Kisah Nabi Musa Menyalahkan Nabi Adam yang Membuat Anak Cucunya Diusir dari Surga

Sabtu, 28 Januari 2023 - 09:48 WIB
Nabi Musa menyalahkan Nabi Adam, karena akibat perbuatannya anak cucu Adam diusir dari surga. Foto/Ilustrasi: Ist
Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan kisah perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa . Dalam perdebatan itu, Nabi Musa menyalahkan Nabi Adam sebab karena perbuatannya menyebabkan umat manusia keluar dari surga.

"Wahai Adam, dirimulah yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Allah telah meniupkan pada dirimu dari roh-Nya. Namun engkaulah yang telah menyengsarakan manusia dan membuat mereka keluar dari surga," ujar Nabi Musa.

Nabi Adam menjawab, "Wahai Musa, sebagai orang yang telah Allah sucikan dengan kalam-Nya, mengapa engkau menyakiti diriku atas amal perbuatan yang telah aku lakukan? Allah telah mencatat (mentakdirkan) hal itu atas diriku sebelum Dia menciptakan langit-langit dan bumi ini."



Hadis ini dari Abu Hurairah ra . Rasulullah berkata, "Nabi Adam dapat menyalahkan Nabi Musa dalam perdebatan itu."

Hadis perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa tersebut tercatat dalam kitab Sunan Tirmidzi dan Shahih Ibnu Majah.

Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor, Guru Besar Universitas Islam Yordania, dalam buku "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menjelaskan kisah ini hanya bisa diketahui melalui wahyu, karena ia berbicara tentang pertemuan yang tidak disaksikan oleh manusia.

Pertemuan ini terwujud atas dasar permintaan dari Nabi Musa. "Kita tidak tahu bagaimana hal ini terwujud, akan tetapi kita yakin bahwa ia terjadi karena berita Rasulullah SAW pastilah benar," tulisnya.

Pertemuan seperti ini terjadi manakala Rasulullah SAW bertemu dengan para Nabi dan Rasul di malam Isra' dan beliau sholat berjamaah dengan mereka sebagai imam di masjid Al-Aqsa. Dan pada saat Mikraj ke langit beliau berbincang dengan sebagian dari mereka.

Tujuan Nabi Musa dengan pertemuan itu adalah untuk berbincang-bincang langsung dengan Nabi Adam dan menyalahkannya karena Nabi Adam telah mengeluarkan dirinya dan anak cucunya dari surga lantaran dosa yang dilakukannya.

Akan tetapi pada saat itu Nabi Adam mengemukakan alasan yang membuat Nabi Musa terdiam.



Beratnya Dunia

Kehidupan dunia adalah kelelahan dan kepayahan.

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS Al-Balad: 4).

Kelelahan ini terlihat di dalam segala urusan. Suapan yang dimakan oleh seseorang tidak diperoleh kecuali dengan kelelahan.

Seteguk minum juga demikian. Bahkan pakaian dan tempat tinggal. Lebih dari semua itu, penyakit-penyakit yang menimpa manusia, musuh-musuh dan kawan-kawannya mendatangkan problem baginya. Gangguan pun bisa datang dari anak-anak dan kerabatnya.

Nabi Musa telah merasakan apa yang dirasakannya dari Fir'aun dan bala tentaranya. Dia kabur dari Mesir ke Madyan setelah membunuh laki-laki Qibti.

Di Madyan, Musa menggembala kambing selama sepuluh atau delapan tahun. Dan setelah Allah mengangkatnya menjadi Rasul, Nabi Musa menghadapi Fir'aun. Nabi Musa menghadapi kebengalan dan kenakalan Bani Israil. Mungkin pada suatu waktu terbetik di pikiran Nabi Musa bahwa penyebab kelelahan ini adalah NaBI Adam, yang telah mengeluarkan dirinya dan anak cucunya dari Surga.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!. Maka Beliau pun berkata: Bacalah! ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)

(HR. Bukhari No. 790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More