Update, 667 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci
Selasa, 18 Juli 2023 - 16:57 WIB
MADINAH - Jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci bertambah menjadi 667 orang. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan ibadah haji.
Berdasarkan data dari laman resmi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tercatat jumlah jemaah haji yang wafat hingga Selasa (18/7/2023) pukul 09.05 Waktu Arab Saudi (WAS) mencapai 667 orang.
Angka tersebut melampaui jumlah jemaah haji yang wafat pada 2017 sebanyak 658 orang. Bahkan, angka tersebut melewati jumlah jemaah wafat saat Tragedi Mina di era 1990-an yang mencapai 649 orang.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji PHU Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengakui memang ada kenaikan drastis seusai masyair yakni di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Ini saya kira emang imbas daripada masyair. Kalau selama 2015-2017 emang di hari yang sama tertinggi ya," ujarnya.
Arsad mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengidentifikasi kira-kira apa langkah-langkah dan upaya yang bisa dilakukan khususnya dari tenaga kesehatan (nakes) untuk meminimalisasi angka kematian jemaah haji. "Memang dari 2007 yang tertinggi di 2017," katanya.
Peningkatan jumlah jemaah haji lansia dalam penyelenggaraan haji tahun ini, lanjut Arsad, ikut memengaruhi. Menurutnya, selama penyelenggaraan ibadah haji belum pernah jemaah lansia jumlahnya mencapai 67.000 orang.
"Di periode sebelumnya ada lansia, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Di samping faktor lain seperti kondisi cuaca," ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan, jemaah haji yang dirawat di Makkah paling banyak menderita pneumonia atau radang paru. Imran menyampaikan kenaikan kasus pneumonia ini terjadi pasca puncak ibadah haji atau fase Armuzna.
Berdasarkan data dari laman resmi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tercatat jumlah jemaah haji yang wafat hingga Selasa (18/7/2023) pukul 09.05 Waktu Arab Saudi (WAS) mencapai 667 orang.
Angka tersebut melampaui jumlah jemaah haji yang wafat pada 2017 sebanyak 658 orang. Bahkan, angka tersebut melewati jumlah jemaah wafat saat Tragedi Mina di era 1990-an yang mencapai 649 orang.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji PHU Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengakui memang ada kenaikan drastis seusai masyair yakni di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Ini saya kira emang imbas daripada masyair. Kalau selama 2015-2017 emang di hari yang sama tertinggi ya," ujarnya.
Arsad mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengidentifikasi kira-kira apa langkah-langkah dan upaya yang bisa dilakukan khususnya dari tenaga kesehatan (nakes) untuk meminimalisasi angka kematian jemaah haji. "Memang dari 2007 yang tertinggi di 2017," katanya.
Peningkatan jumlah jemaah haji lansia dalam penyelenggaraan haji tahun ini, lanjut Arsad, ikut memengaruhi. Menurutnya, selama penyelenggaraan ibadah haji belum pernah jemaah lansia jumlahnya mencapai 67.000 orang.
"Di periode sebelumnya ada lansia, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Di samping faktor lain seperti kondisi cuaca," ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 2023 dr. M. Imran mengatakan, jemaah haji yang dirawat di Makkah paling banyak menderita pneumonia atau radang paru. Imran menyampaikan kenaikan kasus pneumonia ini terjadi pasca puncak ibadah haji atau fase Armuzna.
(zik)