Bagaimana Cara Menasihati Istri yang Berperilaku Buruk? Begini Anjuran Ulama

Senin, 03 Juli 2023 - 15:21 WIB
Ada cara yang dianjurkan para ulama bagi suami untuk menasehati istri-istrinya yang berperilaku buruk, salah satunya bersikap lembut padanya sehingga istri mau dinasihati. Foto ilustrasi/ist
Pernikahan merupakan ikatan antara suami istri yang menuntut setiap mereka untuk memenuhi hak-hak pasangannya dengan baik. Maka wajib bagi pasangan suami istri untuk memperlakukan pasangannya dengan baik dan memenuhi haknya yang merupakan kewajibannya dengan penuh kerelaan. Lantas bagaimana jika pasangan atau istri berperilaku buruk ? Apa yang harus dilakukan suami?

Perhatikan firman Allah Ta'ala berikut:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ


“Dan para wanita (istri) mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (QS. Al-Baqarah/2: 228)

Menurut Ustadz Muslim Al-Atsari, dai pengasuh bimbingan Islam, jika setiap pasangan suami istri melakukan segala kewajibannya masing-masing, maka kehidupan mereka akan bahagia dan keluarganya akan lestari. Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka akan timbul pertikaian dan kehidupan mereka menjadi tidak harmonis.



Adapun tentang masalah istri berperilaku buruk , maka Ustadz Muslim Al-Atsari memberikan saran nasihat bagi para suami beberapa hal berikut ini:

1. Koreksi diri sendiri

Hendaklah Anda memperhatikan diri sendiri, apakah Anda sudah melaksanakan hak-hak istri dengan baik, apakah Anda masih melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Bisa jadi istri berperilaku buruk itu ada sebabnya, yaitu dari perbuatan Anda sendiri. Karena musibah-musibah yang menimpa seseorang adalah dari akibat dosa-dosanya. Maka hendaklah koreksi diri, kemudian memperbaikinya. Semoga keadaan itu akan berubah menjadi lebih baik. Allah Ta’ala berfirman:

مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَآ أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ


“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa’/4:79)

Imam Qotadah –semoga Allah merahmatinya– mengatakan: “sebagai hukuman bagimu wahai anak Adam, disebabkan karena dosamu”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

2. Bersikap lembut kepada istri

Banyak nash-nash yang memerintahkan berbuat baik kepada istri dan memperhatikan keadaannya. Allah Ta’ala berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا


“Dan pergaulilah mereka (istri-istri) dengan cara yang ma’ruf. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa/4: 19)

Termasuk bersikap lembut kepada istri (sekali pun istri berperilaku buruk ed-), baik dengan perkataan atau dengan perbuatan. Dan sikap lemah lembut akan membawa kebaikan dengan izin Allah Ta’ala.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah sifat lemah lembut ada pada sesuatu, kecuali menjadikannya indah. Dan tidaklah sifat lemah lembut dihilangkan dari sesuatu kecuali menjadikannya buruk.” (HR. Muslim no. 2594)

3. Mendidik Istri

Mengharapkan kesempurnaan tanpa cacat pada istri adalah kemustahilan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perlakukanlah wanita dengan baik. Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian yang paling atas. Jika engkau luruskan, maka akan membuatnya patah. Namun jika kamu biarkan, maka dia akan tetap bengkok. Maka berlaku baiklah terhadap wanita”. (HR. Bukhari, no. 5186; dan Muslim, no. 1468/60)

Namun demikian, seorang suami sebagai kepala rumah tangga harus mendidik istri dan mengarahkan kepada kebaikan, dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.  Ada seorang sahabat bertanya: bagaimana maksud amanat disia-siakan?  Nabi menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

(HR. Bukhari No. 6015)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More