Puncak Arus Mudik, Kalimalang Dipadati Motor
A
A
A
JAKARTA - Motor masih menjadi salah satu moda transportasi favorit pemudik untuk pulang guna merayakan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah di kampung halaman.
Bahkan, ancaman dan resiko di jalanan tak menyurutkan masyarakat menggunakan kendaraan roda dua itu. Alasannya tak banyak, yakni praktis dan murah.
Tingginya para pemudik yang menggunakan sepeda motor ini sangat terlihat di Jalan Kalimalang, Jakarta Timur. Jalan dua jalur dengan lebar masing-masing sekitar 15 meter itu mengalami kemacetan parah pada puncak arus mudik di H-3 atau Jumat 25 Juli 2014 malam.
Arus lalu lintas dari arah Bekasi menuju Jakarta pun terpaksa mengalah dan memberikan sebagaian jalurnya untuk dilalui pemudik dari arah sebaliknya. Selain banyaknya volume pemudik yang melintasi Jalan Kalimalang, kemacetan juga disebabkan oleh pemudik yang menepi di sisi jalan untuk beristirahat.
Para pemudik motor ini mencoba meregangkan otot yang mulai kaku, atau sekadar mengisi perut yang keroncongan di tempat yang tersedia di ruas jalan tersebut.
Mustofa (30), misalnya salah seorang pemudik mengaku, sudah berangkat dari tempatnya tinggal di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, sekira pukul 22.00 WIB. Namun, padatnya pemotor yang juga mengambil rute yang sama, Mustofa baru tiba di kawasan Pasar Ciplak, Jalan Kalimalang sekitar pukul 00.30 WIB.
Padahal, perjalanan dari Bintaro menuju Kalimalang normalnya dapat ditempuh dalam waktu satu jam.
"Ramai sekali motor yang lewat sini. Jadi enggak bisa cepat. Baru sampai Kalimalang ini saja, saya sudah berpencar dengan rombongan," ujarnya, saat ditemui di Halte Pasar Ciplak, Jumat malam.
Mustofa mengaku, memilih berangkat ke kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah, dengan menggunakan motor lantaran lebih praktis dan murah. Dengan menggunakan motor, ia merasa dapat berhenti untuk beristirahat kapanpun.
"Kalau naik bus mana bisa begitu," kata buruh pabrik garmen ini.
Berdasar penghitungannya, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke kampung halamannya sekitar 12 jam atau diprediksi tiba sekira pukul 12.00 WIB, hari ini. Hal itu belum termasuk waktu istirahat dan jalanan yang macet.
"Tapi sepertinya prediksi saya meleset. Ini saja sudah macet total di sini," jelasnya.
Volume kendaraan pemudik mulai berkurang pada pagi hari. Hingga pukul 09.00 WIB Jalan Kalimalang terpantau ramai lancar.
Bahkan, ancaman dan resiko di jalanan tak menyurutkan masyarakat menggunakan kendaraan roda dua itu. Alasannya tak banyak, yakni praktis dan murah.
Tingginya para pemudik yang menggunakan sepeda motor ini sangat terlihat di Jalan Kalimalang, Jakarta Timur. Jalan dua jalur dengan lebar masing-masing sekitar 15 meter itu mengalami kemacetan parah pada puncak arus mudik di H-3 atau Jumat 25 Juli 2014 malam.
Arus lalu lintas dari arah Bekasi menuju Jakarta pun terpaksa mengalah dan memberikan sebagaian jalurnya untuk dilalui pemudik dari arah sebaliknya. Selain banyaknya volume pemudik yang melintasi Jalan Kalimalang, kemacetan juga disebabkan oleh pemudik yang menepi di sisi jalan untuk beristirahat.
Para pemudik motor ini mencoba meregangkan otot yang mulai kaku, atau sekadar mengisi perut yang keroncongan di tempat yang tersedia di ruas jalan tersebut.
Mustofa (30), misalnya salah seorang pemudik mengaku, sudah berangkat dari tempatnya tinggal di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, sekira pukul 22.00 WIB. Namun, padatnya pemotor yang juga mengambil rute yang sama, Mustofa baru tiba di kawasan Pasar Ciplak, Jalan Kalimalang sekitar pukul 00.30 WIB.
Padahal, perjalanan dari Bintaro menuju Kalimalang normalnya dapat ditempuh dalam waktu satu jam.
"Ramai sekali motor yang lewat sini. Jadi enggak bisa cepat. Baru sampai Kalimalang ini saja, saya sudah berpencar dengan rombongan," ujarnya, saat ditemui di Halte Pasar Ciplak, Jumat malam.
Mustofa mengaku, memilih berangkat ke kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah, dengan menggunakan motor lantaran lebih praktis dan murah. Dengan menggunakan motor, ia merasa dapat berhenti untuk beristirahat kapanpun.
"Kalau naik bus mana bisa begitu," kata buruh pabrik garmen ini.
Berdasar penghitungannya, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke kampung halamannya sekitar 12 jam atau diprediksi tiba sekira pukul 12.00 WIB, hari ini. Hal itu belum termasuk waktu istirahat dan jalanan yang macet.
"Tapi sepertinya prediksi saya meleset. Ini saja sudah macet total di sini," jelasnya.
Volume kendaraan pemudik mulai berkurang pada pagi hari. Hingga pukul 09.00 WIB Jalan Kalimalang terpantau ramai lancar.
(mhd)