Benarkah Menikah di Bulan Muharram Dilarang dalam Islam?

Kamis, 06 Juli 2023 - 15:32 WIB
Masih ada mitos di kalangan masyarakat pulau Jawa bahwa menikah di bulan Muharram tepatnya di bulan Suro dilarang, padahal tidak demikian Islam memperbolehkan pasangan mau menikah di bulan apa saja. Foto ilustrasi/ist
Menikah di bulan Muharram bagi sebagian kalangan terutama masyarakat di Pulau Jawa sangat ditabukan atau dilarang, terutama di bulan Suro atau hari Asyura (hari ke-10 bulan Muharram). Sebab, Bulan Suro dianggap atau masih dipercaya sebagai bulan yang buruk untuk mengadakan hajatan pernikahan. Benarkah demikian? Bagaimana Islam memandang hal ini?

Istilah Suro berasal dari 'Asyura (bahasa Arab) yang artinya kesepuluh (maksudnya tanggal 10 bulan Suro). Istilah ini kemudian dijadikan sebagai bulan permulaan hitungan dalam takwim Jawa. Orang Jawa menyebutnyaSuro. Sementara dalam Islam, istilah Suro adalah bulan Muharram , bulan pertama dalam Kalender Hijriyah .

Muharam adalah bulan yang telah lama dikenal sejak pra Islam dan termasuk bulan haram yang dimuliakan Allah. Kemudian Khalifah Umar Bin Khattab menjadikan penanggalan Hijriyah (Islam) diawali dari bulan Muharram.

Dalam satu kajiannya,Gus Muwafiq mengatakan, orang Jawa memang punya banyak larangan saat bulan Suro. Mereka tidak berani mantu, senang-senang, bahkan sampai pindah rumah. "Ini orang yang terkadang salah paham. Orang Jawa ini paling takhayul. Orang yang paling percaya dengan barang-barang yang bikin orang musyrik. Buktinya apa, masak pas bulan Asyura (Suro)enggakberani menikah. Malah orang Jawa mempercayai kalau Nyi Roro Kidul mantu," kata Gus Muwafiq dalam-ceramahnya ditayangkan Channel Ulama Nusantara lewat Youtube.

Gus Muwafiq mengatakan memang ada peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Suro (Muharram). Muharram dianggap sebagai bulan duka karena tanggal 10 Asyuro, pasukan Yazid melakukan pembantaian terhadap cucu-cucu Rasulullah SAW.

Seluruh umat Islam pun berduka karena pembantaian sadis itu. Sejak itulah, orang Islam di seluruh dunia, bahkan masyarakat Jawa menjadikan bulan Suro sebagai bulan duka atau bulan belasungkawa.

"Jadi tidak ada kaitannya dengan Nyi Roro Kidul mengadakanpesta pernikahan," kata Gus Muwafiq.

Untuk diketahui, Muharram merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya waktu berputar ini sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu, ada empat bulan suci (Syahrul Haram). Tiga bulan berurutan: Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab; antara Jumadi tsaniah dan Syaban." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Di riwayat lain diterangkan,Muharram merupakan bulannya Allah. "Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram". (HR. Muslim 1163)

Jadi, larangan menikah atau menggelar hajatan di bulan Suro menurut pandangan syariat Islam adalah tidak benar.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More