10 Hikmah Isra Mikraj yang Dapat Dijadikan Pedoman Hidup
Minggu, 19 Februari 2023 - 21:34 WIB
Hikmah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW berikut ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Allah mengabadikan kisahnya dalam Al-Qur'an agar manusia mengambil ibrah.
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur KH Ahmad Syahrin Thoriq menerangkan 10 hikmah di balik persitiwa Isra Mikraj. Peristiwa luar biasa ini menjadi salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad ﷺ.
Para ulama telah menyusun berbagai kitab yang isinya bukan hanya mengisahkan apa yang dialami oleh Rasulullah ﷺ saat diperjalankan di malam mulia tersebut, namun juga menyebutkan beberapa hikmah-hikmah di balik peristiwa yang agung ini.
Berikut 10 hikmah Isra Mikraj baginda Nabi Muhammad SAW yang dapat kita jadikan pedoman hiudp:
1. Menunjukkan Tanda-tanda Kebesaran Allah
Dalam peristiwa Isra dan Mikraj dipampangkan dan dibentangkan kepada Nabi kita ﷺ berbagai tanda-tanda kebesaran Allah ta'ala untuk ditadaburi. Peristiwa yang beliau alami ini kemudian disampaikan kepada umatnya sebagai pelajaran dan peringatan. Seperti pertemuan beliau dengan arwah para Nabi dan Rasul di langit, melihat surga neraka, hingga sampainya beliau di Sidratul Muntaha dan berbagai peristiwa ghaib lainnya.
لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
Artinya: "Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (QS. An Najm ayat 18)
2. Kedudukan Tinggi Syariat Diwajibkannya Sholat 5 Waktu
Lewat peristiwa Isra dan Mikraj juga dikukuhkannya kewajiban sholat lima waktu dalam sehari semalam untuk umat Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini menunjukkan bagaimana agungnya syariat yang satu ini.
Bila untuk haji, puasa, zakat dan berbagai perintah agama lainnya, cukup turun wahyu berupa ayat suci Al-Qur'an yang memerintahkannya, tapi tidak dengan sholat. Allah memanggil langsung kekasih-Nya menerima kewajiban sholat untuk dijalankan bersama umatnya.
3. Menanamkan Sifat Ittiba kepada Nabi Muhammad ﷺ
Ketika Nabi Muhammad ﷺ mengabarkan peristiwa ini, banyak pihak yang ragu-ragu bahkan menolak mempercayainya. Di sinilah kemudian nampak bagaimana keimanan para sahabat Nabi membenarkan kabar yang datang dari Rasulullah ﷺ.
Terutama Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadi ikon keimanan hinga mendapatkan gelar ash-Shidiq, karena senantiasa membenarkan Nabi ﷺ tanpa keraguan sedikitpun. Beliau juga berhasil membungkam sebagian orang-orang Mekkah yang mencoba menggoyang keimanannya terhadap peristiwa ini.
4. Keistimewaan Masjid Al-Aqsha
Dijadikannya Masjidil Aqsha sebagai salah satu spot peristiwa Isra dan Mikraj tentu bukan tanpa alasan. Di dalamnya terkandung hikmah besar yaitu sebagai peringatan bagi umat agar senantiasa menjaga dan tidak melupakan kiblat pertama mereka.
Karena ternyata Tanah Suci yang satu ini sepanjang sejarahnya, tidak pernah lepas dari segala upaya musuh-musuh Islam untuk menjajah, menjarah dan menodai kesuciannya.
5. Kabar Surga dan Neraka
Rasulullah ﷺ sepulang dari Mikraj membawa oleh-oleh di antaranya kabar tentang keadaan surga dan neraka sekaligus para penghuninya. Hal ini menjadi peringatan sekaligus motivasi bagi manusia untuk bersungguh-sungguh mengejar kebaikan dan keselamatan di negeri Akhirat.
6. Ujian Keimanan Manusia
Isra dan Mikraj dulu hingga hari ini mengundang perdebatan banyak pihak. Dari sekian pihak yang memperdebatkannya, selalu ada yang disusupi keragu-raguan atas mujizat besar Nabi ﷺ yang satu ini. Karena menurutnya peristiwa yang terjadi di dalamnya tidak logis dan susah untuk diterima oleh akal.
Padahal sedari awal kita telah disadarkan Isra Mikraj itu babnya adalah mukjizat dan area keimanan, bukan untuk ditimbang dengan akal. Tentu Islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan akal. Kita tidak asing dari berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan agar manusia mempergunakan akal dan pikirannya.
