” kata Kasi Keselamatan Syahbandar Pelabuhan Samarinda Alex Allokendek ketika diwawancarai, Jumat (25/7/2014).
Pada pemberangkatan hari Rabu lalu, sejumlah penumpang tak kebagian tempat. Pihak Syahbandar Pelabuhan Samarinda kemudian mengarahkan penumpang untuk menggunakan kapal pada hari Sabtu.
“Akan ada KM Queen Soya yang balik lagi. Ada juga kami siapkan kapal cadangan. Tidak banyak yang tidak terangkut kemarin, kita pindahkan ke kapal lain,” katanya.
Meski demikian, jumlah pemudik kapal laut yang melalui jalur Samarinda sudah berkurang dibanding tahun lalu. Sebab pelabuhan di Bontang telah beroperasi dengan tujuan yang sama.
“Mengapa masih membludak, karena sebagian pemudik belum mengetahui adanya kapal di Bontang. Jadi mereka masih lari ke sini,” kata Alex.
Pada pemberangkatan hari Rabu lalu, banyak pemudik yang memilih menginap di kapal sejak dua malam sebelum keberangkatan. Mereka sudah memenuhi dek kapal, terutama dek bagian paling bawah, karena takut tak kebagian tempat.
Para pemudik ini kebanyakan berasal dari luar Samarinda seperti Kabupaten Berau, Kutai Timur, dan Kutai Kartanegara. “Kami sengaja memakai kapal laut karena hemat dan banyak barang yang dibawa. Seluruh keluarga juga bisa terangkut semua,” kata Asma.
Pemudik yang lain mengaku memilih kapal laut karena harga pesawat sangat mahal. Apalagi dengan membawa keluarga dan barang bawaan.
“Tiket pesawat tidak kaya dulu, sekarang mahal sekali. Barang bawaan kami juga banyak karena akan kami bagikan di kampung halaman,” kata Hasanuddin, pemudik asal Berau dengan tujuan Pinrang.
Pada pemberangkatan hari Rabu tersebut peristiwa dramatis sempat terjadi. Karena kelebihan muatan, KM Pantokrator diberangkat tiga jam lebih cepat. Akibatnya sempat terjadi kericuhan antara calon penumpang dengan petugas.
Petugas kemudian meminta penumpang yang tidak terangkut untuk menggunakan kapal KM Teratai Prima Dua. Rupanya kapal ini juga kelebihan kapasitas. Kapal pun diberangkatkan lebih awal untuk menghindari penumpang yang terus masuk.
Sejumlah penumpang pun berebutan naik tanpa melalui pintu masuk kapal. Para penumpang menaiki kapal melalui sisi lain kapal dengan cara memanjat. Ada juga seorang ibu sambil membawa anaknya ikut memanjat.
“Puncak arus mudik sebenarnya sudah terjadi Rabu 25 Juli 2014 kemarin. Namun bisa kami pastikan jika puncak arus mudik terjadi pada hari Sabtu,” kata Kasi Keselamatan Syahbandar Pelabuhan Samarinda Alex Allokendek ketika diwawancarai, Jumat (25/7/2014).
Pada pemberangkatan hari Rabu lalu, sejumlah penumpang tak kebagian tempat. Pihak Syahbandar Pelabuhan Samarinda kemudian mengarahkan penumpang untuk menggunakan kapal pada hari Sabtu.
“Akan ada KM Queen Soya yang balik lagi. Ada juga kami siapkan kapal cadangan. Tidak banyak yang tidak terangkut kemarin, kita pindahkan ke kapal lain,” katanya.
Meski demikian, jumlah pemudik kapal laut yang melalui jalur Samarinda sudah berkurang dibanding tahun lalu. Sebab pelabuhan di Bontang telah beroperasi dengan tujuan yang sama.
“Mengapa masih membludak, karena sebagian pemudik belum mengetahui adanya kapal di Bontang. Jadi mereka masih lari ke sini,” kata Alex.
Pada pemberangkatan hari Rabu lalu, banyak pemudik yang memilih menginap di kapal sejak dua malam sebelum keberangkatan. Mereka sudah memenuhi dek kapal, terutama dek bagian paling bawah, karena takut tak kebagian tempat.
Para pemudik ini kebanyakan berasal dari luar Samarinda seperti Kabupaten Berau, Kutai Timur, dan Kutai Kartanegara. “Kami sengaja memakai kapal laut karena hemat dan banyak barang yang dibawa. Seluruh keluarga juga bisa terangkut semua,” kata Asma.
Pemudik yang lain mengaku memilih kapal laut karena harga pesawat sangat mahal. Apalagi dengan membawa keluarga dan barang bawaan.
“Tiket pesawat tidak kaya dulu, sekarang mahal sekali. Barang bawaan kami juga banyak karena akan kami bagikan di kampung halaman,” kata Hasanuddin, pemudik asal Berau dengan tujuan Pinrang.
Pada pemberangkatan hari Rabu tersebut peristiwa dramatis sempat terjadi. Karena kelebihan muatan, KM Pantokrator diberangkat tiga jam lebih cepat. Akibatnya sempat terjadi kericuhan antara calon penumpang dengan petugas.
Petugas kemudian meminta penumpang yang tidak terangkut untuk menggunakan kapal KM Teratai Prima Dua. Rupanya kapal ini juga kelebihan kapasitas. Kapal pun diberangkatkan lebih awal untuk menghindari penumpang yang terus masuk.
Sejumlah penumpang pun berebutan naik tanpa melalui pintu masuk kapal. Para penumpang menaiki kapal melalui sisi lain kapal dengan cara memanjat. Ada juga seorang ibu sambil membawa anaknya ikut memanjat.
(kri)