Amalan-amalan Penambah Pahala di Bulan Ramadan
Senin, 13 Maret 2023 - 16:11 WIB
Amalan di bulan Ramadhan yang sering Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kerjakan adalah sedekah makanan. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma memberi kesaksian tentang sedekah di bulan Ramahan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari nomor 6,
“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan, ketika itu Malaikat Jibril selalu mendatangi beliau.”
“Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi dalam berderma melebihi angin yang berhembus.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma telah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sifat juud (dermawan). Dan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramahan lebih meningkat dibanding bulan-bulan lainnya.
Tak sampai di situ, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menganalogikan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan angin yang berhembus (ar-Riih ar-Mursalah). Maknanya, bersegeranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kedermawanan melebihi kecepatan hembusan angin.
Faedah utama yang dapat dipetik dari hadis di atas adalah motivasi untuk semangat berderma dan melakukan amal kebajikan di setiap waktu, dan lebih ditingkatkan lagi intensitasnya di bulan Ramadhan.
4. Doa dan Taubat
Salah satu cara kita memanfaatkan kemuliaan bulan Ramadan adalah dengan memperbanyak doa dan taubat. Keutamaan berdoa di akhir malam lebih besar dari paruh waktu lainnya. Di bulan Ramadan, berdoa di waktu sepuluh hari terakhir juga memiliki keutamaan tersendiri. Karena pada waktu itu terdapat lailatul qadar, malam yang keutamaannya setara dengan seribu bulan.
Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahih-nya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Rabb kita Tabaraka wata’ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam, lantas Ia berkata, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku maka aku beri, siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni?"(HR Bukhari)
5.. Menjauhi Ghibah, Namimah, dan Dusta
Puasa bukan hanya ibadah yang sekadar menahan untuk tidak makan dan tidak minum. Namun, puasa juga ibadah yang menahan diri dari seluruh bentuk perkataan dan perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala.
Hadis yang diriwiayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.”(HR Bukhari)
6. Umrah
Dalam kitab Shahih Bukhari, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan peristiwa wanita Anshar yang tidak ikut berangkat Haji lantaran Kendaraan yang dimiliki hanya cukup ditumpangi oleh suami dan anaknya.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi petunjuk kepadanya, “Jika datang bulan Ramadan, laksanakanlah Umrah, karena Umrah di bulan Ramadhan bagaikan ibadah Haji.”
7. I’tikaf
I’tikaf di 10 hari terakhir Ramadan merupakan amalan di bulan Ramadan yang keutamaannya sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah ini.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi kesaksian, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari beliau menyampaikan,
“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan, ketika itu Malaikat Jibril selalu mendatangi beliau.”
“Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi dalam berderma melebihi angin yang berhembus.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma telah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sifat juud (dermawan). Dan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramahan lebih meningkat dibanding bulan-bulan lainnya.
Tak sampai di situ, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menganalogikan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan angin yang berhembus (ar-Riih ar-Mursalah). Maknanya, bersegeranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kedermawanan melebihi kecepatan hembusan angin.
Faedah utama yang dapat dipetik dari hadis di atas adalah motivasi untuk semangat berderma dan melakukan amal kebajikan di setiap waktu, dan lebih ditingkatkan lagi intensitasnya di bulan Ramadhan.
4. Doa dan Taubat
Salah satu cara kita memanfaatkan kemuliaan bulan Ramadan adalah dengan memperbanyak doa dan taubat. Keutamaan berdoa di akhir malam lebih besar dari paruh waktu lainnya. Di bulan Ramadan, berdoa di waktu sepuluh hari terakhir juga memiliki keutamaan tersendiri. Karena pada waktu itu terdapat lailatul qadar, malam yang keutamaannya setara dengan seribu bulan.
Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahih-nya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Rabb kita Tabaraka wata’ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam, lantas Ia berkata, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku maka aku beri, siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni?"(HR Bukhari)
5.. Menjauhi Ghibah, Namimah, dan Dusta
Puasa bukan hanya ibadah yang sekadar menahan untuk tidak makan dan tidak minum. Namun, puasa juga ibadah yang menahan diri dari seluruh bentuk perkataan dan perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala.
Hadis yang diriwiayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.”(HR Bukhari)
6. Umrah
Dalam kitab Shahih Bukhari, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan peristiwa wanita Anshar yang tidak ikut berangkat Haji lantaran Kendaraan yang dimiliki hanya cukup ditumpangi oleh suami dan anaknya.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi petunjuk kepadanya, “Jika datang bulan Ramadan, laksanakanlah Umrah, karena Umrah di bulan Ramadhan bagaikan ibadah Haji.”
7. I’tikaf
I’tikaf di 10 hari terakhir Ramadan merupakan amalan di bulan Ramadan yang keutamaannya sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah ini.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi kesaksian, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari beliau menyampaikan,