Tanda-tanda Akhir Zaman, Berlomba-lomba dalam Kemewahan
Kamis, 10 Agustus 2023 - 22:54 WIB
Dalam Buku 40 Hadits Peristiwa Akhir Zaman karya Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi dijelaskan bahwa di antara tanda-tanda akhir zaman yaitu berlomba-lomba dalam kemewahan. Orang-orang akan sibuk menampilkan kemewahan, pamer harta dan bahkan bermegah-megahan dalam membangun masjid.
Apakah keadaaan tersebut sudah terjadi hari ini? Mari kita simak Hadis Nabi berikut dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Beliau berkata:
"Kami sedang duduk bersama Rasulullah ﷺ di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus'ab bin Umair dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang bertambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah melihatnya beliau menangis dan meneteskan air mata karena mengenang kemewahan Mus'ab ketika berada di Mekkah dahulu (sangat dimanjakan oleh ibunya). Karena memandang nasib Mus'ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Bagaimana keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu sore dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka'bah?
Maka para sahabat menjawab: "Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik daripada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki."
Lalu Nabi ﷺ bersabda: "Tidak! Keadaan kamu hari ini lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu." (HR At-Tirmidzi)
Hikmah
Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi menjelaskan makna Hadis di atas. Rasulullah ﷺ menerangkan bahwa umatnya pada suatu waktu akan mendapat kekayaan dan kelapangan dalam kehidupan. Di waktu pagi memakai satu pakaian dan di waktu sore memakai pakaian yang lain pula. Hidangan makan tak putus-putus. Rumah-rumah mereka indah dan dihias dengan beraneka ragam perhiasan.
Dalam keadaan demikian, kita juga mungkin akan berkata seperti sahabat: "Kalau semuanya sudah beres, maka mudahlah hendak melaksanakan ibadah. Tetapi Nabi kita Muhammad ﷺ justru mengatakan keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk umatnya. Artinya lebih memberikan kesempatan untuk kita melakukan ibadah.
Penting dikertahui, kemewahan hidup akan membuat seseorang lalai dan menghalanginya dari beribadah kepada Allah subhanahu wa Ta'ala, seperti yang terjadi hari ini. Segala yang kita miliki walaupun tidak melebihi keperluan, namun rasanya sudah mencukupi. Apabila dibandingkan dengan kehidupan para sahabat, kita jauh lebih mewah dari mereka, sedangkan ibadah kita sangat jauh ketinggalan.
Kekayaan dan kemewahan yang ada, sering kali menyibukkan dan menghalangi kita dari berbuat ibadah. Kita sibuk mengumpulkan harta dan menjaganya dan sibuk untuk menambah lebih banyak lagi. Tak ubahnya seperti apa yang pernah disabdakan Rasulullah ﷺ dalam satu Hadis: "Seandainya seorang anak Adam itu telah memiliki satu lembah emas, dia berhasrat untuk mencari lembah yang kedua, sehingga ia dimasukkan ke dalam tanah (menemui kematian)."
Begitulah gambaran kerakusan manusia dalam mengumpulkan harta kekayaan. Ia senantiasa mencari dan menambah, sehingga ia menemui kematian. Maka ketika itu, barulah ia menyadari diri dengan seribu satu penyesalan. Tetapi waktu itu penyesalan sudah tidak berguna lagi.
Fenomena hari ini, banyak di antara umat muslim tak peduli lagi waktu sholat atau panggilan adzan. Semua waktu lebih banyak digunakan untuk mencari harta dan mengumpulkan kekayaan. Orang yang bijaksana adalah orang yang mempunyai perhitungan untuk waktu Akhirat-nya dan menjadikan dunia sebagai tempat bertanam dan Akhirat tempat memetik buahnya.
Berlomba-lomba dalam kemewahan juga pernah diperingatkan Nabi sebagai salah satu tanda-tanda Kiamat. Beliau bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid." (HR Abu Dawud)
Sejatinya membangun masjid adalah memakmurkan masjid dengan menghidupkannya dengan ibadah dan dakwah. Bukan menghiasi atau mempercantiknya secara berlebihan sebagaimana kebiasaan orang-orang Yahudi yang senang menghiasi tempat ibadahnya. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah akhir zaman.
