75.000 Kantong Daging Kambing Dam Jemaah Haji Indonesia Dikirim ke Tanah Air
Minggu, 02 Juli 2023 - 22:23 WIB
MAKKAH - Sebanyak 75.000 kantong daging kambing yang merupakan dam jemaah haji Indonesia akan dikirim ke Tanah Air. Seluruh daging tersebut selanjutnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) telah bekerja sama dengan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al Okaishiah, Makkah untuk mengurus hewan dam itu.
"Pengelolaan dam terintegrasi ini baru dilakukan tahun ini. Bagi petugas haji diwajibkan sedangkan untuk jemaah belum diwajibkan," ujarnya, Minggu (2/7/2023).
Hilman mengatakan, ini merupakan sebuah langkah besar dalam pengelolaan dam yang berdampak besar sekaligus menata ulang pola pembayaran dam. "Kita ingin ada perbaikan. Ini termasuk perlindungan kepada jemaah. Karena jelas dipilihnya, dibelinya, dipotongnya, dan dibagikannya," katanya.
Hilman menyebut, tata kelola dam yang baru ini bisa memberikan dampak besar kepada masyarakat di Indonesia. Sebelumnya, daging hewan dam jemaah haji hanya disalurkan ke penduduk Makkah. Dengan adanya pengelolaan ini maka bisa dikirim ke Indonesia.
"Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu. Langkah ini agar jadi model bisa dimanfaatkan tidak hanya di Saudi tapi sampai ke Indonesia," ucapnya.
Hilman menambahkan, Kemenag sudah menggandeng Baznas dalam pendistribusian daging hewan dam. Untuk tahun ini, ada 3. 117 ekor kambing yang disembelih. 2.674 dari petugas dan 443 dari jemaah.
"Untuk tahun ini ada 3.117 kambing kurang lebih bisa jadi 75.000 kantong," kata Ketua Baznas Noor Achmad.
Potensi daging hewan dam sangat besar. Jika ada 220.000 jemaah Indonesia menyembelih kambing untuk dam, maka bisa menghasilkan 4.5 juta kantong daging yang siap dikirim ke Indonesia.
"Manfaatnya sangat besar untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan di indonesia. Saat ini kita punya 4,5 juta kemiskinan ekstrem dan 6 juta kasus stunting. Dengan persediaan daging yang besar meski baru uji coba kalau nanti hasilnya bagus akan diteruskan ke depannya," ucapnya.
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag Arsad Hidayat mengatakan, tata kelola dam ini tidak cuma soal akuntabilitas, tapi kesempurnaan syariat. Sebab, kambing untuk dam juga ada syarat yang harus dipenuhi. Adanya kerja sama ini, kata Arsad, kambing yang dipilih sudah sesuai dengan syariat, begitu juga dengan proses penyembelihan hingga daging didistribusikan.
"Pengiriman daging harus diproses dulu. Dimasak setengah matang yang akan dikirim ke masyarakat Indonesia. Ini juga dalam rangka pengentasan kemiskinan, kita dari haji punya kontribusi dan peran," ujarnya.
Kepala Daker Makkah Khalilurrahman mengatakan, RPH Al-Okaishiah ini memiliki standar tata kelola yang baik. Seluruh fasilitas ditangani oleh pekerja profesional. Jemaah yang menyembelih hewan di sini juga lebih tenang karena bisa memilih kambing sendiri, melihat penyembelihan hingga menjadi daging yang siap didistribusikan.
Tak hanya itu, RPH ini memiliki cold storage yang menjamin daging tetap fresh sebelum dikirim ke Indonesia. Harga kambing juga masuk akal, yakni SAR600 jika dirupiahkan nilainya sekitar Rp2,4 juta.
"Tujuannya mewujudkan akuntabilitas pembayaran dam khususnya petugas. Juga dalam rangka edukasi tata kelola dam sesuai syariah yang akuntable, transparan, dan profesional," katanya.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) telah bekerja sama dengan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al Okaishiah, Makkah untuk mengurus hewan dam itu.
"Pengelolaan dam terintegrasi ini baru dilakukan tahun ini. Bagi petugas haji diwajibkan sedangkan untuk jemaah belum diwajibkan," ujarnya, Minggu (2/7/2023).
Hilman mengatakan, ini merupakan sebuah langkah besar dalam pengelolaan dam yang berdampak besar sekaligus menata ulang pola pembayaran dam. "Kita ingin ada perbaikan. Ini termasuk perlindungan kepada jemaah. Karena jelas dipilihnya, dibelinya, dipotongnya, dan dibagikannya," katanya.
Hilman menyebut, tata kelola dam yang baru ini bisa memberikan dampak besar kepada masyarakat di Indonesia. Sebelumnya, daging hewan dam jemaah haji hanya disalurkan ke penduduk Makkah. Dengan adanya pengelolaan ini maka bisa dikirim ke Indonesia.
"Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu. Langkah ini agar jadi model bisa dimanfaatkan tidak hanya di Saudi tapi sampai ke Indonesia," ucapnya.
Hilman menambahkan, Kemenag sudah menggandeng Baznas dalam pendistribusian daging hewan dam. Untuk tahun ini, ada 3. 117 ekor kambing yang disembelih. 2.674 dari petugas dan 443 dari jemaah.
"Untuk tahun ini ada 3.117 kambing kurang lebih bisa jadi 75.000 kantong," kata Ketua Baznas Noor Achmad.
Potensi daging hewan dam sangat besar. Jika ada 220.000 jemaah Indonesia menyembelih kambing untuk dam, maka bisa menghasilkan 4.5 juta kantong daging yang siap dikirim ke Indonesia.
"Manfaatnya sangat besar untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan di indonesia. Saat ini kita punya 4,5 juta kemiskinan ekstrem dan 6 juta kasus stunting. Dengan persediaan daging yang besar meski baru uji coba kalau nanti hasilnya bagus akan diteruskan ke depannya," ucapnya.
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag Arsad Hidayat mengatakan, tata kelola dam ini tidak cuma soal akuntabilitas, tapi kesempurnaan syariat. Sebab, kambing untuk dam juga ada syarat yang harus dipenuhi. Adanya kerja sama ini, kata Arsad, kambing yang dipilih sudah sesuai dengan syariat, begitu juga dengan proses penyembelihan hingga daging didistribusikan.
"Pengiriman daging harus diproses dulu. Dimasak setengah matang yang akan dikirim ke masyarakat Indonesia. Ini juga dalam rangka pengentasan kemiskinan, kita dari haji punya kontribusi dan peran," ujarnya.
Kepala Daker Makkah Khalilurrahman mengatakan, RPH Al-Okaishiah ini memiliki standar tata kelola yang baik. Seluruh fasilitas ditangani oleh pekerja profesional. Jemaah yang menyembelih hewan di sini juga lebih tenang karena bisa memilih kambing sendiri, melihat penyembelihan hingga menjadi daging yang siap didistribusikan.
Tak hanya itu, RPH ini memiliki cold storage yang menjamin daging tetap fresh sebelum dikirim ke Indonesia. Harga kambing juga masuk akal, yakni SAR600 jika dirupiahkan nilainya sekitar Rp2,4 juta.
"Tujuannya mewujudkan akuntabilitas pembayaran dam khususnya petugas. Juga dalam rangka edukasi tata kelola dam sesuai syariah yang akuntable, transparan, dan profesional," katanya.
(abd)