9 Pelajaran dan Hikmah dari Perang Uhud
Selasa, 28 Maret 2023 - 14:27 WIB
Pelajaran dan Hikmah
Perang Uhud menyisakan berbagai pelajaran dan hikmah bagi Umar Islam.
1. Perang ini kita bisa menyaksikan betapa besar kecintaan para Sahabat kepada Rasulullah SAW. Bagaimana tidak, tatkala perang memanas kaum muslimin bersegera menuju Rasulullah SAW dan mengitari beliau.
Mereka melindungi Rasulullah SAW dengan badan dan senjata mereka. Salah seorang sahabat, Abu Thalhah, memasang badannya di hadapan Rasulullah SAW dan menegapkan dadanya demi melindungi beliau dari panah-panah musuh, sambil berkata: “Biarkan dadaku yang terkena, asal bukan dadamu.”
Abu Dujanah melindungi punggung Rasulullah SAW sementara beberapa panah menancap di tubuhnya namun ia tetap bergeming.
Seorang wanita dari Bani Dinar telah ditinggal gugur oleh suami, saudara dan ayahnya di Uhud. Ketika orang-orang menyampaikan bela sungkawa kepadanya, dia justru bertanya: “Bagaimana dengan Rasulullah?”
Orang-orang menjawab: “Beliau baik-baik saja. Alhamdulillah beliau seperti yang engkau harapkan.” Dia berkata: “Perlihatkan kepadaku. Aku ingin melihat beliau.” Ketika orang-orang menunjukinya dan dia telah melihat beliau SAW dia berkata: “Segala musibah tidak ada artinya dibandingkan dengan dirimu.”
2. Dari sejarah Perang Uhud tampak jelas bagi kita bahwa menyelisihi pemimpin secara umum dan menyelisihi Rasulullah SAW secara khusus merupakan salah satu perkara terpenting yang menyebabkan kekalahan.
Sesungguhnya maksiat merupakan sebab segala kesusahan dan jalan setiap kesengsaraan.
3. Bahaya mengutamakan dunia atas akhirat. Hal tersebut membuat umat kehilangan pertolongan dari Allah.
4. Di antara hikmahnya adalah Allah memuliakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan mati syahid yang merupakan salah satu kedudukan dan derajat tertinggi.
5. Pertempuran antara kebenaran dan kebatilan merupakan sebuah sunah kauniyah (ketetapan Allah yang berlaku di dunia ini). Perang Uhud merupakan penegasan bagi ketetapan Allah atas pertempuran antara kebenaran dan kebatilan, hidayah dan kesesatan.
Sesungguhnya ketetapan Allah telah berlaku pada para rasul beserta pengikut mereka, ketika peperangan terjadi antara mereka dan musuh-musuh mereka. Kalah menang silih berganti hingga para utusan Allah lah yang mendapatkan akhir yang baik.
Meskipun terkadang kebatilan memiliki taring namun pada akhirnya kemenangan diraih oleh orang- orang yang beriman dan bertakwa. Surga itu mulia dan mahal, tidak bisa diraih melainkan dengan melalui jembatan yang sukar dan meletihkan.
Sedangkan kemenangan yang murah dan mudah tidak akan berlangsung lama dan manusia tidak bisa merasakan nilainya.
Karena itulah Allah berfirman:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran: 142).
6. Pentingnya usaha dan melakukan sebab-sebab kemenangan yang bersifat materi maupun maknawi, sambil berserah diri kepada Allah dan bersandar pada-Nya.
Perang Uhud menyisakan berbagai pelajaran dan hikmah bagi Umar Islam.
1. Perang ini kita bisa menyaksikan betapa besar kecintaan para Sahabat kepada Rasulullah SAW. Bagaimana tidak, tatkala perang memanas kaum muslimin bersegera menuju Rasulullah SAW dan mengitari beliau.
Mereka melindungi Rasulullah SAW dengan badan dan senjata mereka. Salah seorang sahabat, Abu Thalhah, memasang badannya di hadapan Rasulullah SAW dan menegapkan dadanya demi melindungi beliau dari panah-panah musuh, sambil berkata: “Biarkan dadaku yang terkena, asal bukan dadamu.”
Abu Dujanah melindungi punggung Rasulullah SAW sementara beberapa panah menancap di tubuhnya namun ia tetap bergeming.
Seorang wanita dari Bani Dinar telah ditinggal gugur oleh suami, saudara dan ayahnya di Uhud. Ketika orang-orang menyampaikan bela sungkawa kepadanya, dia justru bertanya: “Bagaimana dengan Rasulullah?”
Orang-orang menjawab: “Beliau baik-baik saja. Alhamdulillah beliau seperti yang engkau harapkan.” Dia berkata: “Perlihatkan kepadaku. Aku ingin melihat beliau.” Ketika orang-orang menunjukinya dan dia telah melihat beliau SAW dia berkata: “Segala musibah tidak ada artinya dibandingkan dengan dirimu.”
2. Dari sejarah Perang Uhud tampak jelas bagi kita bahwa menyelisihi pemimpin secara umum dan menyelisihi Rasulullah SAW secara khusus merupakan salah satu perkara terpenting yang menyebabkan kekalahan.
Sesungguhnya maksiat merupakan sebab segala kesusahan dan jalan setiap kesengsaraan.
3. Bahaya mengutamakan dunia atas akhirat. Hal tersebut membuat umat kehilangan pertolongan dari Allah.
4. Di antara hikmahnya adalah Allah memuliakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan mati syahid yang merupakan salah satu kedudukan dan derajat tertinggi.
5. Pertempuran antara kebenaran dan kebatilan merupakan sebuah sunah kauniyah (ketetapan Allah yang berlaku di dunia ini). Perang Uhud merupakan penegasan bagi ketetapan Allah atas pertempuran antara kebenaran dan kebatilan, hidayah dan kesesatan.
Sesungguhnya ketetapan Allah telah berlaku pada para rasul beserta pengikut mereka, ketika peperangan terjadi antara mereka dan musuh-musuh mereka. Kalah menang silih berganti hingga para utusan Allah lah yang mendapatkan akhir yang baik.
Meskipun terkadang kebatilan memiliki taring namun pada akhirnya kemenangan diraih oleh orang- orang yang beriman dan bertakwa. Surga itu mulia dan mahal, tidak bisa diraih melainkan dengan melalui jembatan yang sukar dan meletihkan.
Sedangkan kemenangan yang murah dan mudah tidak akan berlangsung lama dan manusia tidak bisa merasakan nilainya.
Karena itulah Allah berfirman:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran: 142).
6. Pentingnya usaha dan melakukan sebab-sebab kemenangan yang bersifat materi maupun maknawi, sambil berserah diri kepada Allah dan bersandar pada-Nya.