Hakikat Sabar dalam Pandangan Al-Qur'an

Kamis, 09 Maret 2023 - 21:59 WIB
Sabar mendapat banyak perhatian dari Al-Quran di dalam surat-surat-Nya, baik Makkiyah (kelompok surat yang turun di kota Mekah) atau yang Madaniyah (kelompok surat yang turun di kota Madinah). Foto : ilustrasi/ist
Sabar termasuk akhlak yang paling mulia dan utama. Sabar mendapat banyak perhatian dari Al-Qur'an di dalam surat-surat-Nya, baik Makkiyah (kelompok surat yang turun di kota Mekkah) atau yang Madaniyah (kelompok surat yang turun di kota Madinah).

Sabar adalah akhlak yang paling banyak penyebutannya di dalam Al-Qur'an. Imam al-Ghazali berkata di dalam bab Sabar di dalam kitabnya Ihya' 'Ulumuddin, yang dinukil di kitab Ash-Shabru fil Qur'an oleh Syaikh Yusuf Qardhawi, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan kata sabar di dalam Al-Qur'an di lebih dari 70 tempat (ayat).



Imam Ibnul Qayyim di dalam Madarijus-Salikin, mengutip pernyataan Imam Ahmad, mengatakan bahwa sabar di dalam

Al-Qur'an terdapa di sekitar 90 tempat (ayat). Namun ada ulama yang menyebutkan bahwa sabar tertulis di 100 tempat lebih. Beberapa bilangan tersebut tidak saling bertentangan, karena kata sabar ada yang disebutkan lebih dari sekali di dua tempat . Misalnya di akhir-akhir surat an-Nahl.



Yang jelas, setiap orang butuh kesabaran dalam hidupnya. Di dunia ini seorang hamba selalu membutuhkan kesabaran dalam seluruh keadaannya. Bersabar merupakan kewajiban dan anjuran hamba berdasarkan al-Kitâb, as-Sunnah dan Ijma’.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allâh, supaya kamu beruntung. (Ali ‘Imrân : 200).

Dalam Syarah Riyadush Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilâli mengatakan bahwa Sabar adalah menahan jiwa agar senantiasa taat kepada Allâh dengan menjaga ketaatan terus menerus, memperhatikannya dengan cara ikhlas, memperbaiki ketaatan dengan ilmu, dan mencegah jiwa dari perbuatan maksiat, dan menguatkan jiwa agar senantiasa tegar dalam menghadapi gempuran syahwat dan melawan hawa nafsu, serta ridha terhadap qadha’ dan takdir-Nya, tanpa ada keluh kesah.”

Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah menahan jiwa agar senantiasa taat kepada Allâh, dan menahannya dari berbuat maksiat, dan menahan jiwa dari rasa tidak ridha terhadap takdir-Nya, sehingga seseorang bisa menahan jiwanya dari menampakkan rasa jengkel, jemu, dan bosan.”

Orang yang tidak bisa bersabar akan rugi. Karena dia kehilangan kesempatan memperoleh pahala yang tanpa batas.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ يٰعِبَا دِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَاَ رْضُ اللّٰهِ وَا سِعَةٌ ۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَا بٍ


"Katakanlah (Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu." Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS. Az-Zumar : 10)

Agar mudah dipahami, ahli fiqh membagi, Sabar ada tiga bagian, yakni sabar di atas ketaatan kepada Allâh, sabar dari apa-apa yang diharamkan oleh Allâh, dan sabar di atas takdir-takdir Allâh yang Dia lakukan, mungkin dalam perkara yang tidak ada usaha pada hamba, atau mungkin dalam perkara yang Allâh lakukan lewat tangan-tangan sebagian hamba-Nya yang berupa gangguan dan perbuatan melewati batas.”

Allâh Azza wa Jalla juga memberitakan bahwa di antara sifat orang-orang yang bertakwa adalah sabar.

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ


Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS al-Baqarah : 177)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More