Apakah keadaaan tersebut sudah terjadi hari ini? Mari kita simak Hadis Nabi berikut dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu. Beliau berkata:
"Kami sedang duduk bersama Rasulullah ﷺ di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus'ab bin Umair dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang bertambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah melihatnya beliau menangis dan meneteskan air mata karena mengenang kemewahan Mus'ab ketika berada di Mekkah dahulu (sangat dimanjakan oleh ibunya). Karena memandang nasib Mus'ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Bagaimana keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu sore dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka'bah?
Maka para sahabat menjawab: "Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik daripada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki."
Lalu Nabi ﷺ bersabda: "Tidak! Keadaan kamu hari ini lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu." (HR At-Tirmidzi)
Hikmah
Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi menjelaskan makna Hadis di atas. Rasulullah ﷺ menerangkan bahwa umatnya pada suatu waktu akan mendapat kekayaan dan kelapangan dalam kehidupan. Di waktu pagi memakai satu pakaian dan di waktu sore memakai pakaian yang lain pula. Hidangan makan tak putus-putus. Rumah-rumah mereka indah dan dihias dengan beraneka ragam perhiasan.
Dalam keadaan demikian, kita juga mungkin akan berkata seperti sahabat: "Kalau semuanya sudah beres, maka mudahlah hendak melaksanakan ibadah. Tetapi Nabi kita Muhammad ﷺ justru mengatakan keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk umatnya. Artinya lebih memberikan kesempatan untuk kita melakukan ibadah.
Penting dikertahui, kemewahan hidup akan membuat seseorang lalai dan menghalanginya dari beribadah kepada Allah subhanahu wa Ta'ala, seperti yang terjadi hari ini. Segala yang kita miliki walaupun tidak melebihi keperluan, namun rasanya sudah mencukupi. Apabila dibandingkan dengan kehidupan para sahabat, kita jauh lebih mewah dari mereka, sedangkan ibadah kita sangat jauh ketinggalan.
Kekayaan dan kemewahan yang ada, sering kali menyibukkan dan menghalangi kita dari berbuat ibadah. Kita sibuk mengumpulkan harta dan menjaganya dan sibuk untuk menambah lebih banyak lagi. Tak ubahnya seperti apa yang pernah disabdakan Rasulullah ﷺ dalam satu Hadis: "Seandainya seorang anak Adam itu telah memiliki satu lembah emas, dia berhasrat untuk mencari lembah yang kedua, sehingga ia dimasukkan ke dalam tanah (menemui kematian)."
Begitulah gambaran kerakusan manusia dalam mengumpulkan harta kekayaan. Ia senantiasa mencari dan menambah, sehingga ia menemui kematian. Maka ketika itu, barulah ia menyadari diri dengan seribu satu penyesalan. Tetapi waktu itu penyesalan sudah tidak berguna lagi.
Fenomena hari ini, banyak di antara umat muslim tak peduli lagi waktu sholat atau panggilan adzan. Semua waktu lebih banyak digunakan untuk mencari harta dan mengumpulkan kekayaan. Orang yang bijaksana adalah orang yang mempunyai perhitungan untuk waktu Akhirat-nya dan menjadikan dunia sebagai tempat bertanam dan Akhirat tempat memetik buahnya.
Berlomba-lomba dalam kemewahan juga pernah diperingatkan Nabi sebagai salah satu tanda-tanda Kiamat. Beliau bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid." (HR Abu Dawud)
Sejatinya membangun masjid adalah memakmurkan masjid dengan menghidupkannya dengan ibadah dan dakwah. Bukan menghiasi atau mempercantiknya secara berlebihan sebagaimana kebiasaan orang-orang Yahudi yang senang menghiasi tempat ibadahnya. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah akhir zaman.
(rhs)