Tapi masalah keimanan tidak semuanya bisa dijangkau dengan akal. Lagian, apa yang tidak masuk akal jika Allah yang maha kuasa sudah berkehendak atas sesuatu ? Tidak ada yang mustahil, kecuali kita ragu dengan kemaha kuasaan-Nya yang tidak terbatas.
7. Keutamaan Nabi Muhammad ﷺ
Dalam peristiwa Isra Mikraj, Allah Ta'ala memuliakan kedudukan Nabi Muhammad ﷺ. Beliau dipilih mengimami sholat bersama para utusan Allah lainnya. Begitu juga beliau ﷺ dipertemukan oleh Allah dengan para Nabi di beberapa tempat di langit yang kesemuanya menyambut dan bergembira dengan kedatangan sang penutup para Nabi sholallahu 'alaihi wasallam.
8. Status Penghambaan kepada Allah
Dalam ayat tentang Isra Mikraj Nabi Muhammad ﷺ disebut dengan hamba. Sebuah kata yang sebenarnya dekat dengan kerendahan dan kehinaan, tapi Allah angkat sedemikian rupa menjadi status yang melekat kepada makhluknya yang paling mulia, Al-Musthafa Muhammad ﷺ.
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا
Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha..." (QS. Al-Isra ayat 1)
9. Sarana Pembekalan Dakwah Rasulullah ﷺ
Selain dari latar belakang tahun kesedihan yang beliau alami, Isra dan Mikraj juga menjadi bekal bagi Nabi ﷺ untuk menghadapi fase dakwah yang lebih besar dan luas dari sebelumnya, yakni periode Madinah.
Di mana pada fase ini beliau bukan hanya berdakwah menegakkan kalimat tauhid di hati umatnya seperti di periode Makkah, namun juga mulai memancangkan dakwah membangun negara, berjihad dan menegakkan hukum-hukum Allah secara kaffah.
10. Menegaskan Kefitrahan Agama Islam
Salah satu fragmen yang sangat ikonik dalam Isra Mikraj adalah saat Nabi ﷺ diminta memilih minuman, maka beliau mengambil susu dan meminumnya. Hal ini kemudian menjadi simbol atau penegasan bahwa syariat agama Islam paling bersesuaian dengan fitrah kehidupan manusia. Artinya, tidak ada perintah dalam agama ini kecuali pasti bermanfaat, sebagaimana juga larangannya pasti membahayakan kehidupan umat manusia.
Demikian 10 hikmah peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW pada malam mulia Rajab. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, KH Ahmad Syahrin Thoriq.
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur KH Ahmad Syahrin Thoriq menerangkan 10 hikmah di balik persitiwa Isra Mikraj. Peristiwa luar biasa ini menjadi salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad ﷺ.
Para ulama telah menyusun berbagai kitab yang isinya bukan hanya mengisahkan apa yang dialami oleh Rasulullah ﷺ saat diperjalankan di malam mulia tersebut, namun juga menyebutkan beberapa hikmah-hikmah di balik peristiwa yang agung ini.
Berikut 10 hikmah Isra Mikraj baginda Nabi Muhammad SAW yang dapat kita jadikan pedoman hiudp:
1. Menunjukkan Tanda-tanda Kebesaran Allah
Dalam peristiwa Isra dan Mikraj dipampangkan dan dibentangkan kepada Nabi kita ﷺ berbagai tanda-tanda kebesaran Allah ta'ala untuk ditadaburi. Peristiwa yang beliau alami ini kemudian disampaikan kepada umatnya sebagai pelajaran dan peringatan. Seperti pertemuan beliau dengan arwah para Nabi dan Rasul di langit, melihat surga neraka, hingga sampainya beliau di Sidratul Muntaha dan berbagai peristiwa ghaib lainnya.
لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
Artinya: "Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (QS. An Najm ayat 18)
2. Kedudukan Tinggi Syariat Diwajibkannya Sholat 5 Waktu
Lewat peristiwa Isra dan Mikraj juga dikukuhkannya kewajiban sholat lima waktu dalam sehari semalam untuk umat Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini menunjukkan bagaimana agungnya syariat yang satu ini.
Bila untuk haji, puasa, zakat dan berbagai perintah agama lainnya, cukup turun wahyu berupa ayat suci Al-Qur'an yang memerintahkannya, tapi tidak dengan sholat. Allah memanggil langsung kekasih-Nya menerima kewajiban sholat untuk dijalankan bersama umatnya.
3. Menanamkan Sifat Ittiba kepada Nabi Muhammad ﷺ
Ketika Nabi Muhammad ﷺ mengabarkan peristiwa ini, banyak pihak yang ragu-ragu bahkan menolak mempercayainya. Di sinilah kemudian nampak bagaimana keimanan para sahabat Nabi membenarkan kabar yang datang dari Rasulullah ﷺ.
