Sejarah Maqam Ibrahim, Batu Pijakan Nabi Ibrahim As Saat Membangun Kakbah
Kamis, 25 Mei 2023 - 16:25 WIB
Maqam Ibrahim merupakan sebuah bangunan dengan batu kecil yang dibawa oleh Ismail ketika membangun Kakbah. Batu ini telah digunakan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam guna melengkapi bongkahan batu dalam pembangunan Kakbah .
Dilihat dari bentuknya, maqam Ibrahim mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebih 20 hasta atau 60 meter di sebelah timur kakbah. Tidak seperti batuan biasa, batu maqam ibrahim ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.
Allah Ta’ala menyebutkan maqam Ibrahim dan menjadikannya sebagai tempat salat. Allah Ta’ala berfirman,
Artinya: “Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat. (QS. al-Baqarah: 125)
Selain itu, Allah SWT juga telah menyebutkan beberapa tanda nyata dari maqam Ibrahim, Allah Ta’ala berfirman,
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) maka dia aman. (QS. Ali Imran: 96-97)
Dalam buku tafsir Ibnu Katsir telah dijelaskan tentang proses pembangunan Kakbah. Dalam proses pembangunannya, Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Ismail alaihissalam ketika selesai membangun satu sisi selalu akan berpindah ke sisi yang lain.
Setiap perpindahannya ke sisi yang baru, maka batu pijakan pun selalu ikut dipindahkan. Pada sisi terakhir, Nabi Ibrahim pun tetap meletakkan maqam pada dinding Kakbah yang terakhir dibangun.
Selain batu, dalam buku tafsir Ibnu Katsir yang lain juga telah disebutkan jika pernah ada bekas kedua telapak Nabi Ibrahim alaihissalam yang tanpa menggunakan alas kaki dan masih terlihat jelas oleh orang Arab zaman Jahiliyah.
Sahabat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam yaitu Anas bin Malik radiallahu anhu juga melihat telapak kaki lengkap dengan jari-jemari Nabi Ibrahim alaihissalam. Namun bekas itu kemudian hilang lantaran terlalu sering disentuh tangan orang.
Dalam riwayatnya, Thahir al Kurdi (wafat 1400 H), peneliti atau penguji maqam telah mengukur panjang telapak kaki beliau dengan ukuran 22 sentimeter dan lebarnya mencapai 11 sentimeter.
Meskipun jejak telapak kaki Nabi Ibrahim telah tiada, Maqam Ibrahim hingga saat ini masih bisa disaksikan di Masjidil Haram. Untuk menjaga keasliannya, batunya kini telah ditutup atau dilindungi dengan pengaman dari rangka logam.
Lihat Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Perempuan Ikut Proses Penggantian Kiswah Kakbah di Arab Saudi
Dilihat dari bentuknya, maqam Ibrahim mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebih 20 hasta atau 60 meter di sebelah timur kakbah. Tidak seperti batuan biasa, batu maqam ibrahim ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.
Sejarah Maqam Ibrahim
Al Maqam secara bahasa artinya tempat berpijak kaki atau tempat untuk berdiri. Sehingga maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim alaihissalam, melainkan bekas pijakan kaki beliau ketika membangun Ka’bah bersama putranya.Allah Ta’ala menyebutkan maqam Ibrahim dan menjadikannya sebagai tempat salat. Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﺍﺗَّﺨِﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﻣَﻘَﺎﻡِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻣُﺼَﻠًّﻰ
Artinya: “Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat. (QS. al-Baqarah: 125)
Selain itu, Allah SWT juga telah menyebutkan beberapa tanda nyata dari maqam Ibrahim, Allah Ta’ala berfirman,
ﻓِﻴﻪِ ﺁَﻳَﺎﺕٌ ﺑَﻴِّﻨَﺎﺕٌ ﻣَﻘَﺎﻡُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﻣَﻦْ ﺩَﺧَﻠَﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺁَﻣِﻨًﺎ
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) maka dia aman. (QS. Ali Imran: 96-97)
Dalam buku tafsir Ibnu Katsir telah dijelaskan tentang proses pembangunan Kakbah. Dalam proses pembangunannya, Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Ismail alaihissalam ketika selesai membangun satu sisi selalu akan berpindah ke sisi yang lain.
Setiap perpindahannya ke sisi yang baru, maka batu pijakan pun selalu ikut dipindahkan. Pada sisi terakhir, Nabi Ibrahim pun tetap meletakkan maqam pada dinding Kakbah yang terakhir dibangun.
Selain batu, dalam buku tafsir Ibnu Katsir yang lain juga telah disebutkan jika pernah ada bekas kedua telapak Nabi Ibrahim alaihissalam yang tanpa menggunakan alas kaki dan masih terlihat jelas oleh orang Arab zaman Jahiliyah.
Sahabat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam yaitu Anas bin Malik radiallahu anhu juga melihat telapak kaki lengkap dengan jari-jemari Nabi Ibrahim alaihissalam. Namun bekas itu kemudian hilang lantaran terlalu sering disentuh tangan orang.
Dalam riwayatnya, Thahir al Kurdi (wafat 1400 H), peneliti atau penguji maqam telah mengukur panjang telapak kaki beliau dengan ukuran 22 sentimeter dan lebarnya mencapai 11 sentimeter.
Meskipun jejak telapak kaki Nabi Ibrahim telah tiada, Maqam Ibrahim hingga saat ini masih bisa disaksikan di Masjidil Haram. Untuk menjaga keasliannya, batunya kini telah ditutup atau dilindungi dengan pengaman dari rangka logam.
Lihat Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Perempuan Ikut Proses Penggantian Kiswah Kakbah di Arab Saudi
(wid)