4 Ayat Al-Qur'an untuk Mengusir Setan dari Segala Arah
Kamis, 20 Juli 2023 - 13:49 WIB
Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa setan akan menggoda manusia dari empat arah yakni depan, belakang, kanan dan kiri. Perhatikan ayat berikut:
Artinya : Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al A’raf: 16-17)
Ada orang yang mungkin saja selamat dari arah depan, namun tak selamat dari arah kiri. Demikian pula yang selamat dari arah kiri, belum tentu selamat dari belakang.
Dalam Ighatsatul Lahfan, Ibnu Qayyim Al Jauziyah memberikan resep agar selamat dari godaan setan dari arah manapun. Beliau mengutip dari Syaqiq.
Beliau menyadari setiap hari setan mengincar dari empat arah. Dari arah depan, setan menakut-nakuti dengan putus asa dan putus harapan, ia pun membaca:
Artinya : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. Thaha 82)
Adapun dari arah belakang, lanjutnya, setan menakutiku dengan telantarnya orang-orang yang aku tinggalkan. Maka aku membaca:
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. (QS. Hud: 6)
Dari sebelah kananku, setan mendatangiku dari arah wanita. Maka aku membaca:
Artinya: Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al A’raf: 128)
Dari sebelah kiri, setan mendatangiku dari arah syahwat. Maka aku membaca:
Artinya : Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini (QS. Saba’: 54)
Empat ayat ini bisa menjadi perisai dari gangguang syetan. Baik dari arah depan, belakang, kanan dan kiri. Mengamalkan ayat-ayat ini, bukan berarti hanya membacanya saja. Namun juga merenungkan maknanya dan mengamalkan petunjuk di dalamnya.
Wallahu A'lam
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ . ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya : Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al A’raf: 16-17)
Ada orang yang mungkin saja selamat dari arah depan, namun tak selamat dari arah kiri. Demikian pula yang selamat dari arah kiri, belum tentu selamat dari belakang.
Dalam Ighatsatul Lahfan, Ibnu Qayyim Al Jauziyah memberikan resep agar selamat dari godaan setan dari arah manapun. Beliau mengutip dari Syaqiq.
Beliau menyadari setiap hari setan mengincar dari empat arah. Dari arah depan, setan menakut-nakuti dengan putus asa dan putus harapan, ia pun membaca:
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
Artinya : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. Thaha 82)
Adapun dari arah belakang, lanjutnya, setan menakutiku dengan telantarnya orang-orang yang aku tinggalkan. Maka aku membaca:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. (QS. Hud: 6)
Dari sebelah kananku, setan mendatangiku dari arah wanita. Maka aku membaca:
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al A’raf: 128)
Dari sebelah kiri, setan mendatangiku dari arah syahwat. Maka aku membaca:
وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ
Artinya : Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini (QS. Saba’: 54)
Empat ayat ini bisa menjadi perisai dari gangguang syetan. Baik dari arah depan, belakang, kanan dan kiri. Mengamalkan ayat-ayat ini, bukan berarti hanya membacanya saja. Namun juga merenungkan maknanya dan mengamalkan petunjuk di dalamnya.
Wallahu A'lam
(wid)