Terutama Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadi ikon keimanan hinga mendapatkan gelar ash-Shidiq, karena senantiasa membenarkan Nabi ﷺ tanpa keraguan sedikitpun. Beliau juga berhasil membungkam sebagian orang-orang Mekkah yang mencoba menggoyang keimanannya terhadap peristiwa ini.
4. Keistimewaan Masjid Al-Aqsha
Dijadikannya Masjidil Aqsha sebagai salah satu spot peristiwa Isra dan Mikraj tentu bukan tanpa alasan. Di dalamnya terkandung hikmah besar yaitu sebagai peringatan bagi umat agar senantiasa menjaga dan tidak melupakan kiblat pertama mereka.
Karena ternyata Tanah Suci yang satu ini sepanjang sejarahnya, tidak pernah lepas dari segala upaya musuh-musuh Islam untuk menjajah, menjarah dan menodai kesuciannya.
5. Kabar Surga dan Neraka
Rasulullah ﷺ sepulang dari Mikraj membawa oleh-oleh di antaranya kabar tentang keadaan surga dan neraka sekaligus para penghuninya. Hal ini menjadi peringatan sekaligus motivasi bagi manusia untuk bersungguh-sungguh mengejar kebaikan dan keselamatan di negeri Akhirat.
6. Ujian Keimanan Manusia
Isra dan Mikraj dulu hingga hari ini mengundang perdebatan banyak pihak. Dari sekian pihak yang memperdebatkannya, selalu ada yang disusupi keragu-raguan atas mujizat besar Nabi ﷺ yang satu ini. Karena menurutnya peristiwa yang terjadi di dalamnya tidak logis dan susah untuk diterima oleh akal.
Padahal sedari awal kita telah disadarkan Isra Mikraj itu babnya adalah mukjizat dan area keimanan, bukan untuk ditimbang dengan akal. Tentu Islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan akal. Kita tidak asing dari berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan agar manusia mempergunakan akal dan pikirannya.
Tapi masalah keimanan tidak semuanya bisa dijangkau dengan akal. Lagian, apa yang tidak masuk akal jika Allah yang maha kuasa sudah berkehendak atas sesuatu ? Tidak ada yang mustahil, kecuali kita ragu dengan kemaha kuasaan-Nya yang tidak terbatas.
7. Keutamaan Nabi Muhammad ﷺ
Dalam peristiwa Isra Mikraj, Allah Ta'ala memuliakan kedudukan Nabi Muhammad ﷺ. Beliau dipilih mengimami sholat bersama para utusan Allah lainnya. Begitu juga beliau ﷺ dipertemukan oleh Allah dengan para Nabi di beberapa tempat di langit yang kesemuanya menyambut dan bergembira dengan kedatangan sang penutup para Nabi sholallahu 'alaihi wasallam.
8. Status Penghambaan kepada Allah
Dalam ayat tentang Isra Mikraj Nabi Muhammad ﷺ disebut dengan hamba. Sebuah kata yang sebenarnya dekat dengan kerendahan dan kehinaan, tapi Allah angkat sedemikian rupa menjadi status yang melekat kepada makhluknya yang paling mulia, Al-Musthafa Muhammad ﷺ.
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا
Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha..." (QS. Al-Isra ayat 1)
9. Sarana Pembekalan Dakwah Rasulullah ﷺ
Selain dari latar belakang tahun kesedihan yang beliau alami, Isra dan Mikraj juga menjadi bekal bagi Nabi ﷺ untuk menghadapi fase dakwah yang lebih besar dan luas dari sebelumnya, yakni periode Madinah.
Di mana pada fase ini beliau bukan hanya berdakwah menegakkan kalimat tauhid di hati umatnya seperti di periode Makkah, namun juga mulai memancangkan dakwah membangun negara, berjihad dan menegakkan hukum-hukum Allah secara kaffah.
10. Menegaskan Kefitrahan Agama Islam
Salah satu fragmen yang sangat ikonik dalam Isra Mikraj adalah saat Nabi ﷺ diminta memilih minuman, maka beliau mengambil susu dan meminumnya. Hal ini kemudian menjadi simbol atau penegasan bahwa syariat agama Islam paling bersesuaian dengan fitrah kehidupan manusia. Artinya, tidak ada perintah dalam agama ini kecuali pasti bermanfaat, sebagaimana juga larangannya pasti membahayakan kehidupan umat manusia.
Demikian 10 hikmah peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW pada malam mulia Rajab. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, KH Ahmad Syahrin Thoriq.
(rhs)