Meneladani Ibrahim (5): Tiga Karakteristik Kepemimpinan Beliau yang Patut Ditiru
Senin, 26 Juni 2023 - 18:13 WIB
Imam Shamsi Ali, Dai yang juga Presiden Nusantara Foundation USA. Foto/Ist
Imam Shamsi Ali
Direktur Jamaica Muslim Center
Presiden Nusantara Foundation USA
Keteladanan berikutnya dari kisah Nabi Ibrahim adalah keteladanan dalam kepemimpinan. Keberhasilan Ibrahim melalui berbagai ujian itu menjadikannya matang dalam menjalani kehidupan ini.
Dengan kamatangan hidup itulah Allah mengangkat Ibrahim menjadi pemimpin bagi manusia (اماما للناس). Kepemimpinan adalah pilar kehidupan. Karenanya semua manusia pada dasarnya adalah pemimpin dalam hidupnya. Rasulullah SAW menggambarkan hidup itu seolah gembalaan yang harus dijaga, tapi sekaligus dipertanggung jawaban.
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
"Setiap kalian adalah gembala dan semuanya akan diminta pertanggungjawaban dari gembalaannya."
Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin bukan dengan tiba-tiba dan serta merta. Tapi melalui proses panjang dengan berbagai penempaan. Al-Qur'an menyampaikan:
واذابتلي ابراهيم ربه بكلمات فأتمها قال اني جاعلك للناس اماما قال و من ذريتي قال لاينال عهدي الظالمين
"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah), lalu dia menyempurnakan. Dia (Allah) berfirman: sesungguhnya Aku menjadikan kamu seorang pemimpin. Ibrahim berkata: dan juga dari kalangan anak keturunanku. Dia (Allah) menjawab: sesungguhnya keputusan Aku tidak akan diperoleh mereka yang zalim."
Setelah mencapai kematangan jiwa dan pengalaman hidup yang solid, Ibrahim memang berdoa untuk dijadikan pemimpin. Tapi Beliau meminta kepemimpinan yang berasas ketakwaan. Kepemimpinan yang membawa umatnya kepada ketaatan dan kesalehan individu dan kolektif.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما
"Wahai Tuhanku karuniakan kepada kami pasangan-pasangan dan anak keturunan yang menyejukkan hati. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Tiga Karakteristik Kepemimpinan Ibrahim
Secara mendasar, kepemimpinan Nabi Ibrahim memiliki tiga karakteristik dasar, seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'anul Karim:
وجعلنا منهم اءمةيهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون
"Dan Kami jadikan dari kalangan mereka pemimpin-pemimpin yang berpetunjuk dengan urusan Kami, memiliki kesabaran, dan mereka dengan ayat-ayat Kami yakin."
يهدون بأمرنا
Berarti mereka berpegang teguh dengan nilai-nilai kebenaran. Perpegang teguh juga berarti memiliki kapasitan keilmuan dan pemahaman dengan masalah-masalah (understanding the issues) yang dihadapi oleh kepemimpinannya. Dalam bahasa politik inilah yang disebut dengan kapasitas dan kapabilitas.
لما صبروا
Direktur Jamaica Muslim Center
Presiden Nusantara Foundation USA
Keteladanan berikutnya dari kisah Nabi Ibrahim adalah keteladanan dalam kepemimpinan. Keberhasilan Ibrahim melalui berbagai ujian itu menjadikannya matang dalam menjalani kehidupan ini.
Dengan kamatangan hidup itulah Allah mengangkat Ibrahim menjadi pemimpin bagi manusia (اماما للناس). Kepemimpinan adalah pilar kehidupan. Karenanya semua manusia pada dasarnya adalah pemimpin dalam hidupnya. Rasulullah SAW menggambarkan hidup itu seolah gembalaan yang harus dijaga, tapi sekaligus dipertanggung jawaban.
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
"Setiap kalian adalah gembala dan semuanya akan diminta pertanggungjawaban dari gembalaannya."
Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin bukan dengan tiba-tiba dan serta merta. Tapi melalui proses panjang dengan berbagai penempaan. Al-Qur'an menyampaikan:
واذابتلي ابراهيم ربه بكلمات فأتمها قال اني جاعلك للناس اماما قال و من ذريتي قال لاينال عهدي الظالمين
"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah), lalu dia menyempurnakan. Dia (Allah) berfirman: sesungguhnya Aku menjadikan kamu seorang pemimpin. Ibrahim berkata: dan juga dari kalangan anak keturunanku. Dia (Allah) menjawab: sesungguhnya keputusan Aku tidak akan diperoleh mereka yang zalim."
Setelah mencapai kematangan jiwa dan pengalaman hidup yang solid, Ibrahim memang berdoa untuk dijadikan pemimpin. Tapi Beliau meminta kepemimpinan yang berasas ketakwaan. Kepemimpinan yang membawa umatnya kepada ketaatan dan kesalehan individu dan kolektif.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما
"Wahai Tuhanku karuniakan kepada kami pasangan-pasangan dan anak keturunan yang menyejukkan hati. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Tiga Karakteristik Kepemimpinan Ibrahim
Secara mendasar, kepemimpinan Nabi Ibrahim memiliki tiga karakteristik dasar, seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'anul Karim:
وجعلنا منهم اءمةيهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون
"Dan Kami jadikan dari kalangan mereka pemimpin-pemimpin yang berpetunjuk dengan urusan Kami, memiliki kesabaran, dan mereka dengan ayat-ayat Kami yakin."
يهدون بأمرنا
Berarti mereka berpegang teguh dengan nilai-nilai kebenaran. Perpegang teguh juga berarti memiliki kapasitan keilmuan dan pemahaman dengan masalah-masalah (understanding the issues) yang dihadapi oleh kepemimpinannya. Dalam bahasa politik inilah yang disebut dengan kapasitas dan kapabilitas.
لما صبروا
Lihat Juga :